the Voice of God

Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah. (Yeremia 33:6)

April 07, 2018

Jangan diam dan menyerah



Bacaan Alkitab: 2 Raja-Raja 7:1-11

“Empat orang yang sakit kusta ada di depan pintu gerbang. Berkatalah yang seorang kepada yang lain: ‘Mengapakah kita duduk-duduk di sini sampai mati?” (2 Raja-Raja 7:3)


Shalom semua kekasih dan sahabat Kristus.

Ketika kota Samaria terkepung oleh pasukan Aram, hubungan dengan dunia luar terputus. Tidak bisa dibayangkan betapa menderitanya bila kita berada di suatu daerah yang terisolasi dari dunia luar. Akibatnya “...terjadilah kelaparan hebat di Samaria selama mereka (tentara Aram) mengepungnya,...” (2 Raja-Raja 6:25).

Bukan hanya orang miskin yang menderita dan terancam mati kelaparan, tetapi orang yang berduit pun sama keadaannnya. Lalu Elisa (abdi Allah) bernubuat tentang keadaan kota ini, “Besok kira-kira waktu ini sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal dan dua sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang Samaria.” (2 Raja-Raja 7:1). Mendengar nubuatan itu perwira raja tidak percaya dan malah mengejek Elisa, “Sekalipun Tuhan membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?’ Jawab abdi Allah: ‘Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya.’ “ (2 Raja- Raja 7:2).

Ada empat orang kusta tinggal di luar pintu gerbang dan sama sekai tidak tahu nubuatan Elisa. Mereka sangat menderita bukan saja karena penyakit yang menyerangnya, tetapi juga karena perut mereka diserang rasa lapar yang hebat. Tinggal menunggu waktu saja, kematian pasti akan menjemput! Namun mereka tidak menyerah pada keadaan. Salah seorang dari mereka berkata, “Mengapakah kita duduk-duduk di sini sampai mati? Jika kita berkata: Baiklah kita masuk ke kota, padahal dalam kota ada kelaparan, kita akan mati di sana. Dan jika kita tinggal di sini, kita akan mati juga. Jadi sekarang, marilah kita menyeberang ke perkemahan tentara Aram. Jika mereka membiarkan kita hidup, kita akan hidup, dan jika mereka mematikan kita, kita akan mati.” (2 Raja-Raja 7:3b-4). Dalam keadaan tak berdaya mereka bertindak dan berusaha.

Banyak anak Tuhan ketika dalam masalah berat dan menemui jalan buntu cenderung menyerah pada keadaan dan tidak mau membuat tindakan iman. Akhirnya mereka tidak mengalami pemulihan dan malah kian terpuruk.

Dalam masalah? Jangan diam saja dan menyerah, carilah Tuhan dengan segenap hati, Dia akan menolong!
(renungan&ilustrasikristen)

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 28, 2018

Jangan Asal Takjub!


Bacaan Alkitab: Matius 13:53-58

Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Matius 13:57a




Shalom semua kekasih dan sahabat Kristus.

Percaya itu bukan perkara mudah. Terlebih di zaman modern ini, yang terkadang aneh. Banyak berita yang belum tentu benar dengan mudah dipercaya dan disebarluaskan, tapi berita yang justru benar kadang malah ditolak dan dikatakan hoax.

Hal serupa terjadi pada orang-orang Nazaret. Mereka tidak bisa menerima Tuhan Yesus ? yang berarti menolak juga berita yang disampaikan-Nya? karena mereka mengenal Yesus sebagai anak seorang tukang kayu. Awalnya mereka terpesona dan kagum sekali dengan pengajaran Yesus (ay. 54). Dikatakan maka takjublah mereka. Namun, ini tidak bertahan lama. Orang-orang mulai mempertanyakan kuasa dan hikmat Yesus karena mengenal keluarganya sebagai orang biasa saja dari kampung halaman mereka, bukannya berasal dari golongan rabi yang terkenal. Inilah yang membuat mereka kecewa dan menolak Tuhan Yesus. Ada perubahan drastis terjadi pada orang-orang itu, dari perasaan takjub menjadi perasaan kecewa dan menolak. Penolakan mereka bukan semata-mata mereka tahu dan mengenal siapa keluarga Tuhan Yesus, tetapi karena tidak memiliki iman kepada Yesus (ay. 58).

Dari zaman ke zaman, banyak orang yang meragukan ke-Tuhan-an Yesus karena memandang Dia hanya sebagai orang baik, guru berhikmat, tetapi bukan sebagai Tuhan. Iman kita sebagai orang percaya akan dihadapkan dengan tantangan-tantangan seperti itu. Banyak yang akan mencoba menggoncangkan iman kita kepada Tuhan Yesus. Memang jauh lebih sulit bagi kita memercayai Yesus karena mengenal dan membaca-Nya di dalam Alkitab. Bandingkan dengan orang-orang Nazaret yang bertemu langsung dengan Yesus. Jadi, jika kita bisa percaya dan beriman sepenuhnya kepada-Nya, itu hanya karena anugerah dari Tuhan semata. Kasih karunia yang membuat kita bisa melihat bahwa Yesus-lah Allah.

Berhati-hatilah! Di zaman ini, banyak hal yang katanya mengatasnamakan kekristenan, bisa membuat kita takjub sementara. Ada sebuah euforia besar! Semua harus kita uji terlebih dulu berdasarkan firman Tuhan. Ketika diperhadapkan dengan kesulitan-kesulitan, apakah benar Tuhan Yesus tetap menjadi sandaran mereka? Kiranya kita selalu takjub dengan kasih Yesus yang besar dan menyandarkan iman kita sepenuhnya kepada Dia.
(renunganhariankristen)

IMAN BUTUH LEBIH DARI SEKADAR TAKJUB AKAN MUKJIZAT YESUS. IMAN BUTUH DITUMBUHKEMBANGKAN MELALUI PENGENALAN AKAN YESUS.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 27, 2018

Tangan Kiri Jangan Tahu


Bacaan Alkitab: Matius 6:1-4

Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Matius 6:3



Shalom semua kekasih dan sahabat Kristus.

Apa perasaan kita kalau sudah berbuat baik kepada seseorang tetapi ia tidak mengatakan terima kasih ? Setiap kita ingin dihargai walaupun hanya dengan ucapan terima kasih. Jadi lumrah jika merasa ada ganjalan jika orang lain tidak berterima kasih kepada kita atas kebaikan yang kita perbuat kepadanya. Persoalannya, jika saya benar-benar ingin menolong orang itu tanpa ada maksud apa-apa, mengapa saya merasa ada ganjalan ketika ia tidak berterima kasih? Tentu saja tidak ada yang salah dengan ucapan terima kasih atau penghargaan atas jasa baik seseorang. Jika kita sudah berbuat baik kepada seseorang dan ia berterima kasih kepada kita, maka kita tidak perlu menolak ucapan terima kasih itu. Persoalannya menjadi lain, jika kita mengharapkan ucapan terima kasih atau penghargaan dari orang lain atas jasa baik kita.

Dalam hal ini, Tuhan Yesus bicara tentang dua hal: ketulusan dan kemunafikan. Ketulusan ditandai dengan motivasi yang murni. Murni artinya tidak tercemar. Jadi perbuatan baik yang tulus didasari motivasi yang murni, yang tidak diboncengi motivasi lain, misalnya ingin dipuji, ingin dikenal, ingin diketahui banyak orang, ingin diingat, ingin dibalas. Kemunafikan adalah sebaliknya. Tuhan Yesus sering mengkritik orang Farisi yang melakukan praktik kesalehan dengan munafik. Mereka boleh saja mengklaim melakukan hal yang benar, tetapi motivasinya salah. Bagi Tuhan Yesus, motivasi itu lebih penting daripada perbuatan baik itu sendiri.

Alih-alih pamer kebaikan di depan manusia, Tuhan Yesus menasihati kita untuk melakukannya di tempat tersembunyi, tanpa koar-koar. Meskipun manusia tidak melihat dan tidak berterima kasih kepada kita, tetapi Allah Mahatahu. Dia melihat dan akan membalas kepada kita. Bahkan penghargaan dari Tuhan jauh lebih besar daripada yang dari manusia (ay. 4). Lagipula, dengan melakukan kebaikan secara tersembunyi, kita tidak membuat orang yang menerima jasa baik kita merasa berutang budi kepada kita. Selidikilah kembali hati kita dalam hal memberi dan berbuat baik. Murnikan motivasinya di hadapan Yesus karena Dia membenci kemunafikan.
(renunganhariankristen)

PEMBERIAN YANG TULUS DAN TIDAK MUNAFIK MENYUKAKAN BAPA DI SORGA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 26, 2018

Berani Ambil Risiko


Bacaan Alkitab: Lukas 9:7-9

Tetapi Herodes berkata: Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu? Lukas 9:9


Shalom semua kekasih dan sahabat Kristus.

Yohanes Pembaptis menjadi martir dengan kepala terpenggal. Ia dihukum pancung oleh Herodes karena menegur keras raja ini yang mengambil Herodias sebagai istrinya, padahal Herodias masih istri dari saudara sepupunya (Mat. 4:1-12). Yohanes pun dalam pelayanan berani mengambil risiko untuk menyerukan pertobatan, menganjurkan supaya orang-orang dibaptis di dalam nama Allah. Pada zaman itu, tindakan ini dilarang dan bisa berakibat hukuman pancung. Yohanes adalah pemberani yang siap mengambil risiko demi tuntasnya pelayanan pekerjaan Allah.

Melayani pasti mempunyai risiko. Risiko menghadapi orang-orang dengan berbagai latar belakang, tantangan, atau penolakan. Pelayanan mungkin membawa kita pada penderitaan akibat ditolak. Tuhan Yesus tidak memberikan perlindungan khusus agar kita dapat melakukan segala pekerjaan-Nya dengan mulus tanpa tantangan. Ketika Yesus memanggil para murid untuk diutus, Dia tahu bahwa mereka akan menghadapi banyak masalah. Orang-orang yang menderita berbagai penyakit, yang kerasukan setan, yang menolak kabar Injil, akan mereka hadapi.

Ditolak dan disalah mengerti sudah biasa buat saya. Saking seringnya ditolak, membuat saat diterima terasa lebih manis daripada madu. Saya pernah mengunjungi orang-orang usia lanjut yang belum mengenal Tuhan. Mereka ada yang menolak, tapi ada juga yang menerima. Itu wajar, sebuah risiko, dan saya tidak boleh menyerah ketika ditolak. Pengalaman saya, ada yang orang yang harus dikunjungi sekian puluh kali baru akhirnya bertobat.

