the Voice of God

Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah. (Yeremia 33:6)

January 31, 2018

Damai di Hati


Bacaan Alkitab: Filipi 4:2-9

Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Filipi 4:7



Shalom...shalom semua kekasih Kristus.

Tuhan Yesus mau hidup Anda damai. Itu sebabnya Dia mendamaikan diri Anda dengan Allah. Yesus juga ingin di dalam hati Anda ada damai. Salah satu yang menghambarkan damai adalah kepahitan atau luka batin. Seringkali kepahitan muncul dari orang-orang terdekat dengan kita, mereka yang kita percayai dan kasihi. Sembilan puluh persen kepahitan yang merusak jiwa terjadi di dalam rumah tangga: orangtua-anak, kakak-adik, dan porsi terbesar suami-istri.

Jika ingin sembuh dari kepahitan, pilihan yang baik dan sesuai kehendak Tuhan adalah melepaskan diri dari kepahitan. Jangan mau berada di bawah bayangan kepahitan. Tuhan selalu terbuka bagi anak-anak-Nya yang datang mohon kesembuhan. Apa saja tindakan untuk bisa sembuh dari kepahitan?

(1) Kemauan dari si penderita untuk sembuh. Tuhan sendiri tidak dapat memaksakan rahmat kesembuhan bagi seseorang (bdk. Yoh 5:6).

(2) Perlu waktu. Waktu yang dibutuhkan tidak sama untuk setiap orang. Bagi orang tertentu mungkin sehari cukup, ada yang beberapa hari atau mungkin berminggu-minggu, sampai akhirnya kepahitan itu sembuh.

(3) Harus ada rasa aman. Kalau kita harus menghadapi orang yang telah melukakan kita dan kita tetap merasa tidak aman atau merasa ada kemungkinan ia akan melukai kita lagi, maka kita akan sulit mengalami penyembuhan.

(4) Perlu komunitas dan kesibukan baru. Bertemu dengan orang yang menyebalkan setiap hari itu tidak bahagia, tetapi tetap harus dijalani. Karena itu, baik jika punya kesibukan lain di luar rumah dan teman-teman yang bisa saling membantu. Kegiatan pelayanan dan sosial sering merupakan terapi yang baik.

(5) Ada semangat untuk mengampuni. Orang yang tidak mau mengampuni berarti menghalangi rahmat Allah. Pengampunan adalah syarat mutlak untuk mendapatkan penyembuhan (lih. Mrk. 11:25-26). Pengampunan pertama-tama adalah soal keputusan dan bukan perasaan. Setelah mengampuni, sikap kita harus berubah, tidak seperti dulu lagi yang bisa terus-menerus menyakiti diri sendiri.

Doa saya kiranya damai Tuhan Yesus turun atas diri kita dan menguatkan kita untuk sembuh dari segala kepahitan. Saya rasa tidak ada alasan bagi kita untuk cepat-cepat putus asa dan mengingkari kehidupan yang kadang-kadang pahit.
(renunganhariankristen)

DAMAI DARI YESUS MEMAMPUKAN KITA SEMBUH DARI KEPAHITAN.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 30, 2018

Melatih Otot Rohani


Bacaan: 1 Timotius 4

Shalom Sahabat dan Kekasih Kristus,

Bagi seorang atlet, selain menjaga asupan makanan, latihan merupakan keharusan agar kondisi tetap prima. Secara rohani, kita juga seorang "atlet"; dan latihan juga merupakan keharusan supaya otot-otot rohani tetap kencang dan tangguh menghadapi apa pun tantangan yang menghadang.

Usia belia tatkala menerima tampuk pelayanan yang sebelumnya dikerjakan Paulus besar kemungkinan menjadi halangan psikologis bagi Timotius untuk melanjutkan pelayanan Tuhan yang besar. Paulus memiliki keyakinan bahwa hal terpenting yang mesti dikerjakan Timotius agar ia mampu melanjutkan pelayanan anugerah Tuhan adalah dengan terus melatih diri beribadah (ay. 7). Alkitab Today's English Version menulis demikian:

"Keep yourself in training for a godly life". 

Penting untuk selalu berada dalam arena berlatih untuk hidup dalam kesalehan. Simaklah bagaimana zaman itu "cerita-cerita takhayul nenek-nenek tua" sedemikian mencengkeram pemahaman orang terhadap kebenaran (ay. 7a); perdebatan tentang tata cara dunia serta makanan yang haram/ tidak haram. Orang sudah mengabaikan yang utama, yaitu bagaimana terus hidup dalam kesalehan di hadapan Allah, bukan semata perbuatan-perbuatan lahiriah.

Pandangan-pandangan apa yang saat ini mengombang-ambingkan kita? Kegentaran-kegentaran apa saja yang melemahkan iman kita hari-hari ini? Dalam anugerah Tuhan, kiranya kita ditolong menaati firman-Nya, yaitu untuk terus berada di arena latihan kesalehan hidup. Otot-otot rohani kita akan terus mendapat kekuatan baru dalam relasi yang intim dengan-Nya.
(AHW/renunganharian.net)

LATIHLAH OTOT ROHANI KITA AGAR TETAP "KENCANG".
DALAM ANUGERAH-NYA, UJIAN HIDUP AKAN KITA LALUI TANPA GONCANG.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 29, 2018

Murah Hati Seperti Bapa


Bacaan Alkitab: Lukas 6:30-36

Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. Lukas 6:36



Seorang anak muda datang ke sebuah toko raksasa bahan bangunan. Ia membeli sekotak kecil paku yang harganya hanya 1,5 dolar. Sampai di kasir, ia dengan malu sambil meminta maaf mengeluarkan uang 100 dolar karena tidak punya uang kecil. Si kasir kebingungan karena tidak punya uang kembali. Berpikir sejenak, akhirnya ia kembalikan uang 100 dolar itu, membuka dompetnya sendiri dan mengeluarkan uang sebesar 1,5 dolar.

Selang tiga hari, saat si kasir sedang bekerja, datanglah supervisor toko raksasa itu bersama dua orang lainnya, yang satu si anak muda itu dan satu lainnya seorang yang lebih tua. Supervisor menyalami si kasir, sambil berkata, Nona kasir, kerjamu bagus sekali. Tuan pimpinan ingin memberi penghargaan dan mengangkat jabatanmu. Ternyata, anak muda itu adalah anak dari salah satu pemilik jaringan toko raksasa itu.

Dalam ayat-ayat bacaan kita hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan tentang kemurahan hati. Prinsip kemurahan hati yang diajarkan oleh Yesus adalah:

Pertama, kemurahan hati harus berdasarkan kerelaan dan ketulusan. Tidak ada motivasi ingin mendapat kembali apa yang sudah diberikan atau balasan dalam bentuk yang lain. Pemberian yang didasari motivasi untuk mendapatkan sesuatu balasan bukanlah pemberian yang tulus dan karena itu tidak termasuk kemurahan hati.

Kedua, kemurahan hati harus rela merugi. Kasir itu rela rugi karena ia bermurah hati kepada anak muda itu. Seorang yang bermurah hati tidak menghitung untung-rugi dalam perbuatannya. Sikap hitung-hitungan tidak akan pernah menjadikan kita orang yang bermurah hati. Saya kadangkala tidak tega menawar kepada tukang sayur atau buah karena tahu mereka sebenarnya untung tidak seberapa. Saya belajar bermurah hati.

Ketiga, kemurahan hati dinyatakan kepada orang yang tidak patut menerimanya. Jika kita berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita, kita tidak lebih baik daripada orang berdosa. Mereka juga melakukan hal yang sama. Kemurahan hati sejati justru dinyatakan kepada orang yang tidak tahu berterima kasih kepada kita atau bahkan musuh kita. Tentu ini sangat sulit dilakukan, tetapi inilah yang menyatakan kita adalah anak-anak Allah. Jika kita ingin menyerupai Bapa kita di sorga, bermurah hatilah.
(renunganhariankristen)

MURAH HATI ADALAH SIFAT ANAK-ANAK ALLAH. IA IKHLAS MEMBERI DAN RELA MERUGI TANPA MENUNTUT BALASAN.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 28, 2018

Menikmati Keseimbangan Hidup


Bacaan Alkitab: Kejadian 26:1-6, 12-14

Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Kejadian 26:12



Shalom, Selamat hari Minggu kekasih dan sahabat Kristus.

Apakah punya kekayaan dan menjadi kaya itu salah? Tidak. Abraham, Ishak, Yakub, Ayub, Daud, Salomo adalah orang-orang yang sangat kaya. Mereka diberkati dengan berlimpah, melebihi orang-orang lain. Ada orang yang menabur dengan bekerja mati-matian tetapi tidak mendapat hasil. Tiba-tiba kena hama, cuaca buruk atau dicuri, habislah semuanya. Namun Ishak sekali menabur, ia mendapat hasil seratus kali lipat.

Ingatlah, yang membuat kita diberkati jadi kaya itu adalah karena Tuhan. Yang banyak terjadi adalah kita lebih sering mencari berkat, bukan sumber berkat itu. Fokus kita pada kekayaan duniawi bukan pada kekayaan sorgawi. Nah, kalau sudah demikian, percuma. Kita salah karena telah jadi budak atas harta. Tuhan tidak senang itu, Dia mau kita jadi tuan atas harta.

Jika harta jadi tuan di dalam hidup maka kita dibelenggu dan diperbudak oleh harta. Itu membuat kita menderita. Akan datang segala kekhawatiran, ketakutan, kekikiran, kerakusan, dan ketegangan. Kita tidak lagi bisa menikmati harta dan kehidupan kita. Semua terfokus pada harta, bagaimana mendapatkan harta sebanyak-banyaknya. Hidup jadi tidak lagi rileks. Tidak ada lagi hari-hari tenang, hilang sudah sukacitanya. Bahkan bisa timbul segala macam yang jahat ketika kita mulai cinta akan uang.

