the Voice of God

Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah. (Yeremia 33:6)

June 30, 2020

Engkau adalah terang dunia


Baca: Matius 5:14-16
"Kamu adalah terang dunia." (Matius 5:14a)

Shalom,

Yesus berkata, "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12).

Rasul Yohanes dalam suratnya menegaskan, "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6). 

Karena Tuhan Yesus adalah terang dunia, kita sebagai pengikut-Nya pun dituntut untuk menjadi terang bagi dunia ini yaitu menghadirkan terang di tengah dunia yang diliputi kegelapan. Di dalam Tuhan setiap orang percaya memiliki kedudukan yang tinggi sebagaimana oleh rasul Petrus, "...kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:" (1 Petrus 2:9).

Keberadaan kita seperti kota di atas gunung yang tidak mungkin tersembunyi. Semua mata akan tertuju kepada kita karena kita berada di tempat tinggi dan memiliki cahaya kemuliaan Kristus. Sebagai terang, sesungguhnya setiap orang percaya mempunyai kuasa untuk menguasai dan mengubah keadaan. Bagaimana kita bisa menjadi terang apabila pelita kita tertutup gantang? Terang dari Tuhan tidak boleh ditutupi, disembunyikan, apalagi dipadamkan, sebaliknya harus dipancarkan kepada semua orang, diangkat ke tempat yang tinggi agar dapat menerangi sekitarnya seperti pelita yang menyala, di mana cahayanya menerangi seluruh ruangan di dalam rumah.

Gantang adalah wadah untuk mengukur atau menakar beras. Sebuah pelita yang ditutup dengan gantang berarti tidak akan memancarkan terang atau cahaya. Pelita yang ditutup dengan gantang sama dengan kehidupan orang Kristen yang tidak bisa menjadi berkat, yang cahayanya tidak bisa memancar keluar. Banyak sekali orang Kristen yang dikalahkan oleh masalah atau situasi yang ada sehingga hidupnya setali tiga uang dengan orang-orang di luar Tuhan, dan malah menjadi batu sandungan bagi mereka.

Sudahkah kehidupan kita bercahaya bagi orang-orang di sekitar kita?

Selamat beristirahat, perlindungan dan penjagaan Tuhan beserta kita sekalian, IMANUEL.



June 27, 2020

Mengandalkan Tuhan dalam segala situasi


Baca : Yeremia 17:7
"Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN." 

Shalom,

Banyak orang memiliki sesuatu yang bisa diandalkan dalam hidupnya. Misalnya ada orang yang bisa mengandalkan harta dan kekayaannya, ada juga orang yang bisa mengandalkan talentanya atau bahkan keindahan fisiknya, dan lain sebagainya. Hal tersebut tidak sepenuhnya salah.

 Namun bila kita mengandalkan semuanya itu dan tidak mengandalkan Tuhan, maka semuanya akan sia-sia, karena orang yang hidupnya di berkati, adalah orang yang mengandalkan Tuhan. Namun pada kenyataannya, banyak orang yang percaya kepada Tuhan, awal-awalnya, ketika masih dalam keadaan susah mengandalkan Tuhan, namun setelah mereka sukses tidak lagi mengandalkan Tuhan. Kisah dari raja Asa adalah salah satu contohnya, dan ini kiranya menjadi peringatan bagi kita, agar supaya sampai akhir hidup kita, dalam segala sesuatu kita tetap mengandalkan Tuhan atau melibatkan Tuhan.

Alkitab mencatat raja Asa pada awal hidupnya begitu setia kepada Tuhan dan selalu mengandalkan Tuhan. Oleh karena dia hidup selalu mengandalkan Tuhan, maka hal tersebut membuatnya selalu memperoleh kemenangan setiap kali pergi berperang melawan musuh-musuhnya.

 Namun setelah raja Asa menjadi besar dan kuat, ia mulai hidup tidak lagi mengandalkan Tuhan. Kemenangan demi kemenangan yang dia alami membuat dirinya mulai bersandar pada kekuatannya sendiri. Bahkan pada saat berperang menghadapi Baesa, raja Israel, dia tergoda untuk mengandalkan raja Aram. Bahkan ketika ia mengalami sakit parah, ia memilih untuk tidak lagi mencari Tuhan, namun mengandalkan tabib, atau mengandalkan para dukun. (2 Tawarikh 16:11-12).

Hari ini kita diingatkan kembali melalui firman Tuhan untuk kita selalu mengandalkan Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita sampai selamanya. Baik itu dalam keluarga, usaha/pekerjaan dan dalam pelayanan. Di saat suka atau pun duka kita tetap mengandalkan Tuhan.

Yang Harus Dilakukan
Dalam segala kondisi, jagalah hati dan kepercayaan kita agar tetap mengandalkan Tuhan sebagai satu-satunya Penolong sampai akhir hidup kita.

Setiap firman Tuhan yang kita aminkan, maka firman Tuhan itu akan hidup dalam kehidupan kita secara nyata. Terpujilah Tuhan Yesus. Amin.
Selamat menikmati liburan  akhir pekan bersama keluarga tercinta  dalam anugerah Tuhan, penyertaan fan perlindungan Tuhan beserta kita sekalian, IMANUEL.. amin.



June 25, 2020

Belajar seperti anak kecil


Baca: Matius 18:1-5
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga." (Matius 18:3)

Shalom,

Suatu ketika murid-murid Yesus bertanya kepada-Nya perihal siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Lalu Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkan di tengah-tengah mereka, serta berkata, "...sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga." (ayat 3-4). Jawaban Yesus ini benar-benar mengejutkan mereka! Mengapa Dia memberikan contoh anak kecil, bukan yang lain? Karena ada sifat-sifat anak kecil yang dapat kita teladani, di antaranya:
1. Ia percaya penuh kepada bapanya, dan
2. Ia mudah dibentuk dan diajar (taat).

Seorang anak kecil tidak pernah kuatir terhadap apa pun karena ia tahu bapanya akan menyediakan segala sesuatu yang ia butuhkan. Ia juga tidak pernah merasa takut karena ia yakin bapanya senantiasa menjaga dan memberinya perlindungan; ia percaya penuh kepada bapanya di segala situasi. Iman seperti anak kecil inilah yang seharusnya dimiliki setiap orang percaya. Namun sebaliknya, kita begitu mudah kuatir dan ketakutan ketika berada di situasi sulit. Kita lupa janji firman-Nya: "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7).