Jangan takut mengambil risiko! Jika berhasil kita akan bahagia, jika gagal kita akan lebih bijaksana. Lakukan saja! Namun ingat, berani mengambil risiko bukan berarti melakukan tindakan gegabah. Kita tetap harus melakukan persiapan dan pertimbangan yang matang. Doakan setiap risiko yang mungkin kita hadapi kepada Tuhan Yesus. Jika suatu saat risiko yang kita takutkan itu benar-benar terjadi, maka kita dapat melewatinya dengan baik bersama-Nya. Risiko sangat berkaitan dengan rasa takut akan timbulnya kekacauan, takut akan penilaian orang lain yang menghakimi, dan takut akan hal-hal tak terduga yang menunggu di depan sana. Hadapi rasa takut itu dan jadikanlah rasa takut sebagai motivasi.
(renunganhariankristen)

SETIAP PELAYANAN YANG KITA LAKUKAN MENGANDUNG RISIKO. INGAT, YESUS SELALU MENYERTAI PELAYANAN YANG TULUS.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

Yang Lebih Baik?


Bacaan Alkitab: 1 Samuel 8

Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan perkataan Samuel dan mereka berkata: Tidak, harus ada raja atas kami; 1 Samuel 8:19


Shalom semua kekasih dan sahabat Kristus.

Beberapa tahun yang lalu, sempat tren iklan obat nyamuk dengan jargon: Yang lebih baik? Yang lebih mahal banyak . Iklan ini mau menyatakan bahwa merknya adalah yang terbaik dan dengan kualitasnya, cukup untuk tidak pindah ke lain hati. Ini kerap berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di dalam perjalanan iman seseorang yang memiliki Allah yang sempurna, tetapi itu tidak menjamin seseorang betah tinggal di dalam-Nya. Itulah yang terjadi pada kehidupan bangsa Israel.

Bangsa Israel adalah bangsa yang luar biasa, yaitu luar biasa anehnya! Sejak awal dipilih dan dipimpin langsung oleh Tuhan, tidak membuat mereka bisa puas dengan Tuhan. Mereka malah ingin seperti bangsa-bangsa lain yang dipimpin oleh seorang raja (ay. 19-20). Bangsa Israel seringkali tidak bersyukur kepada Tuhan. Iman mereka kepada Tuhan seperti roller coster yang cepat sekali naik turun, tergantung sikon yang dihadapi. Bagian ini juga memperlihatkan karakter mereka yang sulit. Pimpinan langsung Tuhan tidak cukup buat mereka. Bangsa Israel jelas-jelas menolak Allah semesta alam yang sempurna, yang adalah raja mereka dan ingin menggantikan-Nya dengan seorang manusia yang sangat-sangat terbatas untuk memimpin mereka. Penolakan bisa terjadi salah satunya karena adanya rasa ketidakpuasan. Inilah mental bangsa Israel yang seringkali melihat dengan pandangan yang salah terhadap Tuhan.

Nah, sekarang yang patut kita renungkan dari bagian firman Tuhan ini, bukan bicara tentang siapa pemimpin bangsa kita saat ini. Firman ini mengingatkan, kadang kala kita pun punya mental seperti bangsa Israel. Dalam beberapa hal atau bahkan banyak hal, Tuhan itu bukan yang menjadi raja di dalam hidup kita. Banyak kali di dalam hidup, kita menggantikan Allah dengan hal-hal yang remeh. Malah sebenarnya ada orang-orang Kristen yang ingin menjadi raja atas diri mereka sendiri, menolak Allah memimpin kehidupannya. Kehendak Tuhan seringkali dikesampingkan. Janganlah seperti bangsa Israel yang merasa tidak pernah puas terhadap Allah. Adakah yang lebih baik dari Allah? Tidak ada!
(renunganhariankristen)

UTAMAKAN ALLAH DI DALAM KEHIDUPAN KITA. JADIKAN DIA RAJA YANG MEMIMPIN JALAN HIDUP KITA.

Selamat beribadah bersama keluarga dan selamat melayani,
Tetaplah hidup kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 24, 2018

Persembahan yang Benar


Bacaan Alkitab: Kejadian 4:1-16

tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Firman TUHAN kepada Kain: Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Kejadian 4:5,6


Shalom semua kekasih dan sahabat Kristus.

Kain dan Habel sama-sama memberikan korban persembahan kepada Allah. Kain yang seorang petani mempersembahkan sebagian dari hasil tanahnya kepada Allah (ay. 3). Habel yang seorang penggembala juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya (ay. 4). Namun, Alkitab menyatakan bahwa Tuhan mengindahkan persembahan Habel, sementara persembahan Kain tidak diindahkan-Nya. Ini membuat muram Kain dan hatinya menjadi panas.

Mengapa Allah tidak mengindahkan persembahan Kain? Kalau kita teliti, Tuhan terlebih dahulu memperhatikan pribadi, setelah itu baru persembahannya. Siapa yang memberikan persembahan itu menjadi perhatian utama Tuhan, jauh lebih penting daripada persembahannya sendiri. Allah tidak mengindahkan persembahan Kain karena ia mempersembahkannya tidak disertai dengan iman yang benar dan pengabdian kepada kebenaran (bdk. Ibr. 11:4). Alkitab mencatat, Habel mempersembahkan dengan iman maka diperkenan Tuhan. Karena iman, Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik daripada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian bagi dirinya, bahwa ia benar karena Allah berkenan akan persembahannya itu.

Mempersembahkan dengan iman adalah memberi persembahan dengan hati yang rela dan jujur, serta hanya untuk menyenangkan Tuhan. Persembahan dilakukan bukan sekadar ritual ibadah belaka. Persembahan dinaikkan kepada Tuhan bukan untuk pamer kepada sesama dan bukan karena memberi banyak terus ingin dipuja dan dituruti oleh orang lain. Persembahan yang dinilai Tuhan bukanlah dari jumlah persembahannya, melainkan dari motivasinya dalam memberi persembahan.

Saudaraku, besar kecilnya persembahan kita memang tidak menjadi ukuran besar kecilnya iman dan rasa syukur kita pada Tuhan Yesus, tetapi besar kecilnya iman dan rasa syukur kita kepada Yesus akan nampak melalui apa yang kita persembahkan kepada-Nya. Ingatlah, kebahagiaan tergantung pada apa yang dapat kita berikan, bukan pada apa yang kita peroleh. Kebahagiaan tidak tergantung pada jumlah berkat yang telah kita terima sepanjang hidup, tetap tergantung pada jumlah berkat yang kita bagi dan berikan kepada Tuhan dan sesama.
(renunganhariankristen)

PERSEMBAHAN YANG BENAR DI HADAPAN ALLAH DATANG DARI HATI YANG TULUS DAN MOTIVASI YANG BENAR.

Selamat berakhir pekan dan siapkan diri utk pelayanan dan ibadah Minggu besok bersama keluarga,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 23, 2018

Ciri-Ciri Pembawa Ajaran Palsu


Bacaan Alkitab: Yehezkiel 13:1-23

Hai anak manusia, bernubuatlah melawan nabi-nabi Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka yang bernubuat sesuka hatinya saja: Dengarlah firman TUHAN! Yehezkiel 13:2


Shalom semua kekasih dan sahabat Kristus.

Pembawa ajaran palsu selalu ada di dalam setiap zaman, termasuk era modern ini. Masalahnya, kita sulit membedakan mereka dari yang asli atau sejati. Mereka pandai membungkus diri dengan penampilan dan bahasa rohani yang sepintas sama saja dengan yang asli. Teks yang kita baca hari ini memberikan beberapa ciri dari pembawa ajaran palsu.

Pertama, mereka menyampaikan isi hati atau imajinasi mereka. Mereka berpikir itu dari Tuhan tetapi sesungguhnya bukan (ay. 3). Pada zaman sekarang, kita bisa menemukan ciri itu pada pengkhotbah yang lebih senang membahas isi hatinya daripada menggali dan menyampaikan isi Alkitab.
Mereka menyampaikan mimpi atau penglihatan ke sorga atau ke neraka, atau kisah sensasional lainnya. Kalaupun membuka Alkitab, mereka biasanya hanya membaca sambil lalu saja.

Kedua, mereka tidak menyentuh isu-isu pokok seperti dosa, ketidakadilan, pertobatan, kesucian, iman (ay. 5). Nabi Yehezkiel menggunakan metafora tembok yang dikapur putih (ay. 11). Seharusnya tembok itu diperbaiki sehingga bisa kokoh menghadapi hari peperangan. Akhirnya badai mengelupaskan kapur itu dan menelanjangi kerapuhannya. Demikian juga pembawa ajaran palsu jarang sekali mengkhotbahkan tentang dosa, pertobatan, kesucian atau ajaran yang membawa kepada hubungan yang lebih intim dengan Allah. Khotbah mereka lebih ke arah humanisme, pengembangan diri, berkat, dan hidup sukses.

Ketiga, mereka lebih tertarik kepada ramalan nasib atau penglihatan pribadi daripada memberitakan firman Tuhan. Mereka bukan orang yang serius mendalami firman. Mereka hanya serius dalam hal mendapatkan keuntungan finansial (ay. 17-19). Bukankah itu terjadi di masa kini? Sudah bukan rahasia ada orang-orang yang mengaku hamba Tuhan menyatakan penglihatan kepada pribadi tertentu dan mencari keuntungan finansial dari mereka. Khotbah mereka sangat menekankan tentang persembahan sedangkan pertanggungjawaban uang itu tidak transparan.

Berhati-hatilah. Jangan mudah tertarik dengan ajakan untuk mengikuti ajaran palsu meskipun itu tampak sangat memikat dan memberi janji indah.
(renunganhariankristen)

WASPADALAH TERHADAP PEMBAWA AJARAN PALSU, PEMBERI JANJI PALSU.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 22, 2018

Selalu Mengucap Syukur


Bacaan Alkitab: 1 Tesalonika 5:12-22

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. 1 Tesalonika 5:18


Shalom semua kekasih dan sahabat Kristus.

Ayat emas ini menyampaikan pesan agar kita senantiasa mengucap syukur atas segala situasi. Itu adalah kehendak Tuhan. Orang Kristen banyak beranggapan hal ini mudah untuk dilakukan karena tidak memerlukan modal apa pun, hanya lewat ucapan di bibir. Padahal kenyataannya, hal ini mudah untuk dibaca tetapi tidak mudah untuk dilakukan. Bagaimana mungkin mengucap syukur dalam segala hal? Bisnis macet, anak bermasalah, sakit berat, pegawai susah diatur, kehilangan yang terkasih. Bagaimana bisa bersyukur untuk sesuatu yang sudah kita persiapkan baik-baik, sudah berkorban waktu, tenaga, dan harta, tapi hasilnya jauh dari yang kita harapkan?