Kita perlu bekerja selagi hidup karena hidup memang perlu uang. Namun, jangan habiskan hidup kita hanya untuk mengejar harta, omzet, orderan sehingga kerja gila-gilaan . Atau sebaliknya jangan pula bermalas-malasan. Kalau mau berhasil dalam pekerjaan, kita harus rajin dan giat bekerja.
Ada suatu keseimbangan. Tuhan mau kita bahagia dan seimbang supaya bisa bekerja dengan baik dan juga menikmati hidup.
Nikmatilah hidup. Kita bisa menikmati lezatnya caramel machiato, almond croissant, entah Anda menikmatinya sendiri, monggo atau bersama keluarga atau teman, ya monggo Nikmatilah hasil keringat dan harta kita, sendiri atau dengan berbagi kepada sesama. Melihat orang bahagia itu juga membahagiakan hati.

Yuk aaah, saya mau nikmati harta berkat dari Tuhan Yesus. Hayo siapa mau ikut? Kita makan pangsit kuah aja nanti saya bayarin. Saya makan pangsitnya, kamu makan kuahnya.. hahaha..
(renunganhariankristen)

SUMBER BERKAT DI DUNIA ADALAH YESUS. TIDAK PERLU KERJA MATI-MATIAN, KITA HANYA PERLU KESEIMBANGAN DALAM MENJALANI HIDUP.

Selamat beribadah bersama keluarga kepada Tuhan,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 27, 2018

Semuanya dari-Mu, Semuanya Milik-Mu


Bacaan Alkitab: 1 Tawarikh 29:10-19

Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu. 1 Tawarikh 29:14


Kalau kita menghitung sumbangan pribadi Daud untuk pembangunan bait Allah dalam nilai uang masa kini, pastilah kita tercengang. Tiga ribu talenta emas saja nilainya mencapai Rp75 triliun (asumsinya 1 talenta = 50 kg, 1 gram emas Rp500.000). Mengapa Daud berani memberikan sebesar itu? Kita bisa mendapatkan jawabannya dari ayat 12, 14, dan 16. Tiga kali ia mengungkapkan hal yang serupa. Daud memiliki pemahaman yang benar tentang Allah dan kekayaan. Pertama, ia memahami bahwa segala sesuatu harta, kuasa, kemuliaan adalah milik Tuhan. Tidak ada satu pun dari segala hal itu yang atasnya manusia boleh mengklaim, Itu punya saya. Kedua, ia memahami bahwa Tuhanlah yang memberikan kepada manusia segala hal itu. Jerih payah manusia tidak menambahi sedikit pun berkat Allah (bdk. Mzm. 127:2). Manusia hanyalah penatalayan (steward).

Atas dua pemahaman itulah, Daud sanggup memberikan persembahan yang sangat besar kepada Allah dengan tulus. Ia tidak merasa rugi atau takut hartanya berkurang. Perasaan rugi timbul kalau kita merasa itu milik kita dan menjadi berkurang ketika diberikan. Namun, kalau saya merasa itu bukan milik saya tetapi milik Allah, maka saya hanya mengembalikan apa yang diberikan-Nya.

Dosa telah merusak pemahaman manusia tentang harta dan kepemilikan. Karena kita bekerja mendapatkan semua itu, kita merasa berhak untuk menguasai sepenuhnya. Kita mengklaim diri sebagai pemilik dan penguasa atas apa yang sebenarnya dimiliki Allah. Inilah pembajakan rohani.

Mari kita kembali kepada ajaran Kitab Suci. Mari kita belajar dari keteladanan Daud. Sungguh-sungguh ia tidak memikirkan menyimpan harta untuk tujuh turunan. Daud tidak pernah diperhamba harta. Ia menjadi penatalayan segala milik yang dipercayakan Allah kepada-Nya. Mari kita akui seperti Daud mengakui: segala kelimpahan bahan-bahan yang kami sediakan adalah dari tangan-Mu sendiri dan punya-Mulah segala-galanya. (ay. 16).
(renunganhariankristen)

SEMUA ADALAH MILIK TUHAN, MAKA JANGAN BERAT MENGEMBALIKAN KEPADA-NYA.

selamat berakhir pekan bersama keluarga dan persiapkan diri utk ibadah dan pelayanan Minggu besok.
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 26, 2018

Pesan Terakhir


Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 1:6-11

Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. Kisah Para Rasul 1:8


Pesan terakhir dari seseorang yang akan meninggalkan dunia merupakan sebuah amanat yang dinilai sangat penting, baik oleh sang pemberi pesan maupun oleh sang penerima pesan. Sang penerima pesan biasanya akan mengiyakan dan melakukan amanat terakhir dari orang yang dikasihinya dengan sungguh-sungguh.

Ayat emas hari ini merupakan pesan terakhir Yesus sebelum naik ke sorga. Sebuah amanat agung kepada para murid mengenai misi. Ini menunjukkan betapa penting misi yang disampaikan-Nya untuk dikerjakan oleh para rasul. Misinya adalah menjadi saksi Kristus di Yerusalem, Yudea, Samaria, dan bahkan sampai ke ujung bumi. Misi untuk menyebarkan kesaksian tentang Kristus Yesus, Sang Juruselamat dunia. Yesus yang datang ke dunia dari sorga, rela mati disalibkan demi menebus dosa manusia, tapi bangkit pada hari yang ketiga.

Menjadi saksi Kristus bukanlah hal yang mudah. Mengapa? Kata saksi di dalam bahasa aslinya adalah martus, yang dapat diartikan sebagai martir. Kata ini memiliki arti seseorang yang memberi kesaksian melalui kematiannya. Kematian di sini memiliki pengertian tertentu, yaitu bisa kematian secara sosial, ekonomi, atau bahkan secara fisik, mati syahid.

Pada konteks di masa sekarang, menjadi saksi Kristus tidak selalu identik dengan kematian secara fisik. Menjadi saksi Kristus pada zaman ini, lebih pada mematikan status sosial atau ekonomi kita. Kita melepaskan sementara status sosial kita di dunia untuk mengabarkan kematian Yesus. Kita meninggalkan sementara kemapanan ekonomi kita demi menjangkau orang-orang yang terlantar dan tersisihkan sehingga mereka bisa merasakan kasih Allah kepada mereka yang begitu besar.

Pesan penting terakhir Yesus disampaikan kepada semua orang percaya. Sebuah amanat agung yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh setiap murid Kristus. Para rasul mengerjakan amanat ini karena mereka begitu mengasihi Yesus. Bagaimana dengan kita? Apakah kita pernah memberitakan Injil secara pribadi? Jikalau kita mengasihi Yesus, jangan sia-siakan waktu untuk menyampaikan kesaksian hidup-Nya melalui hidup kita. Lakukanlah hari ini juga. Jadilah saksi Kristus, beritakan Injil!

PESAN MISI KRISTUS ADALAH SEBUAH AMANAT AGUNG UNTUK MENYAMPAIKAN BERITA KEMATIAN DAN KEBANGKITAN-NYA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 25, 2018

Tidak Terbantahkan


Bacaan Alkitab: Matius 23:37-39

Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya. Matius 23:37


Penulis buku Putting Jesus in His Place, menyampaikan: kesulitan terbesar orang-orang pada diri Yesus bukan menyangkal akan keberadaanNya yang historis, tetapi mengakui-Nya bahwa Dia adalah Allah. Dari zaman ke zaman orang mudah kalau menerima Yesus sebagai seorang nabi, seseorang yang pernah tercatat di dalam sejarah, guru yang mengajarkan tentang keluhuran moral, memiliki hati yang penuh kasih, tapi lain cerita kalau mengakuinya sebagai Allah. Hal ini sulit sekali untuk diterima, intinya Yesus hanya diterima sebagai manusia biasa saja.

Perikop bacaan kita hari ini adalah salah satu bagian yang mengungkapkan diri Tuhan Yesus. Pada ayat 37a, Yesus berkata, Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Dia berbicara tentang masa lampau, nabi-nabi yang dimaksudkan pada PL sebelum Yesus (secara manusia jasmani) ada di dalam dunia. Suatu masa dengan rentang waktu yang begitu jauh. Dilanjutkan ayat 37b, Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Perhatikan kalimat lanjutan ini memakai kata ganti orang pertama, yaitu Aku , diri Tuhan Yesus sendiri. Artinya, Dia sudah ada sejak masa lampau, bahkan sebelum orang-orang yang di hadapan-Nya saat itu ada. Bagian ini juga menunjukkan bahwa Yesus-lah yang berkarya pada masa lampau itu, Dia-lah yang mengutus para nabi. Sekaligus menyatakan, Dia mengetahui segala yang terjadi pada masa lampau. Inilah salah satu bagian yang membuktikan bahwa Yesus adalah Allah, tepat seperti yang Paulus katakan, Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia (Kol. 1:17).

Tidak pernah ada seorang pun yang hidup di dunia ini, bisa mengetahui sejarah kehidupan dunia ini dengan sangat detail, kecuali Tuhan Yesus yang adalah Allah. Sekalipun banyak ajaran dan opini yang mencoba menyangkal bahwa Yesus adalah Allah, tapi itu tidak akan pernah merubah fakta yang sesungguhnya bahwa Yesus yang kita percayai adalah 100% manusia dan 100% Allah.

Sadarilah kenyataan ini dan marilah kita bersyukur karena bisa percaya kepada-Nya, semua karena anugerah-Nya.
(Renunganhariankristen)

KEMANUSIAAN DAN KEILAHIAN YESUS TIDAK BISA DIPUNGKIRI, PERCAYAKAN HIDUP KITA SEPENUHNYA KEPADA-NYA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!



Sumber Ilustrasi Gambar : 
http://www.bbc.com/news/magazine-35120965

January 24, 2018

Mengapa Amalek Harus Musnah? (2)


Bacaan Alkitab: 1 Samuel 15:1-3

Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir, bahwa engkau didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah. Ulangan 25:17-18


Mengapa Amalek harus dimusnahkan? Ini pertanyaan yang mengganggu pikiran banyak orang Kristen masa kini, bahkan ada orang menganggap Allah Perjanjian Lama adalah Allah yang keji. Renungan kemarin sudah memberi penjelasan pertama.