Selanjutnya, seorang anak kecil selalu taat terhadap apa yang diperintahkan oleh bapanya; mudah diajar dan dibentuk tanpa pernah mendebat. Firman Tuhan pun bukan untuk diperdebatkan, tetapi untuk kita taati. Dalam hal ketaatan, Tuhan Yesus sendiri telah memberikan teladan kepada kita. Dia berkata, "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34) dan "...taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8). Jangankan taat, tertegur oleh firman Tuhan yang keras saja tidak sedikit dari kita yang langsung tersinggung dan ngambek. Kita sulit menerima teguran! Ayub menasihati, "Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa." (Ayub 5:17).

Milikilah iman seperti anak kecil dan jangan menolak didikan Tuhan!

Selamat beristirahat dalam anugerah penyertaan dan perlindungan Tuhan, IMANUEL... amin.



June 24, 2020

Melayani Tuhan harus punya Kasih dan Empati


Baca: Yakobus 1:19-27
"setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;" (Yakobus 1:19)

Shalom,

Kehidupan orang yang berkomitmen melayani Tuhan adalah kehidupan yang harus memancarkan terang bagi sekelilingnya, seperti sebuah pelita yang diletakkan "...di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu." (Matius 5:15). Jika tidak, ia hanya akan menjadi batu sandungan bagi orang lain.

Ada banyak orang yang mengeluh dan kecewa ketika melihat pelayan Tuhan yang dalam kehidupan sehari-harinya tidak menunjukkan sifat atau karakter Kristus. Bukankah hal ini sangat menyedihkan? Padahal Alkitab menegaskan, "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6). Di lingkup gereja mereka tampak begitu rohani dan 'berhati seperti Yesus', tapi begitu berada di tengah-tengah dunia ia sama sekali tidak peduli dengan orang lain dan sangat egois. Kasih mereka menjadi sangat dingin. Jika demikian, apa bedanya kita dengan orang-orang yang belum percaya? Padahal Tuhan Yesus telah memberikan teladan hidup yang luar biasa, Ia datang "...bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Markus 10:45).

Bagaimana kita bisa memenangkan jiwa bagi kerajaan Allah jika kita sendiri tidak mengasihi jiwa-jiwa? Namanya pelayan Tuhan, berarti tugas kita adalah melayani seperti Tuhan Yesus melayani karena hati Yesus selalu dipenuhi belas kasihan dan empati terhadap orang lain. Namun kita seringkali dengan sengaja menghindar dan menjauhi orang lain karena kita tidak mau berkorban dan direpotkan. Mengasihi orang lain atau memiliki kepedulian terhadap orang lain tidak harus berkorban secara materi. Salah satu wujud kasih kepada orang lain adalah kerelaan kita mendengar ungkapan hati mereka, belajar menjadi pendengar yang baik untuk setiap keluh kesah mereka.

Jadi permulaan kasih kepada sesama dimulai dari belajar mendengarkan; dan kemauan untuk mendengar adalah syarat utama yang dibutuhkan dengan muatan belas kasihan dan kesabaran. Dengan belajar mendengar ungkapan hati orang lain kita sedang mendisiplinkan diri untuk mendengarkan suara Tuhan.

Bisakah kita disebut melayani jika kita tidak punya kasih dan empati?

Selamat beraktivitas dalam anugerah Tuhan, Penjagaan dan perlindungan Tuhan beserta kita semua, IMANUEL ... amin.

June 22, 2020

Melupakan masa lalu


Baca: Kejadian 41:37-57
"Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku. ... Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku." (Kejadian 41:51, 52)

Shalom,

Sangatlah bagus jika kita memiliki ingatan yang kuat, terlebih-lebih ingatan akan kebaikan Tuhan dalam hidup ini dan kemudian bersyukur kepada-Nya. Kemampuan mengingat kembali apa yang telah kita alami atau pelajari di masa lalu dapat bermanfaat bagi kita di kemudian hari. Akan tetapi, ada waktu di mana lebih baik bagi kita tidak mengingat hal-hal di masa lalu.

Hal-hal bagaimana yang tidak perlu kita ingat? Yaitu hal-hal yang dapat melukai hati kita. Setiap kita pasti pernah mengalami situasi atau keadaan yang menyakitkan dan menyinggung perasaan, bahkan ada orang membenci kita tanpa alasan. Hasil dari luka-luka dan penolakan seperti itu dapat melekat pada diri kita seumur hidup kita, kecuali kita memilih untuk melupakannya. Banyak orang yang mengingat terus-menerus insiden yang pernah terjadi dalam hidupnya. Meski itu terjadi di masa lampau, tetap saja bisa mempengaruhi keadaan mental atau pikiran seseorang di masa sekarang. Namun sebagai anak-anak Tuhan kita harus belajar hidup sama seperti Kristus yaitu mengampuni dan melupakan. Dengan mendasarkan harapan kepada Kristus dan bukan kepada manusia, kita akan mampu melupakan setiap pengalaman buruk yang telah kita alami.

Yusuf adalah contoh dari manusia yang diberkati karena dia memilih untuk melupakan apa yang pernah dideritanya. Yusuf dijual ke dalam perbudakan oleh saudara-saudaranya sendiri, dan dijebloskan ke dalam penjara karena tuduhan palsu. Jika ada orang yang memiliki alasan kuat untuk depresi, getir dan pahit hati, Yusuf-lah itu. Namun Yusuf tidak melakukannya, ia tidak membiarkan hatinya terisi dengan kemarahan dan kepahitan. Di tengah penderitaannya, Yusuf hidup tak bercela di hadapan Tuhan dan memilih untuk melupakan segala hal buruk yang terjadi atasnya di masa lalu. Yusuf tetap memiliki sikap hati yang benar dan selalu melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan, sehingga apa pun yang Yusuf kerjakan menjadi berhasil, karena "...Tuhan menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya," (Kejadian 39:21).