Kenapa Tuhan kasih ayat ini? Karena melalui ucapan syukur itu kita diajar untuk bertumbuh di dalam iman. Kita diajar bahwa berkat itu bukan selalu berupa harta, mobil mewah, rumah megah atau kesehatan. Kalau kita bisa bersyukur dan bertahan di tengah kesusahan, itu adalah berkat. Bisa tersenyum ketika dikecewakan, itu adalah sukacita. Bisa tetap beriman di tengah situasi berat, pahit, dan menyakitkan, itu adalah kekuatan. Bisa ikhlas atas kehilangan yang terjadi, itu adalah penghiburan dari Tuhan.

Salah satu cara latihan untuk mengucap syukur adalah belajar peka. Seringkali kita sudah terlalu kulino (Jawa: terbiasa) menerima suatu berkat. Memandang berkat keseharian itu sebagai hal yang biasa. Contohnya, saat badan sehat, setiap hari kita terbiasa dengan kondisi badan sehat kita. Kita jadi kulino. Kita baru bisa mengucap syukur atas kesehatan saat mengalami kesakitan. Karena itu, penting bagi kita melatih kepekaan. Peka terhadap setiap berkat yang Tuhan limpahkan setiap harinya. Di dalam kepekaan kita akan dimampukan untuk selalu mengucapkan syukur.

Mari ingat kembali, semua yang Tuhan izinkan terjadi di dalam hidup kita itu adalah berkat. Mari belajar mengucap syukur atas kesulitan dan permasalahan hidup yang kita hadapi. Jangan hanya punya sikap syukur saat hidup lancar-lancar saja. Beraat? Pasti! Supaya ringan, yuk mari kita belajar bersama mengucap syukur.
(renunganhariankristen)

MENGUCAP SYUKUR, MEMAMPUKAN KITA BERTAHAN MENGHADAPI SITUASI APA PUN.

Selamat beraktifitas sepanjang hari ini,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan, sehingga nama Tuhan dimuliakan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 21, 2018

Tidak Terlalu Sukar


Bacaan Alkitab: Ulangan 30:11-14

Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh. Ulangan 30:11


Shalom semua kekasih dan sahabat Kristus.

Mau pilih yang sukar atau yang mudah? Kalau saya tanya kepada Anda, saya yakin Anda akan menjawab, Mudah! Ini bawaan manusia. Maunya segala sesuatu mudah. Kemudahan itu semakin nyata dengan dukungan kemajuan iptek yang mempermudah segala sesuatu. Kemudahan menjadi tuntutan setiap orang. Kalau bisa gampang, mengapa harus menempuh jalan sukar?

Menjadi orang Kristen mudah atau sukar? Hmmm mungkin Anda harus berpikir lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan ini. Ya, dari satu sisi, tidaklah sukar. Hanya dengan percaya kepada Tuhan Yesus sudah diselamatkan. Di sisi lain, menjadi orang Kristen tidak berhenti pada percaya hanya di mulut. Percaya atau iman harus diwujudkan dalam ketaatan kepada firman Tuhan. Di sinilah persoalan muncul. Banyak orang Kristen merasa firman Tuhan itu terlalu sukar untuk dilakukan. Tuntutannya terlalu berat. Ada banyak orang Kristen mengeluh jadi orang Kristen susah. Yang lain memilih berkompromi dengan prinsip-prinsip dunia. Bagi mereka, perintah Tuhan selain sukar, juga tidak realistis dengan kondisi dunia masa kini. Sebenarnya, anggapan perintah Tuhan itu terlalu sukar ditaati, didasari kemalasan atau keengganan untuk taat. Jadi dari awalnya sudah tidak ada motivasi atau motivasinya lemah.

Ayat emas hari ini menegaskan bahwa Tuhan tidak memberikan firman yang terlalu sukar sehingga tidak dapat dilaksanakan. Firman itu gamblang. Tidak disembunyikan sehingga perlu cara-cara gaib untuk mendapatkan dan memahaminya. Pada ayat 14 dikatakan, firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu Artinya, Tuhan menanam firman itu di dalam hati kita. Kita bahkan bisa menyebutkan firman itu. Tuhan yang kita sembah bukan Allah yang memberikan perintah aneh-aneh atau berlebihan. Dia bukan Allah yang mau menindas kita. Dia Allah yang penuh kasih. Apa yang Dia nyatakan adalah kehendak yang realistis demi kebaikan kita pula. Pada akhirnya, kita yang menikmati keuntungan dari ketaatan itu. Dengan kata lain, Tuhan memberkati kita melalui ketaatan kita. Mari awali hari ini dengan tekad, Saya mau dan saya bisa taat.
(renunganhariankristen)

FIRMAN TUHAN JELAS DAN MUDAH UNTUK DITAATI ASAL ADA KEMAUAN DAN MOTIVASI YANG BENAR.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 20, 2018

Revolusi Rohani


Bacaan Alkitab: 2 Raja-raja 22:1-23:30

Ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan dan hidup sama seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. 2 Raja-raja 22:2


Shalom kekasih Yesus Kristus.

Presiden Jokowi acap kali mengumandangkan Revolusi Mental , sebuah jargon yang diterapkannya sejak menjadi pemimpin bangsa. Revolusi Mental adalah suatu perubahan karakter bangsa kembali pada identitas aslinya, suatu perubahan yang cukup mendasar di dalam setiap bidang kehidupan rakyat Indonesia.

Raja Yosia melakukan hal yang lebih dalam lagi, yaitu Revolusi Rohani . Yosia hidup di zaman bobrok. Hati bangsanya jauh dari Tuhan. Mereka melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Semuanya itu adalah warisan dari kakek Yosia, yaitu Manasye, yang benar-benar memberontak kepada Tuhan, sampai dikatakan Tuhan sakit hati melihat kelakuannya. Dan perbuatan itu masih dilanjutkan oleh ayah Yosia, yaitu Amon. Kalau sampai dua generasi hidupnya rusak, ini berarti sudah mendarah daging. Sudah menjadi suatu kebiasaan yang sulit diubah.

Di saat itulah, Yosia dihadirkan Tuhan untuk mengadakan sebuah perubahan. Ia melakukan apa yang Tuhan kehendaki, seperti yang tercatat di dalam Taurat. Yosia melakukan perubahan bukan setengah-setengah, tetapi benar-benar sampai pada akar-akarnya (2Raj. 23:4-24). Perubahan pertama dimulai dari dirinya sendiri, firman Tuhan mencatat Yosia menyesal dan merendahkan diri di hadapan Tuhan (2Raj. 22:19). Dia menyadari dosa dirinya dan bangsanya di hadapan Tuhan, serta menyesalinya.

Selanjutnya, Yosia melakukan perubahan hidup rakyatnya menjadi sesuai dengan firman Tuhan. Semua praktik keagamaan yang bertentangan dengan Tuhan, dibabat habis oleh Yosia. Berdasar petunjuk Taurat, ia tahu apa yang Tuhan suka dan apa yang Tuhan tidak suka. Yosia menuruti perintah-perintah Tuhan itu dengan segenap hati dan segenap jiwa sehingga seluruh rakyat turut mengikutinya. Yosia melakukan perubahan karena ia sungguh terbuka akan firman Tuhan dan taat melakukannya.

Pertobatan itu harus diwujudkan di dalam setiap sisi kehidupan yang kita jalani. Jangan memberikan celah sedikit pun untuk berkompromi dengan dosa. Perubahan itu tidak selalu mengenakkan. Di saat harus membuang hal-hal yang kita senangi tapi Tuhan tidak senangi, pasti memerlukan sebuah komitmen yang tidak setengah-setengah. Ayo semangat mewujudkan Revolusi Rohani! Supaya kita kedapatan setia sampai akhir dan memperoleh mahkota kehidupan yang kekal (Yak. 1:12).
(renunganhariankristen)

REVOLUSI ROHANI DIAWALI DENGAN PERTOBATAN DARI DOSA, MENJALAR PADA PERUBAHAN CARA HIDUP YANG SESUAI FIRMAN TUHAN.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 19, 2018

Persembahan Kudus Bagi Allah


Bacaan Alkitab: Maleakhi 3:6-12

Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN. Imamat 27:30


Shalom selamat pagi semua kekasih Kristus.

Salah satu wujud kasih kita kepada Tuhan adalah dengan memberikan persembahan. Persembahan yang umum adalah berupa uang yang kita berikan melalui gereja atau tenaga yang kita kerjakan melalui pelayanan kita untuk Tuhan. Intinya, persembahan merupakan respons terhadap kasih anugerah yang Tuhan telah berikan di dalam hidup kita.

Persembahan uang yang wajib kita berikan adalah persembahan persepuluhan. Di dalam Imamat 27:30, Tuhan menegaskan bahwa sepersepuluh dari apa yang kita peroleh dari pekerjaan kita, haruslah dikembalikan kepada Tuhan dalam bentuk persembahan persepuluhan. Uang itu merupakan hak-nya Tuhan.

Persembahan persepuluhan merupakan persembahan yang dengan tegas Tuhan minta dari umat-Nya untuk dipersembahkan kepada-Nya. Kalau kita belajar tentang persembahan maka kita akan tahu bahwa persembahan itu haruslah diberikan dengan sukacita dan sukarela. Namun, mengapa persembahan persepuluhan malah diwajibkan oleh Tuhan? Bukankah jadi seperti ada paksaan?

Pertama, persembahan persepuluhan merupakan bentuk anugerah dari Allah. Persembahan ini diberikan kepada Tuhan untuk memelihara orang-orang khusus yang Tuhan pilih untuk melayani-Nya, di dalam Perjanjian Lama adalah suku Lewi. Orang Lewi dipilih Tuhan untuk menjadi abdi-Nya, pengganti anak sulung umat Israel yang Tuhan sudah selamatkan dari tulah kesepuluh di tanah Mesir. Orang Lewi harus melayani Tuhan sepenuh waktu, maka mereka tidak memiliki tanah pusaka untuk dikelola. Karena itu, Tuhan meminta suku-suku lainnya untuk memberikan persembahan persepuluhan demi mencukupkan kebutuhan suku Lewi.

Kedua, persembahan persepuluhan menegaskan bahwa semua yang kita miliki berasal dari Tuhan. Seringkali orang lupa bahwa apa yang ia peroleh adalah berkat dari Tuhan. Persepuluhan merupakan wujud syukur, betapa baiknya Tuhan yang telah memberkati segala pekerjaan dan usaha kita.
Tuhan berjanji bahwa siapa yang memberikan persepuluhan akan diberkati oleh Tuhan. Persepuluhan menjadi bentuk iman bahwa kita meyakini Tuhan
Yesus adalah Sang Gembala yang baik, yang akan memelihara hidup kita.

Yuk, bawalah persembahan persepuluhan kita ke hadapan Yesus dengan sukarela dan sukacita.
(renunganhariankristen)

JANGAN MENGGERUTU SAAT KITA MEMBERIKAN 10% KEPADA TUHAN, KARENA TUHAN TELAH MEMBERIKAN 100% UNTUK KITA. 

Selamat beraktivitas,
Tetap hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!