Penjelasan kedua berkenaan dengan pemusnahan Amalek adalah berkaitan dengan janji Allah dan sejarah. Ketika bangsa Israel keluar dari Mesir, mereka berjalan mendekati tanah Amalek. Alih-alih bersimpati atau menolong, Amalek justru menyerang mereka yang sedang letih dan lesu dengan taktik perang yang licik. Dalam Ulangan 25:19, ada perintah Tuhan untuk memusnahkan bangsa itu. Bileam yang disewa Raja Moab, Balak, untuk mengutuki bangsa Israel ternyata malah memberkati Israel dan mengutuki musuh-musuhnya termasuk Amalek. Bileam tentulah tidak sadar bahwa Tuhan sudah menyatakan jauh hari sebelumnya kepada Abram, Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau (Kej 12:1-3). Amalek adalah bangsa yang mengutuk Israel dengan menghadang dan menyerang mereka. Perintah dalam Ulangan 25:19 ada di dalam konteks ajaran keadilan. Dapat disimpulkan bahwa pemusnahan Amalek adalah bagian dari pelaksanaan keadilan Allah yang berdasarkan janji-Nya kepada Abraham.

Allah tidak pernah sembarangan dalam bertindak. Allah bertindak menurut prinsip keadilan dan kebenaran. Ketika Allah menghukum suatu bangsa atau seseorang, itu bukanlah atas dasar pembalasan dendam yang emosional.
Ia menghukum bangsa yang patut dihukum dan Dia memberkati umat pilihan-Nya. Hal ini sekaligus menegaskan kepada kita bahwa sekalipun hari ini kita melihat umat Tuhan di mana-mana mengalami aniaya, penindasan, ancaman, hambatan di dalam melakukan ibadahnya, itu bukan berarti Tuhan Yesus berdiam diri. Tuhan akan bertindak pada waktu-Nya menegakkan keadilan bagi yang benar dan menghukum yang berlaku fasik. Jangan ragukan Dia! Jangan mempermainkan Dia dan umat yang dikasihi-Nya.
(renunganhariankristen)

SAAT KITA MENGALAMI PENINDASAN KARENA IMAN KITA, INGAT YESUS YANG AKAN DATANG SEBAGAI HAKIM YANG ADIL.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 23, 2018

Mengapa Amalek Harus Musnah? (1)


Bacaan Alkitab: 1 Samuel 15:1-3

Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai. 1 Samuel 15:3

Banyak pembaca Perjanjian Lama mengalami kesulitan ketika sampai pada teks yang berbicara tentang pemusnahan penduduk suatu kota atau bangsa. Ayat di atas adalah salah satu dari perintah yang Tuhan berikan lewat Nabi Samuel kepada Raja Saul. Pertanyaan kita adalah mengapa harus satu kota atau satu bangsa? Mengapa perempuan dan anak-anak, bahkan ternak pun harus dibinasakan?

Pertanyaan itu tidak akan dapat dijawab dengan sederhana. Namun, salah satu alasan yang menolong kita untuk memahaminya adalah soal dosa.

Bangsa-bangsa yang dimusnahkan itu menduduki Tanah Perjanjian yang akan Tuhan berikan kepada bangsa Israel. Bangsa Israel tidak dapat hidup damai berdampingan karena mereka adalah bangsa-bangsa yang fasik. Jika mereka tetap eksis, maka mereka akan memengaruhi umat pilihan untuk ikut jalan hidup berdosa. Sudah merupakan kebenaran umum bahwa keburukan lebih cepat merusak yang baik daripada kebaikan memperbaiki keburukan.
Atas dasar inilah Tuhan memberi perintah yang tegas. Jadi, dari aspek keadilan mereka menerima apa yang menjadi konsekuensi dosa: maut. Upah dosa adalah maut.

Lalu mengapa para wanita dan anak-anak juga harus mati? Karena dosa bukanlah perkara perbuatan pribadi saja. Ada yang disebut dosa struktural. Dosa yang sudah mengakar di dalam masyarakat, menjadi budaya. Wanita dan anak-anak memang tidak ikut mengangkat senjata tetapi bukan berarti mereka tidak berdosa atau membawa budaya dan benih dosa. Jika mereka dibiarkan hidup, dengan cepat mereka akan menyebarkan budaya dosa itu.

Allah adalah Allah yang adil dan suci. Dosa tidak akan dibiarkan. Setiap pendosa akan dihukum. Hukuman tidaklah menyatakan Allah itu keji, tetapi menyatakan Dia adil. Adil artinya setiap perbuatan mendapat balasan yang setimpal. Jadi bukan saja dosa dihukum, tetapi hidup benar juga akan mendapat berkat. Syukur kepada Allah, dalam Yesus Kristus ada pengampunan dosa. Hukuman dosa telah ditanggung Yesus, sehingga kita diselamatkan.
(renunganhariankristen)

HUKUMAN ALLAH TERHADAP DOSA ADALAH ADIL. SYUKUR YESUS TELAH MENANGGUNG HUKUMAN DOSA KITA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 22, 2018

Jalan Keluar di Tengah Ketidakberdayaan


Bacaan Alkitab: 2 Raja-raja 4:1-7

Berkatalah perempuan itu: Hambamu ini tidak punya sesuatu apa pun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak. 2 Raja-raja 4:4b.


Perempuan yang diceritakan pada perikop ini adalah seorang janda yang ditinggal mati suaminya. Dua orang anaknya mau diambil penagih hutang untuk dijadikan budak. Kasihan benar janda ini. Sudah miskin, banyak hutang, bahkan anak-anaknya mau dirampas sebagai pelunasan hutangnya. Kita bisa bayangkan bagaimana kondisinya. Pasti susah hati dan tak berdaya karena tidak punya apa-apa untuk hidup. Penderitaan demi penderitaan sudah menjadi bagian hidupnya.

Mungkin janda ini sedang berucap, Ke mana Engkau, Tuhan? Di mana Allah yang suamiku layani selama ini? Suaminya seorang nabi lho bisa jadi ia mempertanyakan keberadaan Allah karena pekerjaan suaminya dulu. Lihat hidupku sekarang menderita, terjajah, dan terhina seperti ini Masakan Engkau, Allah yang adil, mengabaikanku sedemikian rupa? Aku tak berdaya Aku tak punya apa-apa Tuhan, tolong aku!

Memang kemiskinan, penderitaan, dan penantian bisa membuat kita tidak berdaya. Kita kehilangan pengharapan. Namun di dalam ketidakberdayaannya, janda itu datang mencari hamba Tuhan. Dia datang ke alamat yang tepat, meminta pertolongan dari hamba-Nya, yaitu Elisa. Artinya, janda ini tidak menyerah begitu saja. Ia masih ingat bahwa Tuhan itu ada. Dan akhirnya, bersama Tuhan ia menemukan jalan keluar.

Sesungguhnya, janda itu tidak benar-benar tidak punya apa-apa. Ia masih punya sebuah buli-buli berisi minyak. Melalui apa yang masih dimilikinya, Elisa memulihkan kondisi diri dan keluarganya. Elisa menyuruhnya meminjam sebanyak mungkin bejana milik tetangganya. Dan mukjizat terjadi! Dari buli-buli itu keluarlah minyak, yang baru berhenti mengalir saat semua bejana terisi penuh. Dari penjualan minyak itulah janda itu bisa membayar hutang dan bertahan hidup dengan sisanya.

Yang kita bisa pelajari dari kisah ini adalah di dalam penderitaan janganlah mudah menyerah. Bawalah penderitaan kita kepada Tuhan. Sampaikan apa yang menjadi keluh kesah kita. Lalu sama seperti janda itu, belajarlah taat pada perintah-Nya. Yuk, segera datang kepada Tuhan Yesus saat penderitaan datang. Ada jalan keluar Dia sediakan bagi saudara dan saya. Amin.

JUSTRU DI TENGAH KETIDAKBERDAYAAN, KUASA TUHAN NYATA MENGANGKAT SEGALA PENDERITAAN KITA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 21, 2018

Bukan Asal Hitung


Bacaan Alkitab: 2 Samuel 24:1-9

Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Amsal 3:5


Kadang-kadang kita menemukan keganjilan dalam membaca Alkitab. Teks yang kita baca hari ini adalah contohnya. Diceritakan bahwa Allah murka kepada Daud yang menghitung jumlah orang Israel yang sanggup berperang. Namun, di ayat yang sama (ay. 1), dikatakan bahwa Allah yang menghasut Daud melakukan hal itu. Bingung, khan? Secara singkat dapat dijelaskan bahwa itu bukan keganjilan. Pada masa kitab Samuel ditulis, pemahaman teologi tentang Iblis dan pekerjaannya belum selengkap pada masa sesudahnya, apalagi selengkap masa Perjanjian Baru. Jadi penulis kitab Samuel memahami bahwa segala sesuatu pastilah dari Tuhan dan oleh Tuhan, termasuk hal-hal buruk juga. Dalam pemahaman kita masa kini: seizin Tuhan. Jadi Tuhan tidak secara aktif menghasut (mencobai) Daud, tetapi Iblislah yang melakukan hal itu dengan sepengetahuan/seizin Tuhan (bdk. Ayub).

Kembali kepada isi teks ini. Daud dianggap berdosa bukan karena mengadakan sensus. Motivasinyalah yang membuat ia berdosa. Ia sedang menghitung kekuatan pasukannya. Ini berarti, ia mulai mengandalkan kekuatan manusia dan meninggalkan iman kepada Allah. Itu sebab Yoab, panglimanya mengingatkan Daud (ay. 3).