Memang tidak mudah melupakan peristiwa pahit di masa lampau, apalagi mengampuni orang-orang yang membuat kita menderita. Namun asal kita melekat kepada Tuhan dan menyerahkan beban ini kepada-Nya, kita pasti sanggup melakukannya karena Roh Kudus yang memberi kekuatan.

Selamat beraktivitas dalam anugerah Tuhan sambil mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah jaga jarak, pakai masker, sering mencuci tangan dengan sabun dan yang paling penting berdoa kiranya Tuhan Yesus melindungi kita sekalian IMANUEL ...amin.



Tidak ada jalan buntu


Baca: Yesaya 51:1-23
"Bukankah Engkau yang mengeringkan laut, air samudera raya yang hebat? yang membuat laut yang dalam menjadi jalan, supaya orang-orang yang diselamatkan dapat menyeberang?" (Yesaya 51:10)

Shalom,

Ketika mengikuti jalan-jalan Tuhan dan taat melakukan kehendak-Nya bukan berarti perjalanan hidup kita terus mulus dan lancar. Terkadang kita harus menghadapi lorong-lorong gelap, bahkan lembah kekelaman. Doa-doa kita serasa tak mampu menembus langit-langit kamar. Sepertinya semakin kita setia kepada Tuhan semakin kita dihadapkan pada masalah demi masalah yang tidak ada jalan keluarnya.

Dalam kondisi seperti ini mari kuatkan iman kepada Tuhan, jangan marah, kecewa dan menyalahkan Tuhan. Berkatalah Musa kepada umat Israel, "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya." (Keluaran 14:13). Meski secara kasat mata umat Israel sedang diperhadapkan pada jalan buntu, Tuhan memerintahkan mereka untuk terus bergerak maju karena Tuhan tidak berkompromi dengan ketakutan. Kalimat "berdirilah tetap" artinya sesulit apa pun keadaan kita tetaplah berada di pihak Tuhan, tetap mengerjakan bagian kita yaitu percaya dan taat kepada Tuhan. Kata "tetap" berarti terus-menerus, tidak berubah.

Tuhan tidak menghendaki kita menyerah di tengah jalan. Memang bukan perkara mudah, dibutuhkan iman untuk melakukan apa yang diinstruksikan Tuhan karena perintah Tuhan itu seringkali tidak masuk di akal. Tetapi jika kita mau taat dan melangkah dengan iman, kita akan melihat pembelaan Tuhan. Kita akan melihat kemuliaan, keselamatan dan kemenangan yang Tuhan sediakan bagi kita. Inilah buktinya: ketika umat Israel taat, Tuhan pun bertindak. Dengan tangan-Nya yang penuh kuasa Tuhan menunggangbalikkan pasukan Firaun dengan kereta dan kudanya ke tengah-tengah laut. "Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut." (Keluaran 14:30b).

Jangan menyerah pada keadaan, percayalah kepada Tuhan karena Dia adalah jalan dan kebenaran dan hidup (baca Yohanes 14:6); di dalam Dia selalu ada jalan keluar, dan jalan-Nya selalu penuh keajaiban.

Selamat berakhir pekan bersama keluarga tercinta  dalam anugerah Tuhan stay at home, Tuhan Yesus melindungi kita sekalian IMANUEL.. amin.



June 18, 2020

Rendah hati seperti Kristus


Baca:  Filipi 2:1-11
"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus," (Filipi 2:5)

Shalom,

Tujuan utama hidup kekristenan adalah menjadi seperti Kristus. "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6). Setiap orang Kristen harus meneladani Kristus dalam hidupnya dan mengikuti jejak hidup-Nya sehingga kita menjadi serupa dengan Dia. Banyak orang Kristen bertanya, "Mana mungkin sama seperti Kristus?" Memang, dalam keilahian-Nya tentu kita tidak akan pernah bisa dan tidak akan mungkin dapat menjadi seperti Kristus. Tetapi dalam aspek kemanusiaan-Nya tentu kita bisa dapat seperti-Nya, karena ada Roh Kudus di dalam kita; Roh itulah yang memampukan kita untuk hidup sama seperti Kristus.

Aspek apa saja yang harus kita teladani? Salah satunya adalah kerendahan hati. Alkitab mencatat, "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia." (ayat 6-7). Yesus Kristus adalah pribadi yang rendah hati. Dia datang ke dunia bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani. Orang yang rendah hati adalah orang yang tidak semata-mata memikirkan dirinya sendiri atau mencari pujian bagi diri sendiri, tetapi "...menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;" (ayat 3b). Orang yang rendah hati adalah orang yang rela melayani karena menyadari bahwa dirinya adalah hamba. Inilah pernyataan Paulus, "Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah." (1 Korintus 4:1).

Banyak orang Kristen tidak menyadari akan hal ini. Karena merasa punya materi atau kedudukan, kita menjadi tinggi hati dan menganggap rendah orang lain yang di bawah kita; ketika pelayanannya sudah berhasil dan menjadi hamba Tuhan "besar", tidak sedikit yang menjadi lupa diri. Sikap kita pun mulai berubah, pilih-pilih ladang pelayanan, mau melayani asal fasilitasnya memadai dan lain-lain. Siapa kita ini? Kristus saja rela membasuh kaki murid-murid-Nya dengan tujuan supaya kita meneladani Dia.

"Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu." (Yakobus 4:10)

Selamat beraktivitas dalam anugerah Tuhan dan yang paling terpenting berdoa kiranya Tuhan Yesus melindungi kita sekalian, IMANUEL .. amin.



June 17, 2020

Pertolongan Yang Sempat Tertunda


Baca: Markus 5:21-43
"Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" (Markus 5:35)

Shalom,

Alkitab menyatakan, "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1). Artinya kita percaya meski belum melihat hasil. Ketika kita beriman kepada Tuhan berarti kita percaya kepada Tuhan bahwa Dia berkuasa untuk melakukan mujizat. Beriman kepada Tuhan juga berarti kita memiliki penyerahan penuh kepada Dia. Berserah bukanlah suatu tindakan yang nekat, bukan pula suatu tindakan yang diambil karena kita sudah menemui jalan buntu. Akan tetapi, berserah adalah tindakan yang lahir dari pergumulan yang positif karena menyadari bahwa Tuhan tidak akan mengecewakan orang yang berharap kepada-Nya. Tertulis: "Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." (Roma 5:5). Penyerahan diri kepada Tuhan adalah sebuah keputusan yang beresiko.