February 18, 2018

Masih Percaya Ramalan Nasib?


Bacaan Alkitab: Yesaya 47:1-15

Engkau telah payah karena banyaknya nasihat! Biarlah tampil dan menyelamatkan engkau orang-orang yang meneliti segala penjuru langit, yang menilik bintang-bintang dan yang pada setiap bulan baru memberitahukan apa yang akan terjadi atasmu! Yesaya 47:13


Shalom selamat pagi semua kekasih Kristus.

Ilmu perbintangan atau astrologi adalah ilmu kuno. Sejak zaman Babel kuno, ilmu ini telah dipraktikkan (bdk. Dan 2:2). Sebenarnya astrologi bukanlah ilmu menurut definisi ilmiah. Keilmiahannya tidak dapat dibuktikan dengan pengujian yang sah. Misalnya, bagaimana kita membuktikan dengan pasti bahwa pergerakan rasi Virgo membuat seorang gadis putus cinta? Semua yang diramalkan bersifat samar-samar sehingga kalau terjadi dianggap benar, tetapi kalau tidak terjadi juga masih dianggap benar tergantung sudut pandang pembacanya.

Yesaya 47 adalah firman yang ditujukan kepada Babel. Isinya adalah tentang kejatuhan Babel yang sombong, yang menganggap kekuasaannya tidak akan berakhir. Mereka akan hancur hanya dalam satu hari (ay. 9). Tidak ada kuasa yang dapat mencegahnya. Yesaya 47:13 adalah sindiran kepada para orang pintar, astrolog, yang memberi ramalan apa yang akan terjadi pada mereka. Seolah Tuhan berkata, Ayo, kalau kamu tahu kehendak para dewa (dengan melihat pergerakan bintang), berikan nasihat kepada pemimpinmu agar terluput dari malapetaka.

Kejadian 1:14-15 mengatakan bahwa Tuhan menciptakan benda-benda langit untuk menjadi penanda musim, hari, tahun, dan sumber terang. Istilah tanda berarti alat ukur. Jadi benda langit menjadi alat ukur waktu dan penunjuk arah. Sedangkan untuk menuntun hidup kita, Allah memberikan firman-Nya.

Astrologi adalah nubuatan palsu. Dalam kitab Daniel, diceritakan tiga kali kegagalan para astrolog (Dan. 4:7, 2:10-11; 5:7-8). Masa depan tidak bisa diprediksi dengan melihat bintang. Tidak ada seorang pun yang tahu masa depan (Yak. 4:14). Tentang hari baik dan hari buruk di dalam ramalan bintang, respons kita sebagai anak-anak Tuhan adalah percaya bahwa semua hari pada dasarnya baik karena diciptakan Tuhan (Mzm. 118:24). Di dalam Ulangan 4:15-19, Allah melarang umat menyembah berhala termasuk matahari, bulan, dan bintang. Kepercayaan kepada astrologi adalah wujud penyembahan berhala karena lebih memercayai benda langit daripada Allah sendiri.

Hanya kepada Allah saja kita seharusnya percaya, bukan pada ramalan-ramalan yang memprediksi masa depan seseorang. Bergantunglah kepada Yesus, satu-satunya pribadi yang mengetahui masa depan kita. Dia telah merancangkan masa depan penuh damai sejahtera bagi kita.
(renunganhariankristen)

HANYA YESUS SATU-SATUNYA PRIBADI YANG MENGETAHUI MASA DEPAN KITA

Selamat beribadah dan melayani bersama keluarga kepada Tuhan,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan, Selamat hari Minggu
Tuhan Yesus memberkati!

February 17, 2018

Diperlihatkan atau Disembunyikan?


Bacaan Alkitab: Matius 6:1-4

Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. Matius 5:16


Shalom sahabat dan kekasih Kristus.

Manusia itu kadangkala aneh. Apa yang dikehendaki Tuhan lakukan, tidak dilakukan. Sebaliknya, apa yang tidak dikehendaki Tuhan, justru dilakukan. Dalam perikop yang kita baca, Tuhan Yesus menegur orang-orang Farisi yang memamerkan perbuatan kesalehan supaya dipuji manusia. Tuhan tidak menghendaki hal itu, tetapi mereka senang melakukannya. Mereka merasa bangga jika dipandang saleh oleh manusia. Sebaliknya, sering pula terjadi, Tuhan memerintahkan manusia berbuat kebajikan tapi justru tidak dilakukan. Kita diperintahkan untuk menolong orang yang kesusahan tapi nyatanya kita tidak melakukannya dengan berbagai alasan.

Matius 6:1 dan Matius 5:16 disampaikan Tuhan Yesus dengan maksud yang berbeda. Maksud Yesus di dalam Matius 6:1 adalah kalau itu menyangkut kesalehan pribadi seperti puasa, berdoa, memberi persembahan, lakukanlah dengan tersembunyi. Tidak usah pamer-pamer. Biarlah hanya diri kita dengan Tuhan yang tahu. Sedangkan di dalam Matius 5:16, justru Yesus mendorong kita melakukan perbuatan baik kepada sesama manusia, misalnya memberi makan kepada yang kelaparan, memberi tumpangan, merawat orang sakit, dan sebagainya. Tentu dalam konteks ini, kita tidak mungkin menyembunyikan perbuatan baik itu dari orang yang kita layani.

Motivasi dalam kedua perbuatan itu juga berbeda. Tuhan mengingatkan pentingnya mewaspadai motivasi. Di dalam Matius 6:2, motivasinya adalah mencari upah atau pujian manusia. Motivasi itu tidak tulus. Sedangkan di dalam Matius 5:16, tujuannya adalah memuliakan Bapa di Sorga. Jadi bukan diri kita yang dipuji atau dimuliakan. Ini adalah motivasi yang benar. Motivasi tulus yang menjadi syarat penting jika kita ingin berkenan di hadapan Allah.

Mari jangan ragu berbuat baik kepada sesama. Biarlah orang lain melihat dan merasakan kasih Allah yang tinggal dalam diri kita melalui perbuatan baik kita. Biarlah mereka memuliakan Allah. Sebaliknya, jangan pamer kesalehan pribadi. Biarlah kesalehan kita hanya diketahui oleh Allah di sorga. Tuhan Yesus pasti akan memberikan upah atas kesalehan kita.
(renunganhariankristen)

JANGAN RAGU MELAKUKAN PERBUATAN BAIK KEPADA SESAMA, SEBALIKNYA JANGAN PAMER KESALEHAN KITA DI HADAPAN SESAMA.

Selamat berakhir pekan dan siapkan diri utk ibadah dan pelayanan Minggu besok bersama keluarga,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 16, 2018

Menutupi Kekurangan



Bacaan Alkitab: 1 Korintus 13:1-13

Saya memiliki kekurangan, yaitu kurang sabar menghadapi orang yang sulit dan menjengkelkan. Saya tidak mudah memaafkan orang yang berlaku kasar kepada saya atau yang sengaja membuat masalah. Saya mendiamkan mereka. Beruntung saya memiliki kekasih yang melengkapi kekurangan saya. Ia begitu sabar mengasihi orang yang sulit, cepat membereskan konflik, dan memaafkan. Saya belajar banyak darinya dalam hal membereskan konflik. Kekurangan saya ditutupi kelebihannya.

Karena tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, Tuhan mengajarkan kita untuk saling mengasihi. Salah satu definisi kasih ialah menutupi segala sesuatu, termasuk kekurangan kita. Allah menutupi kekurangan Musa yang tidak pandai bicara dengan memberikan Harun sebagai juru bicara. Bahasa Petrus kurang bagus karena ia seorang nelayan. Menurut catatan gereja mula-mula, Markus yang menjadi penerjemah bagi Petrus. Petrus menuturkan pengalamannya, Markus yang mencatatnya sehingga ada Injil Markus. Saulus dan Barnabas dipilih Tuhan untuk memberitakan Injil. Mereka diutus berdua untuk saling melengkapi dan saling menutupi kekurangan mereka.

Memang menutupi kekurangan orang lain merepotkan dan membuat kita harus kehilangan kenyamanan. Namun, itulah bukti iman Kristen. Kristus sudah mengasihi kita lebih dahulu dengan memberikan nyawa-Nya untuk menebus dosa kita, maka kita menunjukkan kasih kepada sesama. Tutupilah kekurangan orang lain dengan kasih yang kita berikan kepada mereka. --RTG/www.renunganharian.net

KITA BISA MENUTUPI KEKURANGAN ORANG LAIN DENGAN KASIH.

Selamat berlibur bersama keluarga,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 15, 2018

Love is Giving



Bacaan Alkitab: 1 Korintus 13:1-13

Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. 1 Korintus 13:7



Shalom sahabat dan kekasih Kristus.

Di hari Kasih Sayang, beberapa teman mengirimi saya gambar coklat, bunga, dan beragam ucapan selamat hari Valentine. Sayangnya, semua cuma ucapan dan gambar melalui Whatsapp, hahaha Padahal kasih sayang itu akan terasa indah kalau ada wujudnya, apalagi bisa dimakan, mmh lekeer hahaha

Itu semua merupakan pengertian manusia tentang kasih sayang yang tidak jauh dari makan, kata-kata pujian, dan sedap-sedapan belaka. Sementara, Alkitab berkata apa soal kasih? Yuk, kita baca lagi ayat 7 di atas. Kasih itu menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu Wow! SESUATU banget deh!

Apa arti segala sesuatu itu? Maksudnya kalau kita punya kasih maka kita tidak akan mengobral-obral, membongkar-bongkar keburukan orang yang kita kasihi. Kita bisa menyimpan rahasia dari orang yang kita kasihi.
Seseorang yang punya kasih itu bisa dipercaya.

Kalau kita punya kasih maka seharusnya tidak mudah putus asa menghadapi permasalahan. Kasih juga tidak gampang menyerah karena ia terus punya pengharapan. Kalau kita itu punya kasih maka kita akan sabar. Bahkan bisa panjanggg sabar. Kasih juga selalu mau belajar untuk lebih bersabar dalam menanggung segala sesuatu.

Itulah kasih yang Alkitab ajarkan kepada kita, bukan seperti kasih sayang yang dunia rayakan sekarang. Kalau Abang sayang pasti abang kasih uang. Kalau kamu sayang pasti membuatku mabuk kepayang. Kalau sungguh sayang maka akan terbayang-bayang. Itu namanya butuh tati tayang.

Dunia berkata love is getting. Alkitab ajarkan love is giving. Kita mau ikut kasih yang mana? Yang terus berharap mendapat pujian, ucapan cinta, dan wujud sayang? Atau kita mau belajar kasih seperti yang Alkitab ajarkan. Belajar lagi untuk berharap walaupun rasanya sudah tak ada harapan? Bersabar ketika kelelahan itu datang dan memberi kesempatan, waktu, kasih kepada mereka yang membutuhkan kasih.
(renunganhariankristen)

KASIH SANGGUP MENANGGUNG SEGALA SESUATU. KASIH SANGGUP MELEWATI SEGALA KONDISI KEHIDUPAN.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 14, 2018

Tak Berhenti Bicara Kasih


Bacaan Alkitab: 1 Korintus 13:1-13

Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. 1 Korintus 13:13


Shalom kekasih Yesus Kristus.