Kadangkala sulit membedakan antara membuat perhitungan atau kita sebut antisipasi dengan meragukan Allah. Kita bisa menyebut tindakan kita: antisipasi masalah, tetapi sebenarnya kita kurang percaya kepada Allah. Kita lebih melihat bahwa antisipasi kita lebih dapat diandalkan. Di sisi lain, tentu kita tidak mau bersikap naif. Orang Sunda menyebut kumaha engke (biarin, bagaimana nanti saja). Sikap seperti itu juga menyatakan bahwa kita orang yang tidak bertanggung jawab. Jadi, ada baiknya kita berdoa dan minta pimpinan Tuhan untuk dapat berhikmat dalam menghadapi sesuatu masalah. Jangan sampai terjerumus pada mengandalkan diri, tetapi di sisi lain juga tidak bersikap naif dan pasrah tanpa berupaya apa-apa. Tuhan memberi kita kemampuan akal budi, iman, nurani termasuk naluri untuk kita memanfaatkan sepenuhnya bagi hal-hal positif dalam hidup kita.
(renunganhariankristen)

MINTALAH HIKMAT TUHAN DALAM MENILAI SUATU MASALAH, JANGAN NAIF TETAPI JUGA JANGAN MENGANDALKAN DIRI.

Selamat melayani dan beribadah bersama keluarga kepada Tuhan,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 20, 2018

Ini atau Itu?





Bacaan Alkitab: Roma 12:1-8

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Roma 12:2


Di dalam hidup pasti kita tidak pernah lepas dari mengambil keputusan. Ada keputusan-keputusan sederhana yang bisa kita ambil tanpa ragu karena konsekuensi dari keputusan itu pun tidak begitu besar pengaruhnya bagi hidup kita, seperti mau makan apa, pilih menu apa saja, ke kantor mau pakai baju warna apa, pilih tidur atau nonton televisi, dan sebagainya. Namun, ada keputusan-keputusan besar yang harus kita ambil yang memengaruhi masa depan kita. Lulus SMA mau kuliah di mana, jurusan apa yang mau diambil, lalu memilih karier apa di antara beberapa pekerjaan, belum lagi menetapkan hati apakah pacar saya sekarang ini yang akan jadi pasangan hidup saya, atau apakah benar saya harus menetap di gereja ini atau tidak, dan masih banyak lagi.

Memang benar, ada kalanya kita sulit untuk mengambil keputusan di dalam hidup ini. Sejujurnya, tidak ada formula khusus yang bisa menuntun seseorang mengambil keputusan tanpa ada keraguan atau kesalahan. Salah satu hal yang bisa mengatasinya adalah memahami tuntunan Tuhan, yaitu dengan memiliki relasi dengan Tuhan, seperti yang dituliskan pada Roma 12:2: Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu Berubahnya pembaruan budi ini dihasilkan dari relasi dengan Tuhan, yang membuat pikiran kita diasah oleh firman Tuhan, semakin peka pada kehendak Tuhan. Paulus juga mengatakan bahwa dengan berdoa, kita mengerti proses bimbingan dari Tuhan (Kol. 1:9-10). Ini adalah langkah paling awal yang menjadikan Tuhan sebagai pusat hidup di dalam menentukan setiap langkah hidup kita.

Kalau sudah pusing mengambil keputusan, janganlah sampai terlontar kalimat, Enaknya kalau sekarang ini Tuhan kasih tahu langsung sama kita keputusan apa yang harus kita ambil . Sebab itu artinya kita tidak memerlukan iman. Sekalipun kita mungkin seringkali tidak yakin 100% dengan keputusan yang diambil, percayalah di dalam semuanya itu ada Roh Kudus yang memberikan kita hikmat dalam membimbing kita dan Dia akan senantiasa menyertai kita. Hanya dekat Yesus saja, kita akan lebih memahami isi hati-Nya.
(renunganhariankristen)

MEMBANGUN RELASI DENGAN YESUS, BERDOA, DAN PERCAYA AKAN TUNTUNAN ROH KUDUS ADALAH LANGKAH AWAL UNTUK MENGAMBIL KEPUTUSAN.

Selamat berakhir pekan bersama keluarga dan selamat mempersiapkan segenap hidup kita utk pelayanan dan ibadah Minggu besok.
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 19, 2018

Siapakah Manusia?


Bacaan Alkitab: Mazmur 8

apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya. Mazmur 8:5


Daud merasa begitu dikasihi Tuhan sehingga ia berpikir sebenarnya manusia itu tidak pantas menerima kasih Allah Bapa yang rela mengutus anak-Nya ke dunia dan mati di kayu salib. Jika kita pikirkan, siapakah manusia sebetulnya? Dari Alkitab kita bisa mengetahui beberapa hal, yaitu:

(1) Manusia itu berasal dari debu, lalu diberi nafas hidup (dalam bahasa aslinya roh ) oleh Allah (Kej. 2:7). Maka janganlah merasa diri hebat.

(2) Setelah mati manusia (tubuh jasmaninya) akan kembali menjadi debu, tetapi rohnya akan kembali kepada Allah, Sang Penciptanya (berarti rohnya tidak mati!). Di dalam Kejadian 3:19, Allah berfirman, dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu. (bdk. Pkh. 12:7)

(3) Sesudah kematian maka akan ada penghakiman yang adil dari Allah. Hal ini tercantum di dalam Pengkhotbah 12:14 Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.

(4) Penghakiman itu terjadi di akhir zaman. Bagi yang percaya kepada Tuhan Yesus akan dibangkitkan dan beroleh hidup yang kekal sementara bagi yang tidak percaya akan beroleh penghukuman yang kekal (Dan. 12:2).

Namun demikian, janganlah takut dan khawatir. Tuhan Yesus selalu mengingat kemalangan kita, artinya Dia selalu memedulikan kita. Yesus juga akan mengindahkan kita, artinya Dia mau mengangkat, mengasihi, dan membuat kita menjadi ciptaan yang mulia. Kiranya kita mengalami seperti yang Daud alami, itu doa saya.

Aku bukanlah orang hebat. Lahir ditolong oleh orang lain. Nama diberi oleh orang lain. Mandi pertama dan terakhir dikerjakan oleh orang lain. Uang didapat dari orang lain. Makanan disiapkan oleh orang lain. Kalau mati pun dikubur oleh orang lain. Karya pun dinikmati oleh orang lain. Kalau demikian untuk apa aku hidup, ya Tuhan? Aku mengerti, aku harus hidup demi Yesus untuk orang lain. Dan senyumku pun mengembang, ketika tulisanku bisa mencerdaskan, menghibur, menginspirasi, dan mengasihi orang lain.
(renunganhariankristen)

MANUSIA TIDAKLAH BERARTI JIKA TIDAK TUHAN YESUS YANG MENGANGKAT DAN MENYELAMATKANNYA DARI JURANG KEBERDOSAAN.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 18, 2018

Tabah Menghadapi Kesukaran


Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 27:1-44

Dan karena mereka beberapa lamanya tidak makan, berdirilah Paulus di tengah-tengah mereka dan berkata: Saudara-saudara, jika sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini! Kisah Para Rasul 27:21

Tuhan memberikan pimpinan-Nya melalui Paulus, tetapi nahkoda kapal dan perwira Romawi tidak menuruti sehingga akhirnya mereka menemui berbagai kesukaran selama pelayaran (Kis. 27:11-13). Kapal mereka terombang-ambing tak tentu arah tujuan. Ini adalah salah satu contoh kejadian bahwa tidak semua kesukaran ada karena kehendak Tuhan. Kesukaran hidup bisa muncul karena kita tidak mengikuti panduan Tuhan dan akhirnya salah melangkah.

Kalau sudah salah melangkah, kemudian bagaimana? Paulus mengatakan di ayat 22, Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorang pun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini. Kalau sudah sukar karena kesalahan kita sendiri, berarti hidup tidak bisa menjadi lebih baik. Maka, belajarlah untuk tabah! Tabah bertahan menghadapi kesukaran. Tabah menjalani kesukaran dengan tenang dan teguh, sambil berpegang pada janji-janji Tuhan yang pasti akan menyelamatkan (bdk. ay. 23-24).

Setelah Paulus menenangkan seluruh penumpang perahu dan mereka percaya pada janji Allah yang mau menyelamatkan, maka mereka mengurungkan niat untuk menurunkan sekoci dan meninggalkan kapal. Malaikat Tuhan telah berjanji jika ada yang meninggalkan kapal, mereka tidak akan selamat (ay. 30-32). Mereka taat, tabah menghadapi terjangan ombak, dan percaya kepada Tuhan. Akhirnya, kapal yang terombang-ambing itu kandas dan mereka pun bisa selamat.

Tuhan Yesus itu setia kepada umat-Nya. Yesus berjanji akan mengulurkan tangan-Nya kepada mereka yang berteriak meminta pertolongan. Dia juga berjanji akan memberikan kelegaan dan jiwa kita pun akan mendapat ketenangan (Mat. 11:28). Setidaknya dalam ketidakberdayaan, dalam kebingungan menghadapi kesukaran hidup, sediakan sedikit ruang untuk punya keyakinan bahwa Tuhan akan menepati janji-Nya. Berpeganglah pada janji janji-Nya, tetap tabah, dan mulailah berserah di dalam hidup. Itulah kunci kesembuhan segala jiwa yang merana dan kita pun bisa menari di tengah ombak.
(renunganhariankristen)

KESUKARAN HIDUP BISA DILALUI ASAL KITA MAU TAAT KEPADA YESUS, TABAH DAN TEGUH MEMEGANG JANJI-JANJI-NYA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 17, 2018

Cahaya Kecil nan Berarti


Bacaan Alkitab: Yohanes 5:30-36

Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. Yohanes 5:35


Kehadiran Yohanes Pembaptis di dunia hanyalah sebentar saja. Namun, kehadirannya telah banyak mengubah hidup orang pada zamannya. Ia menjadi terang yang menuntun mereka dalam kegelapan. Walaupun hidupnya singkat, orang pun bisa menikmati cahayanya.