Inilah yang dialami Yairus yang sedang terjepit pada suatu keadaan yang beresiko. Ketika anaknya sedang sakit keras dan hampir mati, Yairus justru mengambil keputusan beresiko dengan meninggalkan anaknya itu dan pergi mencari Yesus yang diyakini dapat menyembuhkan anaknya. Ketika sudah bertemu dengan Yesus dan hendak menuju rumahnya, di tengah jalan ada seorang wanita yang mengalami pendarahan selama 12 tahun sedang menjamah jubah Yesus, sehingga langkah Yesus pun jadi terhenti. Tentunya kejadian ini membuat Yairus bertambah panik karena keadaan anaknya sangat kritis.

Meskipun demikian Yairus tetap setia menunggu, bukti bahwa ia sangat peduli akan penderitaan anaknya. Namun datang kabar dari keluarganya bahwa anaknya akhirnya mati. Maka bisa saja Yairus marah dan kecewa kepada Yesus, karena Ia tidak dapat segera datang ke rumahnya. Tapi Yairus sama sekali tidak terpengaruh dengan berita buruk yang didengarnya, ia tetap berharap dan menantikan Yesus bertindak.

Seringkali berita-berita negatif membuat kita goyah dan tidak lagi berserah penuh kepada Tuhan. Maka karena kesabarannya menantikan Tuhan, keluarga Yairus mengalami mujizat yaitu anaknya disembuhkan.

Jangan berhenti berharap pada Tuhan; pada saat yang tepat Dia pasti bertindak. Sungguh, "Semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu;" (Mazmur 25:3a).

Selamat beraktivitas dalam anugerah Tuhan sambil mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah jaga jarak pakai masker sering mencuci tangan dengan sabun dan paling penting berdoa Tuhan Yesus melindungi kita sekalian, IMANUEL amin.



June 16, 2020

Taat Walaupun Ada Resiko


Baca:  Daniel 6:1-29
"Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan, tetapi tiga kali sehari ia mengucapkan doanya."  Daniel 6:14

Shalom,

Taat di tengah situasi yang baik dengan fasilitas mendukung adalah mudah dilakukan, tapi bagaimana jika situasinya tidak baik, penuh tekanan, aniaya, ancaman dan resiko?  Kebanyakan orang akan berusaha mencari aman dengan melakukan tindakan kompromi, daripada harus menanggung resiko.

Daniel menghadapi masalah yang berat dan penuh resiko sehubungan ibadatnya kepada Tuhan, namun hal itu tak menggoyahkan imannya.  Alkitab mencatat Daniel tetap berdoa menghadap Yerusalem tiga kali sehari  (Daniel 6:11).  Sekalipun orang asing dan orang buangan, Daniel mendapatkan kedudukan tinggi di Babel dan dikasihi raja Darius, sehingga pejabat-pejabat pemerintahan lainnya iri.

 Karena itu mereka pun bersepakat membuat peraturan baru berupa larangan:  barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia, selain sebagai raja, ia akan dilemparkan ke gua singa  (Daniel 6:8). 

Mendapatkan ancaman yang dapat membahayakan keselamatan jiwanya tak membuat Daniel takut dan gentar, ia tetap beribadah kepada Tuhan sebagaimana yang biasa dilakukan.  Melihat hal itu mereka semakin geram terhadap Daniel, lalu mendesak raja menegakkan undang-undang:  Daniel ditangkap dan dimasukkan ke gua singa.  Apakah singa-singa itu memangsa dan menerkam Daniel?  Tidak.  Tuhan telah mengutus malaikat-malaikat-Nya untuk membungkam dan mengatupkan mulut singa-singa itu sehingga Daniel tetap hidup.

Mendapati Daniel tetap selamat, raja Darius pun bersukacita dan memerintahkan untuk mengeluarkan Daniel dari kandang singa itu.  Lalu raja membuat titah supaya orang-orang yang menuduh Daniel, termasuk keluarganya, dilemparkan ke dalam gua singa itu, dan tanpa menunggu lama singa-singa itu menerkam dan membunuh mereka.  Ketaatan selalu mendatangkan mujizat, karena Tuhan selalu ada di pihak orang benar!

"...jangan goyah, dan giatlah selalu dalam  pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."  (1 Korintus 15:58).

Selamat beraktivitas dalam anugerah Tuhan, Tuhan Yesus melindungi kita sekalian IMANUEL amin.



June 15, 2020

Bertahan Dalam Pencobaan


Baca: Yakobus 1:2-6
"Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia." (Yakobus 1:12)

Shalom,

Untuk bisa bertahan dalam pencobaan dibutuhkan kesabaran penuh dan ketabahan hati dalam masa pencobaan, dalam bahasa aslinya bahasa Yunani  di sebut hupomone. Kata hupomone secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai “kemampuan untuk bertahan pada suatu posisi melampaui batasan waktu yang diharapkan.” Bukan sekedar “bertahan”, tapi lebih dari itu di dalam ketahanan tersebut terkandung ketabahan dan ketekunan. Hupomone menggambarkan sebuah ketenangan di tengah situasi yang kacau balau dan juga kemampuan memikul beban hingga titik atau tujuan tertentu. Hupomone adalah sebuah sikap yang tabah dalam menjalani penderitaan dan berusaha mengubah hal yang sedang terjadi, yaitu penderitaan tersebut, menjadi hal yang mulia dan luhur.

Dari pemahaman ini, setidaknya kita bisa belajar beberapa hal dalam menghadapi pencobaan. Saat kita dalam posisi bertahan, ada ketabahan dan ketekunan yang bukan hanya dipandang sebagai sebuah kebajikan yang patut diperjuangkan oleh orang Kristen, melainkan juga merupakan respon iman terhadap ketabahan Kristus sendiri.