Hari Valentine adalah hari yang membahagiakan bagi mereka yang sedang di mabuk asmara. Mengapa? Karena pada hari Valentine, mereka mendapatkan curahan kasih sayang yang terbaik dari pasangan masing-masing. Saling memberikan ucapan kasih dengan nada mesra, kado spesial, dan coklat yang manis menandakan indahnya cinta di antara mereka.
Namun seringkali, kasih sayang yang indah itu hanyalah di hari Valentine saja. Hari selanjutnya adalah hari yang biasa saja. Tiada ungkapan kasih sayang dan perhatian yang nyata. Yang ada adalah persaingan dan saling menonjolkan diri satu sama lain. Egois dan tidak pernah mau mengalah.

Hal yang sama terjadi di dalam jemaat Korintus. Sebagai jemaat mereka bertumbuh menjadi jemaat yang diberkati oleh Tuhan dengan karunia-karunia yang luar biasa. Hanya sayang, mereka tidak menggunakan semua karunia itu untuk kepentingan bersama tetapi untuk kepentingan diri sendiri.
Karena itu, tulisan tentang kasih ini diselipkan oleh Paulus di antara dua bagian firman Tuhan yang memberikan nasihat tentang karunia-karunia rohani. Paulus hendak menyatakan bahwa segala sesuatu, termasuk karunia yang luar biasa, akan sia-sia kalau tanpa kasih.

Di dalam 1 Korintus 13:1-13 ini, Paulus menekankan kasih yang nyata dan bukan maya, yang wujudnya melalui:

Pertama, kasih dari dalam hati. Kasih yang sejati adalah kasih yang murni dari dalam hati dan penuh ketulusan. Kasih memiliki motivasi yang murni atas apa pun yang kita lakukan. Walaupun tampaknya sudah memberi atau mengorbankan diri, tetapi tanpa kasih dari hati, tiada berarti.

Kedua, kasih dalam aksi. Kasih tanpa aksi atau bukti adalah omong kosong. Paulus menjelaskan tentang kasih tidak dengan teori tetapi dengan aplikasi nyata kasih itu sendiri. Yohanes pun menyatakan, Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan. (1Yoh. 3:18). Kasih nyata bukan sekadar ucapan atau kado semata, tetapi dengan bukti mau mengampuni dan mengasihi.

Ketiga, kasih tak pernah berhenti. Tiada yang dapat menghentikan kasih. Kasih selalu ada dan kekal sifatnya karena kasih berasal dari Allah.Marilah kita saling mengasihi, tidak saling menonjolkan diri, dan janganlah egois.
(renunganhariankristen)

KASIH TAK CUKUP DIBICARAKAN TETAPI HARUS DILAKUKAN.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 13, 2018

Jangan Kamu Khawatir


Bacaan Alkitab: Matius 6:25-34

Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Matius 6:27




Shalom sahabat kekasih Kristus.

Apakah dengan percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, maka pasti kita masuk sorga? Belum tentu! Karena jika seseorang sungguh percaya kepada Tuhan Yesus maka orang tersebut akan semakin menjauhi kekhawatiran. Jika kita mengaku percaya tetapi hidup lebih banyak khawatir ini itu, maka sesungguhnya kita bukan orang percaya.

Di dalam Matius 6:31 dan 34, Yesus dengan sangat tegas mengatakan, Jangan kamu kuatir! Mengapa?

(1) Kekhawatiran itu tidak ada gunanya (ay. 27). Kekhawatiran tidak memberi manfaat apa-apa terhadap kehidupan kita. Ia melumpuhkan semangat dan merusak kehidupan manusia. Ia juga membuat kita hidup dalam ketakutan dan tidak berani berbuat sesuatu untuk mengatasinya.

(2) Kekhawatiran memperlihatkan ketidakpercayaan kita kepada kehendak Tuhan (ay. 31-32). Kekhawatiran memperlihatkan lemahnya kepercayaan dan penyerahan diri kita kepada Tuhan. Semakin besar kekhawatiran kita berarti semakin lemah dan buruk hubungan kita dengan Tuhan.

Dalam bahasa Yunani, kekhawatiran berarti memecah belah pikiran sehingga tidak bisa melihat jalan terbaik karena selalu terjebak pada perasaan mendua hati. Itu sebabnya mengapa kekhawatiran justru akan mengeringkan kekuatan diri sendiri dan menyebabkan orang yang kita khawatirkan justru tenggelam dalam berbagai masalah.

Tuhan Yesus mau kita menjauhkan diri dari kekhawatiran sehingga damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiran kita. Mengapa hati kita tidak damai? Salah satu masalah yang paling hakiki adalah karena membiarkan diri kita dikuasai kekhawatiran!

Walau kreativitas dibatasi, karya diimitasi, honor dikebiri, aku dicurigai dan dibicarakan tanpa konfirmasi, lantas dicekal ke sana ke mari, tak harus aku khawatir. Karena jika Tuhan menyertai, maka di mana pun dan apa pun juga aku akan tetap melangkah pasti. Bukan karena kamu, juga bukan karena mereka, tetapi karena Dia. Ya, Dia, Tuhan yang selalu pegang tanganku.

Saudaraku, ingatlah betapa banyak pertolongan Tuhan yang sudah dinyatakan kepada kita. Mengapa masih saja kita menghina Tuhan yang juga menguasai masa depan kita? Jangan khawatir, lihatlah Tuhan Yesus mengulurkan tangan-Nya kepada kita.
(renunganhariankristen)

KEKHAWATIRAN HANYA MENJAUHKAN KITA DARI DAMAI SEJAHTERA YANG SUDAH DIJANJIKAN TUHAN YESUS.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 12, 2018

Takut akan Tuhan


Bacaan Alkitab: Amsal 3:1-8

Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan. Amsal 3:7




Shalom sahabat kekasih Kristus.

Saya menyukai ayat Amsal ini karena singkat tapi mempunyai makna yang padat. Dari ayat yang pendek ini, saya bisa mendapatkan tiga hal utama, yaitu:

Pertama, jangan menganggap diri sendiri bijak, karena begitu berpikir diri kita bijak, artinya kita tidak bijak. Orang bijak tidak akan menganggap dirinya sendiri bijak. Ia tidak membuat pengakuan diri sendiri, Saya ini lho bijak! Justru orang lain yang mengakui kebijakannya, bukan dirinya sendiri.
Begitu kita memproklamirkan diri sebagai orang yang bijak, itu adalah awal kesombongan dan permulaan kejatuhan. Orang yang bijak itu rendah hati.

Kedua, takutlah akan Tuhan. Orang bisa bijak karena ia takut dan hormat kepada Tuhan. Kalau kita misalnya, sebagai seorang istri belum takut dan hormat kepada Tuhan, jangan menganggap diri bijak. Jangan suka mengatur suami dan anak-anak kita, seolah-olah diri kita yang paling bijak. Seakan kita-lah orang yang paling tahu takaran makan anak kita, takaran pembicaraan keluarga kita, takaran pekerjaan suami kita, dan sebagainya. Dan kita berpikir kita lebih baik dari suami, lebih tahu dari anak-anak. Apa begitu? Nanti suami dan anak-anak akan akan lebih takut kepada kita daripada kepada Tuhan. Dan saya pun takut kepada kita. iiih atuutt, hehehe

Ketiga, jauhilah kejahatan. Sikap ini adalah perwujudan dari rasa takut kepada Tuhan. Amsal mengaitkan orang yang tidak takut Tuhan dengan orang yang melakukan kejahatan. Orang yang tidak takut Tuhan akan dengan mudahnya melakukan kejahatan. Ia tidak perlu berpikir dua kali untuk melakukan perbuatan jahat. Bahkan jika sudah terbiasa, kejahatannya akan menjadi suatu kebiasaan. Sebaliknya, orang yang takut Tuhan secara naluriah akan berusaha menghindar dari perbuatan jahat. Hati nuraninya akan memberontak saat dihadapkan pilihan untuk berbuat jahat.

Ketiga hal ini mengintisarikan satu hal utama, yaitu takut akan Tuhan. Ini merupakan awal dari memperoleh hati yang bijak dan gemar melakukan perbuatan baik (menjauhi kejahatan). Orang yang takut akan Tuhan tidak akan menganggap dirinya bijak. Orang yang takut akan Tuhan secara otomatis akan menjauhi kejahatan. Camkan itu di dalam hati kita!
(renunganhariankristen)

TAKUT AKAN TUHAN ADALAH AWAL DARI KEBIJAKAN DAN PERBUATAN BAIK.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 11, 2018

Bukti Allah Mengasihi


Bacaan Alkitab: Roma 8:28-30

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Roma 8:28


Shalom kekasih Yesus Kristus.

Sepasang suami istri setelah sekian lama menikah akhirnya dikarunia seorang anak laki-laki. Mereka sudah lama merindukan anak sehingga begitu mengasihinya. Segala kebutuhan dan keinginannya dipenuhi.
Sewaktu kecil hal ini tidak menjadi masalah, tapi saat menginjak remaja, masalah mulai muncul. Karena begitu mengasihi anaknya, pasangan ini merasa kasihan setiap kali harus menghukumnya. Karena setiap keinginannya dikabulkan, anak ini berubah menjadi manja dan kurang mempunyai daya juang. Akhirnya si anak kedewasaannya tidak matang, meskipun fisiknya sudah dewasa.

Seringkali kita salah memahami tentang kasih. Kasih dipahami sebagai pemberian yang baik atau perhatian yang penuh kasih sayang. Kalau marah tandanya tidak mengasihi. Kalau memberi hukuman tandanya benci.

Hal ini berlanjut pada hubungan kita dengan Tuhan. Kalau Tuhan mengasihi kita, maka Dia harus memberkati kita dengan kecukupan materi, kesehatan yang baik, dan keberhasilan dalam karier atau studi. Namun, jika semua itu tidak diberikan maka kita menganggap bahwa Tuhan tidak mengasihi kita.

Kasih yang semacam ini justru menjadi bentuk kasih yang tidak lengkap. Kasih tidak hanya dalam bentuk memberi hal yang baik tetapi terkadang mengizinkan hal yang buruk terjadi untuk menjadi pelajaran yang baik.

Paulus menyatakan di dalam ayat emas kita hari ini bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu - termasuk hal yang buruk sekali pun - untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi-Nya. Artinya, Tuhan mengizinkan pergumulan, masalah, dan tantangan hidup terjadi di dalam hidup kita untuk menyatakan kebaikan dan rencana-Nya bagi kita. Melalui segala perkara tersebut, kita justru dibentuk untuk serupa dengan gambaran anak-Nya, yaitu Yesus Kristus (ay. 29).