Tuhan ingin hidup kita memancarkan cahaya seperti lilin kecil. Menjadi lilin bukanlah pilihan yang menyenangkan, tapi paling tidak menjadi lilin adalah pilihan yang gagah, menerangi dan memberikan seberkas cahaya, meskipun cahaya itu akan menghancurkan dirinya sendiri. Bukankah untuk tujuan itu lilin ada dan dengan demikian lilin itu berarti.

Supaya bisa bercahaya seperti lilin kecil menerangi dunia sekitar, kita harus rela menanggung sakit dan berjuang sampai habis. Hidup kita entah berapa lama lagi, itu bukan yang utama. Yang paling utama di dalam hidup adalah bisa menjadi seperti yang Tuhan Yesus inginkan: menjadi terang yang bercahaya! Tak sedikit orang yang gelisah, tak tahu arah dan arti hidup atau hatinya dirundung susah. Mereka butuh cahaya walau mungkin hanya kecil
terangnya.

Cahaya lilin itu mungkin hanya bisa dinikmati orang sebentar saja. Namun setelah mendapati cahaya kita, orang dibawa untuk bersyukur. Karena mereka telah tertuntun melewati kegelapan. Mungkin hidup kita sudah memberi cahaya bagi sebagian orang, tapi saya rindu mengingatkan, hidup kita bagai lilin kecil yang tak lama lagi habis. Dan orang-orang pun harus segera menjadi cahaya bagi orang yang lain.

Seperti Yohanes Pembaptis, kiranya cahaya kita bersinar bagi orang lain. Yohanes berseru, Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. (Mat. 3:8), hendaklah cahaya kita menyala dengan melakukan perbuatan buah-buah Roh di dalam kehidupan kita. Perbuatan yang penuh kasih, disertai sukacita, di dalam damai bagi sesama (Gal. 5:22-23).

Saudaraku, semoga cahaya hidup kita terus bersinar, tidak redup dan dimatikan oleh yang lain. Banyak orang membutuhkan cahaya bagi perjalanan hidup mereka. Cahaya yang mampu menghidupkan kembali harapan, iman, dan cinta karena jalan hidupnya diterangi. Bercahayalah saudaraku, meski cahayanya kecil tapi tetap berarti.
(renunganhariankristen)

Salam cahaya.

TUHAN YESUS MAU HIDUP KITA MENJADI TERANG YANG BERCAHAYA BAGI DUNIA YANG ADA DALAM KEGELAPAN.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 16, 2018

Cukup untuk Hari Ini


Bacaan Alkitab: Matius 6:8-13

Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. Matius 6:11


Apa sih pengertian secukupnya? Cukup itu artinya pas, tidak kebanyakan dan tidak kesedikitan. Tidak kebesaran dan tidak kekecilan. Waktu saya kecil, mama suka berhemat dengan cara membelikan saya pakaian satu nomor lebih besar. Maksudnya baik sebetulnya, supaya pakaian bisa dipakai cukup lama. Apakah itu cukup? Ya, cukup kedodoran, hahaha Pakaian saya baru bisa dikatakan pas di tahun depannya, sewaktu saya sudah bertambah tinggi. Dan sampai sekarang pun kita masih sering melihat para ibu membelikan pakaian anaknya lebih besar satu ukuran.

Matius 6:11 merupakan salah satu kalimat doa dari Doa Bapa Kami di Sorga yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita. Ayatnya pendek tapi maknanya dalam. Yesus mengingatkan tentang hari ini dan secukupnya . Apa artinya? Hari ini bicara soal waktu yang hanya 24 jam saja. Waktu yang dimiliki setiap orang ada batasnya. Yesus bukan berbicara seminggu ini, sebulan ini, setahun ini, tapi hari ini saja yang cuma 24 jam. Kalau dihitung-hitung, dikurangi tidur selama 6-7 jam, sebetulnya tinggal beberapa belas jam saja. Untuk ukuran belasan jam itu, kita perlu apa sih? Cuma perlu makan 2-3 kali saja kok.

Tuhan Yesus mau mengingatkan kita, sadar yuk segala sesuatu ada batasnya. Jangan selalu mau yang lebih. Hidup ini bukan diukur dari kelebihan kita, lebih harta, lebih kaya atau lebih-lebih lainnya. Manusia pada dasarnya selalu mau lebih, nggak mau kurang. Dan karena selalu mau lebih, kita tidak terbiasa mengatakan cukup.

Segala sesuatu hal yang pantas di dunia ini ya yang pas. Segala sesuatu yang enak dipandang dan dipakai itu yang pas. Yesus pun berkata, secukupnya. Rasul Paulus pun berkata, Asal ada makan dan pakaian cukup. (1Tim. 6:8). Yang besar memang butuh lebih banyak karena ia besar dan itu cukup. Yang kecil butuh lebih sedikit karena ia kecil dan itu cukup.

Hari ini, mari mulai belajar berkata cukup. Jangan menjadi manusia serakah yang ingin segala sesuatu didapatkan. Bersyukurlah selalu atas kecukupan yang Yesus telah anugerahkan.
(renunganhariankristen)

RASA CUKUP BUKAN BERASAL DARI KELEBIHAN KITA, MELAINKAN DARI RASA SYUKUR ATAS BERKAT TUHAN.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati.

January 15, 2018

I Love Monday


Bacaan Alkitab: 2 Tesalonika 3:6-15

Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu 2 Tesalonika 3:7


Ada orang-orang yang malas untuk memasuki hari Senin karena sudah ditunggu begitu banyak pekerjaan. Akibatnya, muncul slogan: I hate Monday. Pekerjaan dipandang sebagai beban dan terkadang hanya menyiksa saja. Pandangan yang salah terhadap pekerjaan akan membuat seseorang melihat pekerjaan hanya sebagai kutukan.

Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat Tesalonika, Paulus mengatakan bahwa hari Tuhan akan datang. Maka ada yang menanggapinya dengan sangat ekstrim, yaitu dengan tidak bekerja, alasannya karena hari Tuhan sudah dekat. Mereka akhirnya hanya menunggu pemberian orang saja. Sampai Paulus mengatakan ada saudara yang tidak melakukan pekerjaannya, orang-orang yang melepaskan tanggung jawabnya (ay. 6).

Dalam tulisan Paulus pada ayat 11, ada seperti permainan kata, ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal tidak berguna Mereka melakukan sesuatu tetapi bukan yang menjadi tanggung jawabnya mereka. Orang-orang itu sibuk bukan sesuai porsi-nya, mereka seharusnya bekerja. Akhirnya Paulus berbicara keras, Kalau nggak kerja, jangan makan! (ay. 10). Untuk mencukupi kebutuhan perutnya sendiri aja, mereka nggak mau. Panggilan Allah kepada Adam untuk bekerja di dunia bukan setelah ia jatuh ke dalam dosa tetapi sebelum kejatuhan pun sudah ada. Bekerja adalah panggilan penting dari Tuhan karena di situlah anak-anak Tuhan menunjukkan terangnya. Paulus nggak pernah bilang, Eh, Tuhan mau datang lho, udah kita santai-santai aja. Bahkan kalaupun besok Tuhan datang, kita tetap harus bekerja, harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah Tuhan percayakan.

Orang yang lepas tanggung jawab, berdosa di hadapan Tuhan. Orang yang tidak bisa bertanggung jawab dalam hidupnya sama dengan orang yang tidak bisa dipercaya. Allah sudah memberikan perintah untuk bekerja karena Allah bukan Allah yang malas. Tuhan Yesus berkata, Bapaku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga. (Yoh. 5:17). Mari ubah cara pandang kita tentang pekerjaan. Pekerjaan bukan sekadar profesi tetapi panggilan Allah untuk kita. Masuk hari Senin adalah kesempatan kita untuk berkarya bagi Tuhan Yesus. Jadi, jangan katakan lagi I hate Monday! Seharusnya, I love Monday!
(renunganhariankristen)

TUHAN INGIN KITA BEKERJA SUNGGUH-SUNGGUH AGAR DIA BISA MENGERJAKAN KARYA-KARYA INDAH MELALUI DIRI KITA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 13, 2018

Burung pun Tak Pernah Khawatir


Bacaan Alkitab: Matius 6:25-34

Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Matius 6:26


Tuhan Yesus tahu, manusia sering takut dan khawatir. Khawatir kalau-kalau nanti tidak ada makanan, minuman, pakaian, dan sebagainya. Dalam tingkatan tertentu, kekhawatiran yang berlebihan bisa menjadi semacam penyakit jiwa. Para ahli ilmu jiwa menemukan bahwa kekhawatiran dapat menekan jiwa seseorang yang berpengaruh pada melemahnya fisik seseorang. Tak heran kekhawatiran sering disebut sebagai penyakit utama manusia .

Di dalam ayat emas hari ini, Yesus menguatkan kembali kepercayaan kita terhadap Bapa di Sorga dengan memberi ilustrasi kehidupan burung. Walaupun burung tidak menjalankan pekerjaan petani (menabur, menuai, lalu mengumpulkan padi/gandum), tetapi ia bisa terus menerima makanan dari Tuhan.

Bila kita saat ini sedang mengalami kesulitan hidup karena himpitan ekonomi atau kesulitan dalam pekerjaan, maka cobalah kita ingat pada burung. Burung setiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari makan tanpa mengetahui ke mana ia harus mendapatkannya. Terkadang di sore hari ia pulang dalam keadaan perut kenyang, kadang pula membawa oleh-oleh makanan untuk anak-anaknya, tetapi sering pula pulang ke sarangnya dalam keadaan perut masih keroncongan. Meskipun burung tampaknya lebih sering mengalami kekurangan makanan karena tidak punya kantor yang tetap (apalagi setelah lahannya banyak berubah menjadi real estate), tetapi yang jelas kita tidak pernah melihat ada burung yang berusaha untuk bunuh diri. Kita tidak pernah melihat burung yang tiba-tiba terbang menukik membenturkan kepalanya ke batu cadas atau burung yang sekonyong-konyong meluncurkan dirinya ke dalam sungai agar tenggelam terbawa arus air sungai. Burung tidak pernah khawatir.