Dalam 2 Tesalonika 3:5, Rasul Paulus berdoa, “Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.” Rasul Paulus mengajarkan kepada jemaat di Tesalonika untuk meneladani ketabahan Kristus yang disebut hupomone. Kita dapat hidup dalam ketabahan dan ketekunan karena Kristus sendiri yang menjadi model dan modal perjuangan kita. Sebagai model, ketabahan Kristus kita teladani, dan sebagai modal, Kristus sendiri yang memberikan ketabahan dan ketekunan kepada kita. Sebagai orang-orang yang menjalani panggilan sebagai murid Kristus atau anak-anak Tuhan, ada banyak pencobaan dan kesulitan hidup yang harus dihadapi, karena itu kita membutuhkan kualitas rohani yang tidak mudah dipadamkan oleh situasi apapun juga. Kualitas rohani itu bernama hupomone. Dengan hupomone kita akan dimampukan untuk bisa melewati setiap bentuk pencobaan dan menyelesaikan setiap tanggung jawab.

Yang Harus Dilakukan
Selalu bersikap tenang dalam menghadapi permasalahan, dan berusaha untuk menyelesaikannya di dalam ketabahan dan ketekunan untuk mengubah keadaan, dan percayalah bersama Yesus setiap masalah akan dapat teratasi dan di selesaikan.

Hikmat Hari Ini
Ketekunan dan iman rohani sangat penting bagi kehidupan kita sebagai orang Kristen.

Setiap firman Tuhan yang kita aminkan, maka firman Tuhan itu akan hidup dalam kehidupan kita secara nyata. Terpujilah Tuhan Yesus.
Selamat beraktifitas, kasih sayang Tuhan beserta kita hari ini, IMANUEL ...amin

June 11, 2020

Upah Kesetiaan


Baca: Rut 2:1-23
"TUHAN kiranya membalas perbuatanmu itu, dan kepadamu kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh TUHAN, Allah Israel, yang di bawah sayap-Nya engkau datang berlindung." (Rut 2:12)

Shalom,

Nama "Rut" (bahasa Ibrani) berarti "belas kasih". Sesuai dengan arti namanya, Rut juga beroleh belas kasih dari Tuhan, hidupnya mengalami pemulihan dan diberkati Tuhan. Menarik sekali jika memperhatikan kisah perjalanan hidup Rut beserta Naomi, ibu mertuanya ini.

Rut, meski telah ditinggal mati suaminya, tetap berkomitmen mengabdi dan mendampingi ibu mertuanya yang juga janda. Inilah permintaan Rut , "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;" (Rut 1:16). Di tengah keterbatasan dan pergumulan yang berat keduanya terus berjuang agar dapat bertahan hidup.

Sungguh, di dalam Tuhan selalu ada pengharapan, "Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang." (Amsal 23:18). Dengan cara-Nya yang ajaib Ia campur tangan dalam kehidupan mereka. Sesungguhnya bisa saja Naomi minta tolong langsung kepada Boas, seorang kaya raya, tapi ia sadar Boas bukanlah kerabatnya melainkan kerabat mendiang suaminya. Akhirnya Rut meminta ijin kepada mertuanya pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai yang terlewatkan dari para pekerja, dan ternyata ladang itu milik Boas. Boas yang melihat itu tidak marah, malah menunjukkan kasih dan kemurahannya. Ternyata berita kesetiaan dan kebaikan hati Rut terhadap mertuanya sampai ke telinga Boas.

Mungkin kita berkata itu kebetulan. Namun di dalam Tuhan tidak ada perkara yang kebetulan. Ia punya banyak cara untuk menolong umat-Nya. Cara Tuhan tidak pernah terpikirkan oleh kita. Melalui Boas hidup Rut dan Naomi dipulihkan. Karena kesetiaan dan ketekunannya, Rut ditolong dan diberkati Tuhan dengan cara-Nya yang ajaib!

Tuhan akan menolong kita dengan cara-cara-Nya yang ajaib dan tak terduga asalkan kita setia!

Selamat beraktivitas dalam anugerah Tuhan dan yang paling penting berdoa supaya Tuhan Yesus melindungi kita semua, IMANUEL... amin.

June 10, 2020

Mampu mengendalikan diri


Baca: Amsal 25 :1-28
"Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya." (Amsal 25:28)

Shalom,

Sering kita jumpai ada banyak orang Kristen yang hidupnya menjadi "batu sandungan" bagi orang lain karena memiliki tabiat yang kurang terpuji: mudah marah, ucapan tidak terkontrol, suka menjelekkan orang lain, menghakimi, menggosip... intinya kedagingan mereka masih sangat dominan. Mereka tidak mampu mengendalikan diri.

Apa itu pengendalian diri? Pengendalian diri adalah sebuah sikap tegas tidak mau dikuasai oleh keinginan-keinginan duniawi, atau tidak berkompromi terhadap segala hal yang berlawanan dengan kebenaran. Pengendalian diri berkenaan dengan komitmen seseorang untuk hidup benar, membangun kebiasaan-kebiasaan yang baik disertai tekad untuk meninggalkan, membuang, dan menghancurkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang membawa seseorang makin jauh dari jalan Tuhan. Memiliki pengendalian diri berarti berani berkata tidak terhadap segala hal yang berbau kefasikan dan keduniawian seperti tertulis: "Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini," (Titus 2:12).

Untuk bisa mengendalikan diri dibutuhkan kemauan, tekad, semangat dan kerja keras, karena "...roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41). Pengendalian diri penting sekali bagi orang percaya karena merupakan syarat utama mengikut Yesus. "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Matius 16:24). Mampu mengendalikan diri berarti "...menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus," (2 Korintus 10:5).

Ketika mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan, di tengah situasi sulit dan menghadapi orang-orang yang terkadang diijinkan Tuhan untuk membentuk dan menguji kita, mampukan kita menunjukkan sikap pengendalian diri dan tetap memegang teguh nilai-nilai iman, sehingga melalui sikap dan perbuatan kita orang lain tidak lagi "tersandung"?

Rasul Paulus bertekad,
"...aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak." (1 Korintus 9:27).

Selamat beraktivitas dalam anugerah Tuhan. Stay at home dan yang paling penting berdoa Tuhan Yesus melindungi kita sekalian IMANUEL ...amin.