Bersyukurlah kalau Tuhan masih izinkan kita mengalami pergumulan dan permasalahan hidup karena itu tandanya Dia mengasihi kita. Sama seperti umat Israel yang dibuang selama tujuh puluh tahun demi kebaikan mereka, Tuhan izinkan penderitaan hadir di dalam hidup kita untuk menjadikan kita lebih baik lagi. Karena setelah melewati semua itu, kita dibentuk semakin dewasa dan serupa dengan Kristus untuk menjadi terang kemuliaan-Nya.
(renunganhariankristen)

SAYANG TANPA HAJARAN PENUH KASIH MENJADIKAN ANAK TIDAK PUNYA MASA DEPAN.

Selamat hari Minggu dan selamat beribadah bersama keluarga kepada Tuhan,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 10, 2018

Sebab Tuhan Baik


Bacaan Alkitab: 1 Tawarikh 16:7-36

Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasannya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. 1 Tawarikh 16:34


Shalom kekasih Yesus Kristus.

Perikop bacaan kita hari ini berisi puji-pujian yang dinyanyikan oleh paduan suara yang pertama kali ada. Suatu pujian yang muncul karena tabut Allah dipindahkan ke Sion. Sebuah ungkapan syukur yang menyatakan bahwa Tuhan itu baik adanya. Setidaknya, ada tiga alasan yang diungkapkan pada bagian ini, mengapa Tuhan disebut baik.

Pertama, Tuhan tidak pernah ingkar janji. Ia ingat untuk selama-lama-nya akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan.(ay. 15). Janji ini diucapkan sejak Abraham, Ishak, Yakub sampai kepada Daud. Janji yang melewati generasi demi generasi, tidak pernah dilupakan-Nya. Tingkatan janjinya Tuhan sempurna, berbeda jauh dengan kita yang seringkali ingkar janji kepada-Nya.

Kedua, Tuhan baik karena Dia tidak pernah meninggalkan kita. Ketika jumlah mereka tidak seberapa, sedikit saja, dan mereka orang-orang asing di sana, dan mengembara dari bangsa yang satu ke bangsa lain, Ia tidak membiarkan siapa pun memeras mereka; (ay. 19, 21a). Bangsa Israel harus mengarungi jalan yang berliku dan menghadapi berbagai hal yang tidak bisa mereka selesaikan jika tanpa campur tangan Tuhan yang selalu menyertai. Daud pun merasakan hal yang sama. Meskipun sudah diurapi sebagai raja, banyak hal sulit yang harus dihadapinya, tapi Daud tahu Allah tidak pernah meninggalkannya. Itulah Tuhan yang baik. Dia tidak pernah tidur.
Dia tidak pernah lelah. Tuhan selalu ada untuk kita, sekalipun kita sering mengacuhkan-Nya. Jangan takut lagi! Tuhan selalu bersama kita, bahkan di saat semua orang meninggalkan kita.

Ketiga, kasih-Nya tidak berkesudahan. Bahwasannya kasih untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. (ay. 34b). Bukan hanya besar, tapi kasih-Nya kepada umat, tidak ada kadaluwarsanya. Sepanjang masa, tidak pernah berkesudahan dan semuanya bisa dibuktikan melalui diri Kristus yang disalib.

Ayo, belajarlah bersyukur kepada Tuhan, karena Dia, Allah yang Baik dan kebaikan-Nya tidak pernah berkesudahan di dalam hidup kita. Ingatlah selalu kebaikan-Nya yang sangat-sangat berlimpah dan katakan, Terimakasih Yesus untuk kebaikan-Mu.
(renunganhariankristen)

JIKA KITA RAGU AKAN KEBAIKAN TUHAN, INGAT KEMBALI KASIH SETIA-NYA SEPANJANG PERJALANAN HIDUP KITA.

Selamat berakhir pekan bersama keluarga dan siapkan diri utk beribadah Minggu besok,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 09, 2018

Adakah Iman di Hatimu?


Bacaan Alkitab: Lukas 18:1-8

Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi? Lukas 18:8


Shalom kekasih dan sahabat Yesus Kristus.

Hakim yang jahat saja akhirnya membela perkara janda yang terus menerus meminta tolong kepadanya. Apalagi Bapa yang Maha Pemurah, Dia pasti akan menolong dan membela perkara kita. Namun, menarik apa yang ditanyakan Tuhan Yesus di akhir perikop ini, bahwa jika diri-Nya datang apakah Dia akan mendapati iman di bumi ini? Adakah iman di hati kita?

Kapan Tuhan datang? Dia datang kapan saja di tengah kehidupan kita. Di saat kita terlena atau sedang bergumul, Dia datang menyapa kita. Yesus bukan hanya datang pada hari penghakiman ketika turun dari atas awan-awan untuk menghakimi dunia. Pertanyaan-pertanyaan Yesus tadi membuat saya berpikir:

(1) Saya kurang berolah raga, padahal tubuh saya adalah Bait Allah. Tubuh jika mengalami lemah dan sakit bukan berarti Tuhan tidak menjaga, tetapi karena saya tidak punya iman untuk sungguh merawat Bait Allah yang Tuhan titipkan kepada saya.

(2) Saya makan sembarangan dan tidak tepat waktu. Seharusnya makan itu untuk kesehatan bukan untuk memuaskan hawa nafsu makan. Makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang. Makan pagi yang baik , siang yang kenyang, malam sedikit agar tubuh ini sehat. Kalau hasil cek laboratorium merah, itu bukan berarti Tuhan tidak baik, tetapi karena saya tidak punya iman untuk berusaha sebaik mungkin merawat tubuh agar bisa melayani Tuhan sampai tua.

(3) Saya kurang rajin mengembangkan talenta dan memaksimalkannya karena saya terkondisikan oleh orang-orang di sekitar saya. Kalau demikian bukan berarti Tuhan tidak menyertai, tapi karena saya tidak punya iman yang rindu memberikan yang terbaik kepada Yesus. Jika itu motivasinya, seharusnya pengaruh luar bukanlah halangan.

Saudaraku, dari tiga contoh praktis kurang iman tersebut, cobalah minta Tuhan menyelidiki hidup kita. Pada bagian mana lagi kita kedapatan kurang punya iman? Ayo selagi masih ada kesempatan, kita perbaiki hidup. Ubahlah cara pandang kita. Tuhan Yesus ingin menjumpai kita memiliki iman yang benar.
(renunganhariankristen)

IMAN KITA KEPADA YESUS NYATA APABILA DIWUJUDKAN DALAM TINDAKAN.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 08, 2018

Keprihatinan Ilahi


Bacaan Alkitab: Nehemia 1:1-11

Aku menanyakan mereka tentang orang-orang Yahudi yang terluput, yang terhindar dari penawanan dan tentang Yerusalem. Nehemia 1:2b


Shalom, sahabat dan kekasih Tuhan.

Tidak banyak yang kita ketahui tentang asal-usul Nehemia. Ketika namanya pertama kali disebut dalam kitab ini, kita hanya tahu bahwa ayahnya bernama Hakhalya dan ia bekerja di Puri Susan, Kerajaan Persia. Satu hal yang mendominasi perikop ini adalah kepedulian Nehemia atas bangsanya. Ia dengan serius berusaha mengetahui dengan pasti dan akurat tentang keadaan orang-orang Yahudi, yaitu mereka yang terhindar dari penawanan, dan tentang Yerusalem. Jelas sekali, Nehemia tidak cuek sekalipun ia sedang berada dalam lokasi dan posisi sangat nyaman sebagai juru minum raja di istana.

Setelah mendengar dari Hanani bagaimana mereka yang tertinggal di Yerusalem dalam keadaan yang amat sukar, bahkan Yerusalem sendiri telah porak-poranda (ay. 3), Nehemia menangis, berkabung, berdoa, dan berpuasa selama empat hari! (ay. 4) Ini adalah apa yang kita sebut sebagai keprihatinan ilahi. Sebagaimana Allah Bapa mengutus Tuhan Yesus ke dalam dunia untuk menyelamatkannya, Nehemia menunjukkan kepedulian serius akan kesejahteraan Israel yang berada di ambang kehancuran. Demikianlah hati serupa sepatutnya kita miliki sebagai murid Tuhan yang tinggal di dunia hari ini.

Penting bagi kita untuk selalu tahu apa yang terjadi dalam dunia kita hari ini. Masalahnya adalah hiruk pikuk dunia hari ini tidak menolong kita untuk cukup peduli dengan apa yang terjadi. Kita menjadi terbiasa dengan berita buruk, sakit penyakit, krisis dunia, revolusi seksual, dan kejahatan. Selama tidak berkaitan langsung, kita menganggapnya sebagai angin lalu. Tidak heran jika kemudian dunia bergerak dan berubah semakin jauh dari kebenaran Tuhan.

Selalu ada yang dapat kita lakukan untuk mengubah keadaan. Mengubah dunia. Seperti Nehemia, kita bisa mulai dengan doa (dan berpuasa) untuk membawa segala sesuatu kepada Tuhan. Air mata yang Nehemia curahkan bersama dengan doa dan puasanya menunjukkan sebuah kualitas hati yang peduli dengan sungguh.

Kapan terakhir kali kita berdoa dengan air mata untuk dunia di sekitar kita? Untuk kota kita? Atau minimal untuk lingkungan tetangga kita? Ayo, secara khusus sisihkan waktu untuk mendoakan dunia di sekitar kita sebagai salah satu wujud kepedulian kita terhadap lingkungan.
(renunganhariankristen)

DOA DAN PUASA BISA MERUPAKAN AWAL BAGI KITA UNTUK MELAKUKAN SESUATU BAGI BANGSA DAN NEGARA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 07, 2018

Tidak Memandang Muka


Bacaan Alkitab: Yakobus 2:1-13

Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran. Yakobus 2:9


Shalom selamat pagi, sahabat dan kekasih Yesus Kristus,

Tak bisa dipungkiri, kecenderungan manusia adalah memandang status. Status menentukan pandangan seseorang terhadap yang lain. Jika status seseorang kaya, maka ia cenderung dihormati oleh orang lain terlepas dari perbuatannya apakah baik atau buruk. Sebaliknya terjadi dengan orang yang tidak mampu. Walaupun ia orang baik, tetapi karena statusnya orang miskin umumnya tidak terlalu dipandang orang. Karena itu, jika seorang kaya berbuat salah cenderung dibela dan dibenarkan. Namun jika seorang miskin, walaupun benar disalahkan. Ternyata kecenderungan ini juga dapat terjadi di gereja. Memandang status telah menjadikan gereja tidak bersikap adil dan bijaksana.