Kalau Tuhan saja memelihara binatang, terlebih kita anak-anak-Nya, pasti Dia pelihara. Kepercayaan kita terhadap pemeliharaan-Nya mempunyai makna yang penting di dalam iman Kristiani kita. Serahkanlah segala kekhawatiran kita kepada-Nya, sebab Dia yang memelihara kita. Tuhan Yesus pasti menyatakan kuasa pemeliharaan-Nya bagi orang yang berharap kepada-Nya. Tugas kita adalah bekerja keras dengan segala kemampuan yang ada dan Tuhan akan memberkati semuanya. Tidak ada yang bisa menguras tubuh seperti kekhawatiran dan orang yang mempunyai iman kepada Yesus harus malu jika khawatir tentang apa pun secara berlebihan. Salam tak khawatir.
(renunganhariankristen)

KALAU BURUNG PUN ALLAH PELIHARA, TERLEBIH KITA SEBAGAI MANUSIA CIPTAAN ALLAH YANG BEGITU DIKASIHI-NYA.

Selamat berakhir pekan bersama keluarga,
Tetaplah hiduplah dalam takut akan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 12, 2018

Menyatakan Kebenaran



Bacaan Alkitab: Galatia 1:6-10

Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Galatia 1:6-7


Pada renungan kemarin, kita mendengar kisah bagaimana injil lain yang memengaruhi jemaat Galatia. Ajaran sesat yang diajarkan guru-guru palsu ini telah memutarbalikkan firman Tuhan dan berhasil memperdaya orang-orang Galatia. Bagi orang Galatia yang adalah orang non Yahudi, sunat atau Taurat merupakan hal baru yang mereka dengar. Mengetahui hal ini, Paulus bukan hanya sekadar heran, tetapi mengambil suatu tindakan nyata melalui suratnya dengan menyatakan kebenaran bahwa ajaran yang sedang mereka ikuti adalah injil lain, yang sebenarnya bukan Injil.

Taurat memang berasal dari Tuhan, diberikan Tuhan untuk menyadarkan manusia bahwa diri mereka berdosa dan membutuhkan Juruselamat untuk mengangkat mereka dari maut yang membinasakan. Menaati Taurat tidak dapat menyelamatkan mereka dari maut karena manusia tidak mungkin dapat menaati Taurat secara sempurna. Bila salah melakukan satu perintah saja maka semua ketaatan manusia akan gugur. Taurat justru menghantar manusia menyadari betapa perlunya mereka akan Mesias. Mesias inilah yang disampaikan dan diajarkan di dalam Injil yang Paulus kabarkan. Allah berinkarnasi turun ke dunia, menjelma menjadi manusia. Allah diperkenalkan di dalam pribadi Yesus, yang rela mati di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia.

Ada seorang oma yang didatangi sepasang suami-istri berkebangsaan asing di rumahnya. Oma ini menyambut hangat, kehadiran mereka membuang rasa kesepian di rumah. Namun ternyata, pasutri ini adalah pengajar sesat yang berusaha menyebarkan prinsip-prinsip ajarannya. Ajaran mereka nampak mirip dengan ayat-ayat di Alkitab.

Suatu kali ada saudara seiman si oma mengetahui apa yang terjadi. Syukur teman oma ini tidak berdiam diri. Ia segera menyatakan kebenaran, mengingatkan si oma bahwa pasutri ini datang bukan dengan motivasi yang benar. Mereka mau menyesatkan oma. Bersyukur akhirnya si oma tersadar dan tidak terpengaruh lebih dalam.

Paulus telah memberikan teladan kepada kita untuk berani menyatakan kebenaran ketika mengetahui adanya ketidakbenaran. Hal ini seharusnya mendorong Anda agar berani menyatakan kebenaran bila ada saudara seiman yang mulai terpengaruh ajaran injil lain. Selain menyatakan kebenaran, nyatakanlah kasih kepadanya agar tidak terjerumus lebih dalam.
(renunganhariankristen)

BERANI MENYATAKAN KEBENARAN MEMANG MENGANDUNG RISIKO, TAPI ITU MENYUKAKAN TUHAN YESUS DI SORGA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 11, 2018

Tidak Sabar


Bacaan: Kejadian 16:1-6

Sebelum seekor kupu-kupu cantik muncul, ia terlebih dahulu harus terkurung dalam fase kepompong. Seseorang yang membantu kupu-kupu keluar dari kepompong hanya akan membuat kupu-kupu terlahir tidak sempurna. Kekuatan sayap kupu-kupu terbentuk dari kesabarannya untuk keluar dari kepompong.

Abraham (yang sebelumnya bernama Abram) berumur 75 tahun ketika dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan ditunjukkan Tuhan kepadanya. Tuhan juga memberikan janji untuk membuatnya menjadi suatu bangsa yang besar (Kej. 12:1-9). Sepuluh tahun kemudian, Abraham belum juga mendapatkan keturunan. Lalu Sarai, isterinya, memberikan Hagar, hamba perempuannya, untuk menjadi isteri Abraham (ay. 1-3). Mereka berpikir bahwa apa yang mereka lakukan dapat membantu Tuhan untuk menggenapkan janji- Nya. Hagar akhirnya mengandung seperti keinginan mereka tetapi hal itu memicu masalah baru. Ketika Hagar mengetahui dirinya mengandung anak Abraham, ia mulai memandang rendah Sarai (ay. 4).

Dalam kehidupan ini, seringkali Tuhan memberikan janji-Nya untuk kita. Tetapi seiring berjalannya waktu, kita merasa tangan Tuhan terlalu lambat untuk menggenapkan janji itu. Kita lalu berusaha membantu Tuhan dengan kekuatan dan pemikiran kita. Tidak jarang, apa yang kita lakukan justru menciptakan masalah baru. Mazmur 46:11a mengatakan, "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!" Bagian kita adalah memercayai Dia dan melakukan yang terbaik. Tuhan akan melakukan sisanya sebab Dia tahu pasti kapan diri-Nya harus bertindak. --LIN/www.renunganharian.net

PERCAYALAH BAHWA SETIAP JANJI ALLAH
BAGI KITA AKAN DIGENAPI TEPAT PADA WAKTU-NYA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 10, 2018

Sebelum Aku Melihat


Bacaan Alkitab: Yohanes 20:24-29

Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya sekali-kali aku tidak akan percaya. Yohanes 20:25


Ada satu pertanyaan menggelitik ketika membaca perikop ini: mengapa Tomas bisa ragu? Tomas adalah murid Kristus, ia sudah ikut pelayanan, mendengar banyak khotbah Sang Guru Agung, bahkan dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan berbagai mukjizat spektakuler. Begitu banyak kehebatan Tuhan Yesus yang Tomas saksikan, tapi mengapa ia sulit memercayai berita kebangkitan itu? Pernyataannya begitu frontal dan tajam; Sebelum aku melihat sekali-kali aku tidak akan percaya,  Tomas menaruh kepercayaannya pada apa yang dilihatnya, pada penilaian dirinya. Jadi ia adalah tipe orang yang mengandalkan bukti.

Memang tidak dicatat Tomas melihat Tuhan Yesus disalib. Namun, ketika menyatakan akan percaya kalau melihat Yesus dengan mata sendiri, maka bisa disimpulkan ia percaya Yesus mati karena melihatnya. Ini yang membuatnya ragu, kenyataan yang Tomas lihat terlalu pahit, tidak seperti yang dipahaminya selama ini. Di satu sisi, ia pernah mengalami Yesus begitu hebat, tapi dalam pandangan yang terakhir ia melihat Yesus mati tidak berdaya.
Sebenarnya sama kok dengan para murid yang lain, hanya mereka tidak seekstrim Tomas. Tidak ada seorang pun dari mereka yang percaya Yesus bangkit, sebelum melihatnya dengan mata sendiri. Fokus pada kenyataan hidup yang terlalu pahit bisa membuat seseorang gagal melihat kebesaran Tuhan.

Terkadang orang-orang Kristen pun haus akan bukti kebesaran Tuhan Yesus. Di dalam kehidupan sehari-hari kita bisa percaya banyak hal yang sederhana, kita bisa memercayai pilot pesawat yang kita naiki, kita pun bisa memercayai sopir taksi yang kita tumpangi. Kita bisa memercayai udara itu ada meskipun kita tidak melihatnya. Banyak hal kita percaya tanpa kita perlu mengujinya. Kita mengukur Tuhan Yesus hanya dari bukti-bukti jasmani saja, kalau kita sehat, bisnis lancar, di situ kita baru percaya Yesus hadir. Kadang kala kita melihat Yesus itu terlalu kecil sehingga kita pesimis kepada-Nya.

Yuk, Yesus mau kita percaya sepenuhnya kepada-Nya, sekalipun tidak melihat-Nya. Jangan ragu lagi yah percaya saja kepada-Nya.
(renunganhariankristen)

KETIKA KITA MEMERCAYAI TUHAN YESUS SEPENUHNYA, KENYATAAN PAHIT SATU SAAT AKAN BERBUAH MANIS.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 09, 2018

Jangan Mau Dipakai Iblis!


Bacaan Alkitab: Ayub 1 & 2

Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu. Ayub 1:11


Iblis mencobai Ayub. Tujuannya supaya Ayub mengutuki Allah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata mengutuki mencakup perbuatan menyumpahi atau melaknati. Untuk tujuan inilah, iblis meminta izin kepada Allah untuk mencobai Ayub. Iblis melihat Ayub sebagai orang yang hidupnya saleh, jujur, dan menjauhi kejahatan karena Tuhan melindungi dan memberkati Ayub. Iblis menyakini bahwa apabila berkat itu diambil, Ayub akan mengutuki Allah. Dengan kata lain, Ayub menyembah Tuhan karena adanya berkat. Namun jika tidak ada berkat, maka tak mungkin Ayub tetap menyembah Tuhan.