June 09, 2020

Mudah sekali kecewa


Baca: Yohanes 16:1-3
"Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku." (Yohanes 16:1)

Shalom,

Semua orang pasti pernah merasakan apa yang disebut kecewa. Apa itu kecewa? Kecewa artinya kecil hati, rasa tidak puas karena keinginan dan harapan tidak terpenuhi. Jadi rasa kecewa seringkali timbul di dalam hati seseorang ketika apa yang diinginkan dan diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Ketika rencana yang kita buat tidak satu pun terlaksana, kita kecewa; ketika permintaannya tidak dipenuhi, seorang anak kecewa kepada orangtua; ketika anak-anak sulit dinasihati, orangtua kecewa; merasa diacuhkan dan tidak diperhatikan suami menimbulkan kekecewaan dalam diri istri; seorang gadis kecewa kepada pacarnya karena telah ingkar janji. Banyak sekali faktor yang membuat seseorang mengalami kekecewaan.

Ada banyak orang Kristen kecewa kepada Tuhan karena doa-doanya belum mendapat jawaban. "Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?" (Mazmur 13:2). Kecewa karena merasa sudah melayani Tuhan sekian lama tapi hidup sepertinya tidak ada peningkatan, ekonomi tetap saja pas-pasan. Karena karir dirasa stagnan, dengan nada kecewa kita komplain kepada Tuhan. Alkitab mencatat, "TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun," (Ulangan 28:13). Namun apa faktanya? Mari membaca ayat jangan sepenggal saja, masih ada kelanjutannya: "...apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia," (Ulangan 28:13).

Jadi sebelum kita kecewa dan memprotes Tuhan, tanyakan pada diri sendiri terlebih dahulu, apakah kita sudah melakukan perintah Tuhan dengan setia ataukah belum. Pada dasarnya kita kecewa karena masalah-masalah yang kita alami, dan Tuhan selalu menjadi sasaran kekecewaan kita. Padahal sebagian besar masalah kita seringkali sebagai akibat dari kesalahan dan ketidaktaatan kita sendiri.

Tuhan tidak pernah berjanji bahwa hidup orang percaya bebas dari masalah, tapi Dia berjanji untuk menolong dan memberi jalan keluar untuk setiap permasalahan hidup kita.

Selamat beraktivitas dalam anugerah Tuhan Stay at home dan paling penting berdoa kiranya Tuhan Yesus melindungi kita sekalian, IMANUEL amin.




June 08, 2020

Tuhan Tahu Yang Kita Perbuat


Baca:  Mazmur 139:1-24"
"TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku;"  Mazmur 139:1

Shalom,

Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang Mahahadir  (Omnipresent)  yang artinya Dia hadir di segala tempat dan di segala waktu, dan Dia juga Mahatahu, yang artinya Ia memiliki pengetahuan penuh, mengetahui segala hal, karena Dia berdaulat penuh atas segala yang diciptakan-Nya.  Jadi tidak ada tempat di belahan bumi manapun bagi orang dapat menyembunyikan diri dari hadapan Tuhan,  "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab."  (Ibrani 4:13).

Pemazmur menyatakan,  "Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kau maklumi. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN."  (Mazmur 139:2-4).  Daud sadar ia tidak mungkin dapat menyembunyikan diri dari pantauan dan perhatian Tuhan, sebab Dia ada di mana-mana dan mengetahui segala sesuatu, maka ia begitu terbuka di hadapan Tuhan.  Jadi, tidak ada selubung sedikit pun yang mampu menudungi dan menutupi seseorang dari pandangan Tuhan sehingga Ia tidak tahu, semuanya nyata jelas.  Banyak orang Kristen tidak menyadari tentang hal ini, atau mungkin pura-pura tidak tahu kalau Tuhan itu Mahahadir dan Mahatahu, sehingga mereka menjalani hidup dengan seenaknya sendiri alias sembrono.  Dengan tanpa rasa bersalah sedikit pun mereka tetap hidup dalam dosa, melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari firman Tuhan.

Sekalipun tahu bahwa mereka telah ditebus dosa-dosanya melalui pengorbanan Kristus dan menjadi  'ciptaan baru'  di dalam Tuhan, mereka tetap saja menjalani hidup sebagai manusia lama, hidup menuruti keinginan daging dengan segala hawa nafsunya.  Dengan segala kepura-puraan atau topeng-topeng, mereka pikir bisa mengelabui Tuhan:  ibadah tetap saja dilakukan, pelayanan tetap dijalani, tapi perbuatan dosa juga enggan ditinggalkannya.  Manusia mungkin saja tidak tahu segala hal yang kita sembunyikan, tapi bagaimana dengan Tuhan?  Hal-hal kecil sekalipun tampak jelas di mata-Nya.

Tuhan tidak bisa kita permainkan, sebab  "...mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi."  (Zakharia 4:10)  dan melihat segala perbuatan manusia!

Selamat beraktivitas dalam anugerah Tuhan, IMANUEL amin.



June 06, 2020

Bersedia dikoreksi


Baca: Mazmur 26:1-12
"Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku." (Mazmur 26:2)

Shalom,

Ketika melakukan sebuah kesalahan tidak semua orang mau ditegur dan dikoreksi. Kita cenderung membenarkan diri sendiri atau menganggap diri paling benar. Orang yang merasa dirinya pintar seringkali berpikir bahwa setiap perkataan dan keputusannya adalah selalu benar, sehingga ia sering menempatkan kelemahan, kekurangan dan kesalahan pada pihak lain, seperti kata Alkitab: "Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?" (Matius 7:3). Juga yang telah memiliki kedudukan tinggi atau kaya seringkali menjadi sombong atas apa yang telah diperolehnya, sehingga tidak sedikit yang memandang rendah orang lain. Orang seperti ini juga biasanya mudah marah dan tersinggung apabila ditegur dan dikoreksi orang lain.