Di dalam suratnya, Yakobus menegur para pemimpin gereja yang lebih menghargai mereka yang kaya daripada yang miskin. Tidaklah salah orang kaya masuk gereja, tetapi sikap membeda-bedakan itulah yang salah. Mengapa sikap ini salah? Pertama, memandang status dapat mengaburkan kebenaran. Jika orang kaya salah, maka pemimpin gereja takut untuk menegur dan cenderung membela. Takut kalau ditegur, mereka akan marah dan pindah gereja. ‘Kan yang rugi gereja sendiri. Lebih kasihan lagi yang kaya, mereka akhirnya tidak mengerti bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah dan harus koreksi diri di hadapan Tuhan.

Kedua, tidak mencerminkan Kristus. Ketika gereja tidak lagi memiliki hati yang berbelas kasihan terhadap orang miskin, maka gereja sudah kehilangan identitasnya sebagai murid Kristus. Hati Kristus penuh belas kasihan ketika Dia melayani orang-orang yang miskin, lapar, sakit, dan menderita. Jika kita membutakan diri dan hati kita terhadap orang miskin, maka kita sudah berdosa. Karena itu, gereja harus memandang sama baik orang kaya maupun orang miskin. Di hadapan Tuhan, mereka adalah orang-orang berdosa yang membutuhkan belas kasihan Kristus.

Bagaimanakah dengan sikap kita dalam hal ini? Apakah kita masih memandang seseorang berdasarkan apa yang ia punya (harta), ia raih (prestasi) dan ia duduki (jabatan)? Apakah kita mau dinilai orang berdasarkan hal-hal tersebut? Karena itu, janganlah kita memandang muka!
(renunganhariankristen)

HARGAI ORANG LAIN SEPERTI KRISTUS MENGHARGAI MANUSIA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 06, 2018

Obat Ketamakan


Bacaan Alkitab: Lukas 12:13-20

Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. 1 Timotius 6:6



Shalom, semua kekasih Kristus.

Salah satu dosa tertua yang dilakukan manusia adalah ketamakan. Akibat ketamakan, Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa karena mereka tidak puas dengan kondisi yang ada pada saat itu. Dosa ketamakan terus ada sampai saat ini dan menjadi peringatan bagi siapa pun juga. Jika jatuh dalam dosa ketamakan, maka dosa-dosa lain akan mengikutinya. Akibat ketamakan, orang dapat mencuri, merampok, menipu, membunuh, korupsi, dan sebagainya. Karena itu, Tuhan menempatkan ketamakan pada urutan terakhir dari Sepuluh Perintah Allah sebagai sebuah kesimpulan bahwa dosa-dosa lain bisa terjadi akibat ketamakan manusia.

Di dalam ayat emas kita hari ini, Paulus mengungkapkan bahwa ketamakan merupakan sifat yang berbahaya bagi umat Tuhan. Karena itu, Paulus menasihati jemaat Tuhan untuk hidup dalam rasa cukup atau cukup dengan apa yang ada. Rasa cukup berarti ada rasa syukur untuk segala berkat yang Tuhan berikan bagi kita. Jika hidup dengan rasa cukup, kita dapat menikmati apa yang kita miliki dengan baik; tidak ada rasa khawatir atau gelisah karena percaya bahwa Tuhan akan mencukupkan apa yang kita perlu. Seperti air yang kita minum, berapa gelaskah yang dapat membuat kita puas dan tidak haus lagi? Satu gelaskah? Dua? Tiga? Semua ada batasnya dan kita hidup pun tetap ada batasnya. Berapa banyak harta yang kita punya sampai kita puas? Berapa tinggi jabatan sampai kita puas? Tak ada batas jika kita hidup dengan rasa tidak puas. Namun, jika kita sadar bahwa kita adalah manusia yang terbatas, maka apa yang kita punya sudah memberikan rasa cukup bagi kita.

Ada seorang bapak yang suka mengoleksi mobil-mobil mewah. Seseorang bertanya kepadanya, Jika Bapak sudah punya mobil Ferrari, apakah ingin membeli mobil yang lain? Bapak itu menjawab, Ya! Bagaimana rasanya ketika Bapak ingin mobil Ferrari dan kemudian mendapatkannya? Biasa saja, jawabnya. Jawaban ini menandakan bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat memuaskan manusia selain kesadaran bahwa segala sesuatu adalah dari Tuhan. Mau bersyukur atas apa yang sudah Yesus anugerahkan kepada kita saat ini, menumbuhkan rasa cukup dan kepuasan yang kekal.
(renunganhariankristen)

RASA CUKUP DAN UCAPAN SYUKUR ATAS ANUGERAH TUHAN YESUS ADALAH KANDUNGAN DARI OBAT MANJUR KETAMAKAN.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 05, 2018

Lemah Lembut Bukan Lemah


Bacaan Alkitab: Matius 5:1-12

Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi Matius 5:5



Shalom selamat pagi semua kekasih dan sahabat Yesus Kristus.

Apa sih arti lemah lembut? Kata lemah lembut sebenarnya cukup sulit untuk diartikan. Tidak ada definisi langsung yang menjelaskan kata ini. Seringkali kita memahami lemah lembut adalah soal sikap yang senyam-senyum, tenang, jalannya pelan, ngomong-nya pelan, tidak pernah marah. Ada juga yang mengatakan orang lemah lembut adalah orang yang ikut aja apa kata orang, ini bisa jadi orang yang tidak punya pendirian atau orang munafik.

Ada dua pribadi di dalam Alkitab yang jelas disebut dan menyebut dirinya seorang yang lemah lembut. Pertama, Musa. Bilangan 12:3 mencatat: Adapun Musa ialah orang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi. Musa dikatakan orang yang lemah lembut. Kedua, Tuhan Yesus. Di dalam Matius 11:29 Dia berkata, Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Tuhan Yesus mengklaim bahwa diri-Nya lemah lembut.

Kata lemah lembut dalam bahasa aslinya mengacu pada kuda jantan dewasa yang sudah dijinakkan dan dapat ditunggangi. Kuat tapi tetap taat pada kekang dan menggunakan kekuatannya sesuai kehendak si penunggangnya.
Kelemahlembutan bisa diartikan suatu penyerahan kendali diri kepada Allah untuk taat. Tuhan Yesus juga dalam Ucapan Bahagia mengatakan, Berbahagialah orang yang lemah lembut karena mereka akan memiliki bumi. (Mat. 5:5). Lemah lembut di sini memakai kata meek bukan weak , lemah lembut sama sekali bukan berarti lemah. Kata lemah lembut ini sering disebut lembut saja atau rendah hati. Ada yang menerjemahkan sebagai sikap rendah hati kepada Allah karena dia tahu Allah yang mengontrol segala sesuatu.

Serahkanlah pusat kendali hidup kita kepada Tuhan Yesus, itu seringkali terhambat oleh ego dan hasrat pribadi kita yang begitu besar. Sadarlah semuanya akan sia-sia di mata Tuhan. Yesus menginginkan kita untuk menjadi orang yang lemah lembut, bukan orang yang sok-sokan, karena pada dasarnya kita semua tidak bisa apa-apa tanpa diri-Nya.
(renunganhariankristen)

DI BALIK KELEMAHLEMBUTAN ADA KEKUATAN UNTUK TAAT PERINTAH DAN RENDAH HATI DI HADAPAN YESUS.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

February 01, 2018

Bekerja - Berkat atau Kutuk?


Bacaan Alkitab: Kejadian 2:15-20; 3:17-19

dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidup. Kejadian 3:17b



Shalom, kekasih Yesus Kristus,

Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, bekerja menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan lagi. Manusia harus bersusah payah mengolah tanah untuk mencari rezeki. Dikutuknya tanah oleh Tuhan mengakibatkan manusia mengalami kesulitan dalam mengolah tanah agar maksimal mendapatkan hasil. Ini adalah bagian dari hukuman Allah terhadap manusia akibat kejatuhan. Hal ini dialami oleh seluruh manusia seumur hidup, khususnya kaum pria yang secara hirarki adalah kepala rumah tangga.

Berdasar latar belakang ini, timbul pertanyaan: apakah bekerja itu merupakan berkat atau kutuk? Bila kita melihat kembali sebelum kejatuhan manusia, bekerja merupakan mandat yang diberikan Allah kepada manusia. Kerja bukanlah hukuman Allah karena diberikan kepada manusia sebagai sebuah kepercayaan. Di Taman Eden, Allah memberikan perintah kepada Adam untuk bekerja, mengusahakan dan memelihara taman itu (Kej. 3:15).

Pengkhotbah dan penulis, Timothy Keller mengatakan, Pekerjaan adalah bagian dari rancangan Allah yang sempurna bagi kehidupan manusia, karena kita diciptakan dalam rupa dan gambar Allah, dan bagian dari kemuliaan serta kebahagiaan-Nya adalah Dia bekerja, seperti halnya anak Allah, yang berkata, ‘Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.’ (Yoh. 5:17). Manusia diberi tugas untuk bekerja karena Allah adalah Tuhan yang bekerja juga. Allah bekerja di dalam kekekalan menjadikan langit dan bumi. Jadi, bekerja merupakan suatu berkat karena Allah pun bekerja di dalam segala kekuasaan dan kedaulatan-Nya. Sayangnya akibat dosa, pekerjaan bersama seluruh aspek kehidupan manusia lainnya berada di bawah kutukan dosa.

Saudaraku, bekerja bukanlah suatu kutuk. Bekerja adalah suatu bagian yang tidak bisa dipisahkan dari diri manusia karena diciptakan dalam gambar dan rupa Allah. Bekerja memang tidaklah mudah, diperlukan perjuangan. Meskipun demikian, ini bukan berarti kita menjadi malas untuk bekerja. Sadarilah bahwa tanpa bekerja, seseorang tidak akan mendapatkan penghasilan. Tanpa penghasilan seseorang tidak dapat makan dan menjalani hidup secara normal. Marilah kita semua bekerja dengan rajin sebagai sebuah mandat yang Tuhan Yesus berikan, sambil terus mengandalkan Dia karena segala berkat itu datang daripada-Nya.
(renunganhariankristen)

BEKERJA MERUPAKAN SEBUAH KEPERCAYAAN DARI ALLAH KEPADA MANUSIA UNTUK MENGUSAHAKAN DAN MEMELIHARA KEHIDUPAN INI.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 31, 2018

Damai di Hati


Bacaan Alkitab: Filipi 4:2-9

Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Filipi 4:7



Shalom...shalom semua kekasih Kristus.

Tuhan Yesus mau hidup Anda damai. Itu sebabnya Dia mendamaikan diri Anda dengan Allah. Yesus juga ingin di dalam hati Anda ada damai. Salah satu yang menghambarkan damai adalah kepahitan atau luka batin. Seringkali kepahitan muncul dari orang-orang terdekat dengan kita, mereka yang kita percayai dan kasihi. Sembilan puluh persen kepahitan yang merusak jiwa terjadi di dalam rumah tangga: orangtua-anak, kakak-adik, dan porsi terbesar suami-istri.