Serangan iblis terhadap Ayub sangatlah kejam. Anak Ayub diambil dari sisinya, hartanya habis ludes, lalu kesehatannya direnggut seketika. berhenti sampai di situ, iblis kembali mencoba menjatuhkan Ayub dengan memakai orang yang paling dikasihinya, yaitu istrinya sendiri. Istri Ayub berkata, Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah! (Ayb. 2:9). Orang yang paling kita kasihi biasanya adalah orang terdekat dan paling kita dengarkan nasihatnya. Lumrah apabila orang terdekat itu tidak merugikan kita. Namun dalam kasus Ayub, iblis memakai istrinya agar Ayub mengutuki Allah. Meresponi serangan ini, Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya (Ayb. 2:10b) Luar biasa! Ia tidak mengutuki Allah. Ayub justru berkata, Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk? (Ayb. 2:10). Ayub sangat mengerti bahwa semua yang dimilikinya hanyalah titipan Allah. Allah yang memberi, Allah pulalah yang berhak untuk mengambilnya.

Sampai saat ini, iblis terus mencoba menjatuhkan anak-anak Tuhan. Iblis bisa memakai orang terdekat kita, bahkan memakai kita, untuk menjatuhkan orang lain ke dalam dosa. Berjaga-jaga dan berdoalah senantiasa. Milikilah iman seperti Ayub agar kita tidak jatuh. Iman yang sungguh-sungguh mengenal Tuhan yang kita sembah. Ayub menyembah Tuhan bukan karena berkat yang diterimanya, melainkan karena pengenalan yang benar akan Allah. Mari awali hari ini dengan merenungkan firman-Nya dengan sungguh-sungguh. Berusaha untuk mengenal lebih dekat Yesus Kristus agar kita tidak jatuh ke dalam dosa. Terakhir, jangan pernah membiarkan diri kita dipakai iblis menjadi alatnya.
(renunganhariankristen)

PENGENALAN YANG DALAM TERHADAP DIRI TUHAN YESUS MENGHINDARKAN KITA DARI JATUH KE DALAM DOSA SAAT IBLIS MENCOBAI.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 08, 2018

Tak Pernah Ditinggalkan-Nya



Bacaan Alkitab: Mazmur 23:1-6

Sekalipun aku berjalan dalam kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Mazmur 23:4


Manusia akan merasa bahagia kalau ada orang yang menemani dan mendukungnya tatkala mengalami kegagalan. Namun, jujur kita akui, jarang ada orang yang peduli dan mau menemani kita tatkala menderita. Mungkin ada orang yang mau tertawa bersama tatkala kita tertawa, tetapi sedikit sekali orang yang mau menangis bersama tatkala kita menangis.

Walaupun demikian, sebagai orang-orang percaya, kita harus menyadari bahwa kita tidak sendirian. Ada gembala yang baik, yaitu Yesus Kristus, menyediakan seluruh kebutuhan kita. Dia memberikan keamanan. Dia siap menolong setiap domba dari segala ancaman musuh. Dia bahkan rela menyerahkan nyawa-Nya agar domba-domba-Nya selamat (bdk. Yoh. 10:11-15). Karena kesetiaan-Nya ini, bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap Sang Gembala?

Pertama, percaya penuh Yesus pelihara kita. Seharusnya, kita sebagai domba, tidak boleh ragu terhadap Sang Gembala. Sang Gembala sudah berjanji akan menyediakan segala yang dibutuhkan oleh dombanya (ay. 1). Karena itu, sang domba harus percaya bahwa besok akan ada makanan buatnya. Ada keamanan tatkala binatang buas mengancam. Ada tempat perlindungan yang hangat tatkala malam tiba.

Kedua, taat kepada Yesus. Selain percaya, kita pun harus taat kepada-Nya. Kalau kita percaya penuh kepada Tuhan sebagai gembala kita yang baik, maka kita harus taat kepada-Nya. Berkat Tuhan hadir dalam hidup orang-orang yang taat kepada-Nya. Domba akan hidup baik selama ia taat kepada Sang Gembala. Kisah domba yang hilang (Luk. 15:1-7) mengajarkan kepada kita bahwa ketika domba mencari jalannya sendiri, justru ia mengalami kesulitan, jatuh dalam jurang, dan terkena semak duri. Sebaliknya, domba yang taat, tetap hidup dalam pemeliharaan Sang Gembala.

Janganlah berpikir kita akan diberkati jika berada di luar Tuhan. Jangan beranggapan bahwa dengan mengikuti jalan dunia, kita bisa memiliki sukacita sejati. Dunia menawarkan kesenangan sesaat, tetapi setelah itu ada kesusahan sebagai buah dari cara hidup dunia yang berdosa dan tidak berkenan kepada Allah. Karena itu, mendekatlah selalu kepada Sang Gembala yang baik. Percayalah, Dia tidak pernah meninggalkan kita.
(renunganhariankristen)

BERSAMA TUHAN KITA TENANG, KARENA DIA ADALAH GEMBALA YANG BAIK.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 07, 2018

Rendah Hati Mendahului Kebajikan


Bacaan Alkitab: Matius 18:1-5

Barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Matius 18:4


Perkataan Tuhan Yesus ini mengungkapkan bahwa rendah hati adalah sikap mau menerima segala pengajaran dari Yesus, memercayai ajaran-Nya, serta melakukannya. Kerendahan hati ini begitu penting bagi Allah, sehingga menempati urutan pertama dari Delapan Sabda Bahagia, Berbahagialah segala orang yang rendah hatinya, karena mereka itu yang empunya kerajaan surga. (Mat. 5:3 TL).

Dalam spiritualitas, kesempurnaan seorang Kristen bisa dicapai saat ia memiliki kekudusan. Untuk bisa menjadi kudus, kita pertama-tama harus menjadi orang yang rendah hati. Kerendahan hati adalah dasar dari semua kebajikan yang lain, sebab tanpa kerendahan hati, kita tidak dapat sungguh-sungguh memiliki kebajikan-kebajikan yang lain. Kerendahan hati juga disebut sebagai ibu dari semua kebajikan, sebab ia melahirkan ketaatan, takut akan Tuhan, dan penghormatan kepada-Nya. Selain itu, karakter kesabaran, kesederhanaan, kelemahlembutan, dan kedamaian, diawali dengan sikap rendah hati.

Menurut Ignatius dari Loyola (1491-1556) terdapat tiga tingkatan kerendahan hati, yaitu:
(1) Necessary humility, yaitu penyerahan diri kepada hukum Tuhan untuk menghindari dosa berat.
(2) Perfect humility, yaitu ketidakterikatan pada kekayaan atau pun kemiskinan, kesehatan atau pun kesakitan. Yang terpenting adalah kedekatan kepada Tuhan Yesus dan menjadi berkat bagi sesama.
(3) Most perfect humility, yaitu sikap meniru Kristus, termasuk menerima dengan rela penderitaan dan penghinaan (salib), di dalam persatuan dengan Kristus, demi kasih kita kepada-Nya.

Yesus pun sudah memberikan teladan yang sempurna mengenai sikap rendah hati. Kerendahan hati Yesus tercermin dari dua hal utama yang dilakukan-Nya selama di dunia. Pertama, saat Dia, sebagai Tuhan penguasa alam semesta, dengan rendah hari menjelma menjadi manusia (Flp. 2:5-8).
Kedua, saat Dia merendahkan diri-Nya dengan rela mati di kayu salib demi menebus umat manusia.

Saudaraku, sampai di manakah tingkat kerendahhatian kita? Yesus sendiri telah memberikan teladan yang sempurna kepada kita semua, hendaklah kita mau mendekat kepada-Nya. Jika kita tidak dekat Tuhan, pasti jauh dari rendah hati. Jika tidak rendah hati , tidak bisa melahirkan kebajikan.
Jika demikian untuk apa Anda hidup? Salam rendah hati.
(renunganhariankristen)

KEBAJIKAN ADALAH SIKAP YANG TERSISA SETELAH ANDA DENGAN RENDAH HATI MENGESAMPINGKAN KEPENTINGAN PRIBADI.

Selamat beribadah bersama keluarga kepada Tuhan,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 06, 2018

Genggam Erat Tanganku


Bacaan Alkitab: Yohanes 10:22-30

Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Yohanes 10:28


Perhatikan kalimat: Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka. Kata mereka di sini mengacu kepada domba-domba Kristus.
Siapakah mereka? Ayat-ayat di awal perikop ini memberitahu kita siapa orang-orang yang adalah domba milik Allah. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku. (ay. 27). Domba adalah mereka yang mendengar dan mengenal Kristus, dan sebaliknya Dia mengenal domba-domba-Nya. Mereka mengikuti Kristus dalam ketaatan. Ini adalah tanda dari orang Kristen sejati.

Dari ayat emas ini kita bisa belajar: pertama, Yesus-lah yang memberikan hidup kekal. Kedua, Yesus berjanji kepada kita yang bertobat, menerima diri-Nya, dan mengandalkan-Nya, pasti tidak akan binasa. Ketiga, Yesus menyatakan kuasa-Nya bahwa tidak ada kuasa yang mampu merebut kita dari tangan-Nya. Tangan kita digenggam erat oleh Tuhan, apa yang perlu kita khawatirkan? Tidak ada. Yesus selalu melindungi dan memperhatikan.
Yesus penuh rahmat. Dia melimpahkan segala kebajikan kepada orang yang mengandalkan-Nya.

Percayalah kepada Kristus dan serahkanlah hidup kita kepada-Nya. Dia akan menyelamatkan kita dengan darah dan kebenaran-Nya. Dia akan memelihara kita sampai akhir. Kita akan menjadi salah satu dari domba-domba Kristus dan sejak itu, tangan kita selalu digenggam-Nya erat sehingga iblis tak mampu merebut kita dari tangan-Nya.

Menggenggam tangan atau saling bergenggaman tangan merupakan salah satu cara menunjukkan perhatian atau rasa sayang. Cara ini memang sangat sederhana dan terlihat terlalu sederhana, tetapi makna di balik genggaman tangan ini sungguh dalam, yaitu ingin melindungi orang yang disayangi. Tak ingin berpisah dari orang yang disayangi serta ingin selalu dekat dengan orang yang disayangi, itulah yang Yesus lakukan buat domba-domba-Nya.