Mari belajar dari Daud, yang walaupun memiliki kedudukan tinggi sebagai raja, terkenal, memiliki kekayaan yang melimpah dan juga pasukan tentara yang kuat, tetaplah orang yang rendah hati. Kerinduannya untuk senantiasa berjalan dalam kehendak Tuhan membuatnya rela ditegur dan dikoreksi setiap saat. Bahkan ia memohon kepada Tuhan untuk selalu diselidiki hatinya apabila masih ada hal-hal yang tidak berkenan kepada-Nya. Daud berkata, "Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku."

Sebagai manusia Daud sadar bahwa dia bukanlah orang yang sempurna, bahkan seringkali ia melakukan pelanggaran di hadapan Tuhan. Meski demikian ia selalu berjiwa besar untuk menerima teguran dan koreksi. Ketika telah berbuat dosa, ia dengan jujur mengakuinya. Dengan hati hancur ia datang kepada Tuhan, meminta pengampunan dari Tuhan dan segera bertobat. Ia berkata, "Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!" (Mazmur 51:12-13). Akan tetapi tidak demikian dengan Saul, yang ketika ditegur karena kesalahannya ia langsung marah atau berkilah dan menyalahkan orang lain. Bagaimana dengan kita? Adakalanya Tuhan memakai orang lain untuk menegur dan mengoreksi kita.

Setiap teguran dan koreksi yang ditujukan kepada kita hendaknya kita sikapi dengan pikiran yang positif, karena hal itu demi kebaikan kita juga!

Selamat berakhir pekan bersama keluarga  dalam anugerah Tuhan, stay at home dan paling penting berdoa supaya Tuhan Yesus melindungi kita semua, IMANUEL ...amin.



June 05, 2020

Harga itu adalah Komitmen


Baca: Lukas 9:23-27
"Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barngsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya." (Lukas 9:24)

Shalom,

Rasul Paulus menulis: "Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia. Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia." (2 Timotius 2:20-21).

Segala sesuatu yang memiliki nilai guna tinggi pasti berharga sangat mahal; sesuatu yang berkualitas juga pasti sangat mahal harganya. Sebaliknya, sesuatu yang murah kualitasnya pasti sangat diragukan. Apapun itu, baik perabot rumah tangga, perhiasaan atau aksesoris, atau pun suatu jabatan (profesi) dan lain-lain. Begitu juga dalam pengiringan kita kepada Tuhan, ada harga yang harus kita bayar. Memang kita telah menerima keselamatan dari Tuhan secara gratis, tanpa bayar. Tetapi untuk mengikuti Dia dan melayani-Nya kita harus mau membayar segala sesuatunya. Tuhan Yesus berkata, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." (ayat 23).

Harga itu adalah penyangkalan diri. Penyangkalan diri berarti rela mengesampingkan segala sesuatu yang merebut hati kita dari Tuhan; mau mengutamakan Tuhan lebih dari segalanya. Bila selama ini kita masih berkompromi dengan dosa, lebih mengasihi dunia ini, berarti kita belum mampu membayar harga itu. Harga dari keselamatan adalah kerelaan untuk menempatkan Yesus sebagai yang terutama dalam hidup kita. Menjadi orang Kristen harganya adalah komitmen. Mengesampingkan kepentingan diri sendiri dan lebih mengutamakan Tuhan adalah bukti suatu komitmen. Inilah yang disebut pikul salib. Banyak orang ingin menjadi serupa dengan Kristus tapi hanya dalam hal melakukan mujizat, supaya namanya dikenal banyak orang.

Menjadi seperti Yesus berarti mau hidup seperti Yesus hidup: taat kepada kehendak Bapa sepenuhnya, senantiasa tekun berdoa dan rela menderita bagi Injil Kristus!

Selamat beraktivitas dalam anugerah Tuhan dan Tuhan Yesus melindungi kita sekalian IMANUEL..amin.





June 04, 2020

Tuhan tidak pernah terlambat menolong kita


Baca: Yohanes 11:1-57
"Jawab Yesus: 'Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?'" (Yohanes 11:40)

Shalom,

Cara Tuhan menolong kita dari pergumulan hidup terkadang sulit untuk dapat dipahami secara akal sehat atau secara logika. Dalam menantikan pertolongan Tuhan, kita harus percaya bahwa waktu Tuhan adalah waktu yang terbaik, sebab bagi Tuhan tidak ada istilah kata terlambat, dan pertolongan Tuhan selalu datang tepat pada waktunya.

Dalam bacaan firman Tuhan hari ini berbicara tentang keluarga Maria, Maria dan Marta mempunyai seorang saudara laki-laki bernama Lazarus. Mereka adalah sahabat-sahabat Yesus yang tinggal di Betania. Suatu hari, mereka memberikan kabar bahwa Lazarus sedang sakit parah dan mereka meminta Yesus untuk datang segera dan menyembuhkan Lazarus. Tetapi Yesus menunda kedatangan-Nya selama tiga hari. Ketika Ia sampai disana, mereka berkata kepada Yesus, "Sudah terlambat! Mereka telah menguburkan Lazarus." Secara manusia hal ini memang benar, kedatangan Yesus sudah terlambat, tetapi bagi Tuhan Yesus tidak ada istilah kata terlambat dalam setiap pekerjaan-Nya. Sebab dalam keterlambatan yang Tuhan Yesus lakukan, di balik itu Yesus ingin menyatakan tentang kemuliaan Allah kepada orang banyak. Yesus datang bukan untuk sekedar menyembuhkan Lazarus, tetapi Dia datang untuk membangkitkan Lazarus dari antara orang mati.

Dalam perjalanan hidup kita selaku orang yang percaya kepada Kristus, terkadang kita diperhadapkan pada situasi dan kondisi yang sulit dan berat, dan rasanya sangat mustahil untuk dapat di atasi atau diselesaikan. Jika kita menghadapi kondisi seperti itu, jangan kita tawar hati dan iman kita jangan goyah. Kita harus percaya bahwa Tuhan punya rencana yang indah atas hidup kita. Bersabarlah dan tetaplah bertekun dalam doa jika pertolongan Tuhan belum datang, terkadang Tuhan menunda untuk menolong kita, karena Dia ingin menyatakan kemuliaan-Nya, seperti Tuhan lakukan kepada keluarga Maria dan Marta. Yang harus kita percaya adalah bahwa Tuhan tahu apa yang terbaik untuk kita, dan Tuhan pasti menolong kita. "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." (Lukas 1:37).