Jika ingin sembuh dari kepahitan, pilihan yang baik dan sesuai kehendak Tuhan adalah melepaskan diri dari kepahitan. Jangan mau berada di bawah bayangan kepahitan. Tuhan selalu terbuka bagi anak-anak-Nya yang datang mohon kesembuhan. Apa saja tindakan untuk bisa sembuh dari kepahitan?

(1) Kemauan dari si penderita untuk sembuh. Tuhan sendiri tidak dapat memaksakan rahmat kesembuhan bagi seseorang (bdk. Yoh 5:6).

(2) Perlu waktu. Waktu yang dibutuhkan tidak sama untuk setiap orang. Bagi orang tertentu mungkin sehari cukup, ada yang beberapa hari atau mungkin berminggu-minggu, sampai akhirnya kepahitan itu sembuh.

(3) Harus ada rasa aman. Kalau kita harus menghadapi orang yang telah melukakan kita dan kita tetap merasa tidak aman atau merasa ada kemungkinan ia akan melukai kita lagi, maka kita akan sulit mengalami penyembuhan.

(4) Perlu komunitas dan kesibukan baru. Bertemu dengan orang yang menyebalkan setiap hari itu tidak bahagia, tetapi tetap harus dijalani. Karena itu, baik jika punya kesibukan lain di luar rumah dan teman-teman yang bisa saling membantu. Kegiatan pelayanan dan sosial sering merupakan terapi yang baik.

(5) Ada semangat untuk mengampuni. Orang yang tidak mau mengampuni berarti menghalangi rahmat Allah. Pengampunan adalah syarat mutlak untuk mendapatkan penyembuhan (lih. Mrk. 11:25-26). Pengampunan pertama-tama adalah soal keputusan dan bukan perasaan. Setelah mengampuni, sikap kita harus berubah, tidak seperti dulu lagi yang bisa terus-menerus menyakiti diri sendiri.

Doa saya kiranya damai Tuhan Yesus turun atas diri kita dan menguatkan kita untuk sembuh dari segala kepahitan. Saya rasa tidak ada alasan bagi kita untuk cepat-cepat putus asa dan mengingkari kehidupan yang kadang-kadang pahit.
(renunganhariankristen)

DAMAI DARI YESUS MEMAMPUKAN KITA SEMBUH DARI KEPAHITAN.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 30, 2018

Melatih Otot Rohani


Bacaan: 1 Timotius 4

Shalom Sahabat dan Kekasih Kristus,

Bagi seorang atlet, selain menjaga asupan makanan, latihan merupakan keharusan agar kondisi tetap prima. Secara rohani, kita juga seorang "atlet"; dan latihan juga merupakan keharusan supaya otot-otot rohani tetap kencang dan tangguh menghadapi apa pun tantangan yang menghadang.

Usia belia tatkala menerima tampuk pelayanan yang sebelumnya dikerjakan Paulus besar kemungkinan menjadi halangan psikologis bagi Timotius untuk melanjutkan pelayanan Tuhan yang besar. Paulus memiliki keyakinan bahwa hal terpenting yang mesti dikerjakan Timotius agar ia mampu melanjutkan pelayanan anugerah Tuhan adalah dengan terus melatih diri beribadah (ay. 7). Alkitab Today's English Version menulis demikian:

"Keep yourself in training for a godly life". 

Penting untuk selalu berada dalam arena berlatih untuk hidup dalam kesalehan. Simaklah bagaimana zaman itu "cerita-cerita takhayul nenek-nenek tua" sedemikian mencengkeram pemahaman orang terhadap kebenaran (ay. 7a); perdebatan tentang tata cara dunia serta makanan yang haram/ tidak haram. Orang sudah mengabaikan yang utama, yaitu bagaimana terus hidup dalam kesalehan di hadapan Allah, bukan semata perbuatan-perbuatan lahiriah.

Pandangan-pandangan apa yang saat ini mengombang-ambingkan kita? Kegentaran-kegentaran apa saja yang melemahkan iman kita hari-hari ini? Dalam anugerah Tuhan, kiranya kita ditolong menaati firman-Nya, yaitu untuk terus berada di arena latihan kesalehan hidup. Otot-otot rohani kita akan terus mendapat kekuatan baru dalam relasi yang intim dengan-Nya.
(AHW/renunganharian.net)

LATIHLAH OTOT ROHANI KITA AGAR TETAP "KENCANG".
DALAM ANUGERAH-NYA, UJIAN HIDUP AKAN KITA LALUI TANPA GONCANG.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 29, 2018

Murah Hati Seperti Bapa


Bacaan Alkitab: Lukas 6:30-36

Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. Lukas 6:36



Seorang anak muda datang ke sebuah toko raksasa bahan bangunan. Ia membeli sekotak kecil paku yang harganya hanya 1,5 dolar. Sampai di kasir, ia dengan malu sambil meminta maaf mengeluarkan uang 100 dolar karena tidak punya uang kecil. Si kasir kebingungan karena tidak punya uang kembali. Berpikir sejenak, akhirnya ia kembalikan uang 100 dolar itu, membuka dompetnya sendiri dan mengeluarkan uang sebesar 1,5 dolar.

Selang tiga hari, saat si kasir sedang bekerja, datanglah supervisor toko raksasa itu bersama dua orang lainnya, yang satu si anak muda itu dan satu lainnya seorang yang lebih tua. Supervisor menyalami si kasir, sambil berkata, Nona kasir, kerjamu bagus sekali. Tuan pimpinan ingin memberi penghargaan dan mengangkat jabatanmu. Ternyata, anak muda itu adalah anak dari salah satu pemilik jaringan toko raksasa itu.

Dalam ayat-ayat bacaan kita hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan tentang kemurahan hati. Prinsip kemurahan hati yang diajarkan oleh Yesus adalah:

Pertama, kemurahan hati harus berdasarkan kerelaan dan ketulusan. Tidak ada motivasi ingin mendapat kembali apa yang sudah diberikan atau balasan dalam bentuk yang lain. Pemberian yang didasari motivasi untuk mendapatkan sesuatu balasan bukanlah pemberian yang tulus dan karena itu tidak termasuk kemurahan hati.

Kedua, kemurahan hati harus rela merugi. Kasir itu rela rugi karena ia bermurah hati kepada anak muda itu. Seorang yang bermurah hati tidak menghitung untung-rugi dalam perbuatannya. Sikap hitung-hitungan tidak akan pernah menjadikan kita orang yang bermurah hati. Saya kadangkala tidak tega menawar kepada tukang sayur atau buah karena tahu mereka sebenarnya untung tidak seberapa. Saya belajar bermurah hati.

Ketiga, kemurahan hati dinyatakan kepada orang yang tidak patut menerimanya. Jika kita berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita, kita tidak lebih baik daripada orang berdosa. Mereka juga melakukan hal yang sama. Kemurahan hati sejati justru dinyatakan kepada orang yang tidak tahu berterima kasih kepada kita atau bahkan musuh kita. Tentu ini sangat sulit dilakukan, tetapi inilah yang menyatakan kita adalah anak-anak Allah. Jika kita ingin menyerupai Bapa kita di sorga, bermurah hatilah.
(renunganhariankristen)

MURAH HATI ADALAH SIFAT ANAK-ANAK ALLAH. IA IKHLAS MEMBERI DAN RELA MERUGI TANPA MENUNTUT BALASAN.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

January 28, 2018

Menikmati Keseimbangan Hidup


Bacaan Alkitab: Kejadian 26:1-6, 12-14

Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Kejadian 26:12



Shalom, Selamat hari Minggu kekasih dan sahabat Kristus.

Apakah punya kekayaan dan menjadi kaya itu salah? Tidak. Abraham, Ishak, Yakub, Ayub, Daud, Salomo adalah orang-orang yang sangat kaya. Mereka diberkati dengan berlimpah, melebihi orang-orang lain. Ada orang yang menabur dengan bekerja mati-matian tetapi tidak mendapat hasil. Tiba-tiba kena hama, cuaca buruk atau dicuri, habislah semuanya. Namun Ishak sekali menabur, ia mendapat hasil seratus kali lipat.

Ingatlah, yang membuat kita diberkati jadi kaya itu adalah karena Tuhan. Yang banyak terjadi adalah kita lebih sering mencari berkat, bukan sumber berkat itu. Fokus kita pada kekayaan duniawi bukan pada kekayaan sorgawi. Nah, kalau sudah demikian, percuma. Kita salah karena telah jadi budak atas harta. Tuhan tidak senang itu, Dia mau kita jadi tuan atas harta.

Jika harta jadi tuan di dalam hidup maka kita dibelenggu dan diperbudak oleh harta. Itu membuat kita menderita. Akan datang segala kekhawatiran, ketakutan, kekikiran, kerakusan, dan ketegangan. Kita tidak lagi bisa menikmati harta dan kehidupan kita. Semua terfokus pada harta, bagaimana mendapatkan harta sebanyak-banyaknya. Hidup jadi tidak lagi rileks. Tidak ada lagi hari-hari tenang, hilang sudah sukacitanya. Bahkan bisa timbul segala macam yang jahat ketika kita mulai cinta akan uang.

Kita perlu bekerja selagi hidup karena hidup memang perlu uang. Namun, jangan habiskan hidup kita hanya untuk mengejar harta, omzet, orderan sehingga kerja gila-gilaan . Atau sebaliknya jangan pula bermalas-malasan. Kalau mau berhasil dalam pekerjaan, kita harus rajin dan giat bekerja.
Ada suatu keseimbangan. Tuhan mau kita bahagia dan seimbang supaya bisa bekerja dengan baik dan juga menikmati hidup.
Nikmatilah hidup. Kita bisa menikmati lezatnya caramel machiato, almond croissant, entah Anda menikmatinya sendiri, monggo atau bersama keluarga atau teman, ya monggo Nikmatilah hasil keringat dan harta kita, sendiri atau dengan berbagi kepada sesama. Melihat orang bahagia itu juga membahagiakan hati.

Yuk aaah, saya mau nikmati harta berkat dari Tuhan Yesus. Hayo siapa mau ikut? Kita makan pangsit kuah aja nanti saya bayarin. Saya makan pangsitnya, kamu makan kuahnya.. hahaha..
(renunganhariankristen)

SUMBER BERKAT DI DUNIA ADALAH YESUS. TIDAK PERLU KERJA MATI-MATIAN, KITA HANYA PERLU KESEIMBANGAN DALAM MENJALANI HIDUP.

Selamat beribadah bersama keluarga kepada Tuhan,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

Santapan Rohani Our Daily Bread Ministries

BACA RENUNGAN - ARTIKEL LAINNYA