Memberikan perhatian atau menyalurkan rasa sayang kepada orang yang disayangi, tidaklah terlalu sulit atau memakan biaya. Terkadang cara yang sederhana cukup berarti dan mewakili kasih Yesus melalui diri kita. Saudaraku, tangan siapa yang kita genggam? Tangan siapa yang menggenggam tangan kita? Tuhan Yesus genggam erat tanganku.
(renunganhariankristen)

TANGAN YESUS SELALU SIAP MENGGENGGAM ERAT DOMBA-DOMBA-NYA. DIA AKAN MENOLONG MEREKA SAAT BADAI HIDUP MENERJANG.

Selamat berakhir pekan dan siapkan diri utk beribadah Minggu besok bersama keluarga,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 05, 2018

Allah Mahatahu


Bacaan Alkitab: Mazmur 139:1-6

TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Mazmur 139:1


Daud membuka Mazmur ini dengan sebuah pernyataan yang menggetarkan, "Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku;" Kata mengenal yang dipakai di sini menggambarkan suatu pengenalan yang paling dalam. Manusia kadang bisa terkecoh dengan penampilan luar karena tidak ada yang mengetahui isi hati seseorang. Namun Allah yang Mahatahu mengetahui secara luar dalam.

Pemazmur katakan, "Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri… Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring." (ay. 2-3). Kemahatahuan Allah menjangkau gerak-gerik manusia di mana pun dan kapan pun. Bukan hanya gerak-gerik perilaku manusia saja yang bisa Allah ketahui, Dia juga mengetahui bagian dalamnya manusia, yaitu hati dan pikiran. "Engkau mengerti pikiranku dari jauh… sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN." (ay. 2b, 4). Hal tersulit adalah mengetahui apa yang ada di dalam hati, tetapi Allah dapat menjangkaunya, begitu transparan, bahkan apa yang akan terjadi Dia sudah tahu.

Dari mana Daud bisa mengetahui kalau Allah itu Mahatahu? Pasti dari pengalaman hidupnya. Pertama, pengalaman perjalanan hidupnya dari waktu ke waktu yang tidak selalu mulus. Namun dalam semua hal yang terjadi selalu ada kesamaannya, ada langkah iman. Daud mengimani Allah tahu segala pergumulannya dan Allah pasti memberinya kekuatan yang tergambar dalam kitab-kitab Mazmur-nya. Kedua, pengalaman kejatuhannya. Kisahnya dengan Batsyeba adalah aibnya yang diketahui semua orang, sekalipun pada awalnya tidak ada yang mengetahuinya. Daud menyimpan dosa itu rapat-rapat tetapi Allah tahu semuanya dengan jelas dan dibongkar habis melalui nabi-Nya.

Kemahatahuan Allah harusnya menimbulkan dua efek. Pertama adalah kegentaran, karena tidak ada satu hal pun yang dapat kita sembunyikan di hadapan Allah. Mungkin kita bisa mengelabui manusia, tetapi tidak dengan Allah. Kedua adalah ketenangan. Saat seseorang berada di dalam kesulitan yang hebat, banyak yang mempertanyakan Allah. Namun ada satu ketenangan kalau kita tahu Allah kita Mahatahu. Sekalipun kita kadang kala tidak tahu harus berbuat apa, tetapi Allah pasti tahu masalah kita dan Dia tahu yang terbaik untuk kita. Mari kita sungguh menyadari Kemahatahuan Allah sehingga kita gentar ketika akan melakukan dosa dan tenang karena Dia akan menolong indah pada waktunya.
(renunganhariankristen)

KEBERADAAN ALLAH YANG KEKAL DAN TIDAK TERBATAS, MEMAMPUKAN-NYA MENGETAHUI SEGALA SESUATU.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 04, 2018

Melangkah Pasti Bersama Tuhan



Bacaan Alkitab: Mazmur 46:1-12

Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi! TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Mazmur 46:11-12


Ketika memasuki tahun 2016 yang lalu, banyak orang mengalami ketakutan dan kecemasan karena dicekoki dengan banyak isu menakutkan. Salah satunya mengenai isu kemiskinan. Negara kita sebetulnya kaya akan sumber alam, tetapi masih banyak rakyat yang hidup miskin dan melarat. Sementara yang kaya makin kaya, yang miskin justru semakin miskin. Selain itu, isu keamanan yang semakin tidak kondusif karena carut marutnya penegakan hukum di internal bangsa sendiri, juga menjadi bahan pergunjingan. Hukum bisa dibeli dan dikalahkan oleh politik uang.

Pertanyaan yang patut kita renungkan: bagaimana kita bisa melangkah dengan pasti di tengah-tengah ketidakpastian hidup di dunia ini?

(1) Ketahuilah bahwa Allah sumber perlindungan dan kekuatan. Pemazmur memakai kata-kata positif untuk membangun iman kita. Allah itu tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong (ay. 2). Bahkan menyebut-Nya sebagai "kota benteng" (ay. 4, 12). Bukan kekayaan, kekuasaan, atau kedudukan yang menjadi sumber perlindungan dan kekuatan sang pemazmur, melainkan hanyalah Tuhan. Itu karena Dia berjanji, "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!" (Yer. 17:7).

(2) Percaya Allah akan menolong orang yang berharap kepada-Nya. Ayat 3 mengatakan, "Sebab itu, kita tidak akan takut." Biasanya, orang tidak takut jika situasi dan kondisi aman-aman saja, ekonomi dan keluarga baik-baik saja. Ketika situasi sebaliknya terjadi maka orang kehilangan keberanian untuk hidup. Di ayat 3-4, pemazmur melukiskan kondisi yang tidak baik, "Bumi berubah; gunung goncang; sekalipun air ribut" namun umat percaya tetap tidak takut. Mengapa? Karena percaya Tuhan semesta alam menyertai kita selama-lamanya (ay. 8, 12).

Banyak orang berpikir, jika Tuhan menyertai maka hidup ini pasti lancar, mulus, tanpa kesulitan, tantangan, dan penderitaan. Itu pikiran yang salah. Penyertaan Tuhan tidak berarti hidup tanpa pencobaan, kesulitan, dan ujian iman. Namun justru sebaliknya, di mana Tuhan mengizinkannya terjadi, di situ Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi umat-Nya (Rm. 8:28). Yakinlah bahwa Tuhan Allah yang kita andalkan mampu menjadi kota perlindungan dan sumber kekuatan. Percayalah selalu kepada penyertaan Tuhan Yesus di dalam setiap pencobaan dan kesulitan hidup yang kita hadapi.
(renunganhariankristen)

YESUS ADALAH KOTA BENTENG PERLINDUNGAN TERAMAN DALAM MENGHADAPI BADAI KEHIDUPAN.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan keadilan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 03, 2018

Cinta Kasih Yesus


Bacaan Alkitab: Yohanes 15:9-17

Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Yohanes 15:13


Cinta kasih adalah aktivitas yang tindakan utamanya adalah memberi, bukan menerima. Teladan Tuhan Yesus tentang kasih terbesar adalah dengan tindakan memberi, bahkan Dia sampai memberikan nyawa-Nya sendiri. Yesus sangat mencintai manusia. Dia rela mengorbankan nyawa demi cinta-Nya kepada kita.

Dalam memberi, seseorang akan bahagia sebab merasakan dirinya mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk membahagiakan orang lain. Ia akan merasa jiwanya hidup. Biasanya yang memberi hanya orang yang memiliki, bukan yang tidak mempunyai. Apa saja yang bisa diberikan? Ada empat unsur dalam cinta. Cinta disebut benar jika memiliki empat unsur ini sekaligus. Semakin kurang unsur-unsur ini, semakin menunjukkan bahwa cinta yang diberi atau diterima adalah dangkal. Empat unsur cinta yaitu kepedulian (care), tanggungjawab (responsibility), penghargaan (respect) dan pengetahuan (knowledge).

Cinta kasih diawali dengan memberikan perhatian kepada orang lain, mencoba memahami sudut pandangnya, peduli pada perjuangan dan usahanya. Kepedulian ini dirasakan sebagai tanggung jawabnya, bukan tanggung jawab sebagai beban, tetapi tanggung jawab yang lahir atas dasar kasih sayang, sebuah ungkapan rasa cinta. Namun, jika kurang hati-hati, kepedulian dan tanggungjawab ini bisa menjadi usaha untuk mendominasi karena merasa dirinyalah yang paling tahu sehingga orang yang dicintainya justru terkekang dan terjajah. Untuk menghindari ini perlu adanya penghargaan, yakni menghargai keunikan orang yang dicintai dan tidak punya keinginan untuk mengubahnya sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Orang yang dicintai perlu mengembangkan potensinya tanpa dieksploitasi.

Cinta bukanlah sesuatu yang mudah, perlu usaha sungguh-sungguh untuk menjalankannya dengan baik. Tindakan cinta dilakukan tanpa mengharapkan balasan apa-apa. Bukan pula sikap akal-akalan agar dapat imbalan yang lebih baik. Itulah sebabnya cinta ibu kepada anaknya seringkali dijadikan ukuran cinta yang sempurna, penuh totalitas. Kepedulian aktif atas kehidupan dan perkembangan orang yang dicintai, itulah cinta.

Benarkah kita dicintai? Jika benar maka empat unsur cinta yang baru kita bahas, sungguh sudah dialami oleh kita. Benarkah kita mencintai? Jika benar, maka kita pasti memberikan empat unsur cinta tersebut. Yuk, cintailah dengan kasih yang berasal dari Yesus.
(renunganhariankristen)

CINTA KASIH ADALAH TINDAKAN UNTUK MEMBERI.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

Santapan Rohani Our Daily Bread Ministries

BACA RENUNGAN - ARTIKEL LAINNYA