Refleksi Diri
1. Jaminan apa yang Tuhan berikan saat kita senantiasa berharap kepada-Nya?
2. Mengapa kadang kita dibuat harus ‘menunggu’ pertolongan dari Tuhan?

Pokok Doa
Bapa kami di sorga, di dalam kesesakan kami berseru kepada-Mu. Ajar kami untuk selalu berharap hanya kepada-Mu dan bukalah mata hati kami, agar kami dapat menerima pertolongan-Mu. Teguhkanlah hati kami ya Tuhan lewati setiap persoalan, untuk kami terus percaya hanya kepada-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin

Yang Harus Dilakukan
Tetaplah percaya bahwa pertolongan Tuhan pasti datang tepat pada waktunya.

Hikmat Hari Ini:

Tuhan memiliki waktu yang sempurna; untuk memberikan pertolongan. Dia tidak pernah terlambat menolong kita, karena Tuhan selalu membuat segala sesuatu indah pada waktunya.
Setiap firman Tuhan yang kita aminkan, maka firman Tuhan itu akan hidup dalam kehidupan kita secara nyata. Terpujilah Tuhan Yesus. Amin.

Selamat beraktivitas dalam anugerah Tuhan sambil mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah jaga jarak pakai masker sering mencuci tangan dengan sabun dan paling penting berdoa Tuhan Yesus melindungi kita sekalian IMANUEL...amin.





June 03, 2020

Jadilah Padamu Menurut Imanmu



Baca: Matius 9:27-31
"Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" (Matius 9:28)

Shalom,

Kalau kita mempelajari secara teliti di dalam Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, sesaat sebelum Tuhan Yesus melakukan suatu mujizat, hal pertama yang Ia lakukan adalah bertanya terlebih dahulu kepada orang yang meminta pertolongan kepada-Nya. Tuhan tidak pernah bertanya, "Berapa uang yang kamu miliki? Berapa banyak harta kekayaanmu? Atau apa jabatanmu?" Hal pertama yang Dia tanyakan adalah tentang iman percayanya, "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" (ayat nas).

Jika kita memiliki iman dan percaya, maka mujizat apa pun bisa terjadi, sebab ada tertulis: "Jadilah kepadamu menurut imanmu." (Matius 9:29). Sebaliknya jika di dalam hati kita masih dipenuhi oleh kekuatiran, kebimbangan dan keragu-raguan, jangan harap mujizat dapat terjadi. Itu bukan karena Tuhan tidak sanggup, tapi kita sendiri yang menghalangi Tuhan bekerja. Karena itu Tuhan mencari iman di antara manusia di bumi: "...jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" (Lukas 18:8).

Imanlah yang memberi kita keberanian untuk bertindak karena iman tidak akan pernah menjadi kenyataan bila kita tidak berbuat apa-apa. "...iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna." (Yakobus 2:22). Iman berarti mengharapkan dan percaya kepada janji Tuhan yang adalah ya dan amin, sedangkan khayalan hanyalah angan-angan yang kita dapatkan. Karena itu jangan pernah berhenti berharap kepada Tuhan dan jangan pernah menyerah sampai kita melihat Tuhan bekerja.

Sedahsyat apa pun badai menyerang, baik itu dalam hal pekerjaan, keluarga, ekonomi, kesehatan, studi, takkan mampu melemahkan dan menggoyahkan kita asal kita punya iman yang kuat di dalam Tuhan. Imanlah yang memberi kita rasa tenang. Bukan berarti kita tidak punya masalah, tapi kita tenang di tengah masalah. "Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah." (Mazmur 62:2-3). Jadi iman adalah dasar untuk mengalami mujizat, pertolongan, kesembuhan dan pemulihan dari Tuhan.

Tanpa iman kita tidak akan pernah melihat dan mengalami mujizat Tuhan dinyatakan, sebab "Orang benar akan hidup oleh iman." (Roma 1:17).

Selamat beraktivitas dalam anugerah Tuhan, IMANUEL...AMIN.



June 02, 2020

Jangan Pernah Lupakan Kebaikan Tuhan


Baca: Keluaran 13:1-10
"Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya." (Mazmur 105:5)

Shalom,

Di Israel ada sebuah permainan yang bernama dreidel. Dreidel adalah sebuah permainan gasing empat sisi yang dimainkan untuk mengenang mujizat yang Tuhan lakukan pada hari raya Hanukkah (Hari Raya Pentahbisan Bait Allah). Pada keempat sisi dreidel ada huruf-huruf Ibrani yang merupakan singkatan dari kalimat "Nes Gadol Haya Sham" yang artinya "mujizat besar terjadi di sana". Tradisi ini bermula dari kisah pemberontakan orang Yahudi kepada Kerajaan Seleukid yang menjajah mereka. Setelah Bait Allah diambil alih oleh tentara Yahudi, mereka hendak menyalakan pelita, namun minyak yang tersedia hanya bisa digunakan untuk satu hari. Untuk mendapatkan minyak baru, mereka harus ke Galilea. Jarak tempuh pulang-pergi Yerusalem dan Galilea pada masa itu adalah delapan hari. Mujizat Tuhan pun terjadi, minyak yang seharusnya hanya dapat bertahan satu hari, ternyata dapat bertahan hingga delapan hari.

Kebanyakan orang cenderung mudah mengingat setiap peristiwa yang menyentuh, berkesan dan berharga dalam hidupnya. Dalam renungan firman Tuhan ini kita diajak untuk mengingat kembali pertolongan Tuhan, dan jangan pernah melupakan kebaikan-Nya. Tujuannya supaya kita dapat menjadi pribadi yang selalu bersyukur. Selain itu, kita juga menyadari bahwa keberadaan kita setiap hari tidak lepas dari pertolongan serta kebaikan Tuhan semata. Ya kebaikan dan pertolongan Tuhan itu bisa berupa kesembuhan, pemulihan jiwa, diselamatkan dari bahaya, dan lain sebagainya, tentu kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus pasti banyak pengalaman memperoleh pertolongan-Nya. Di sisi lain, hal itu juga bermanfaat bagi orang lain ketika mereka mendengar kesaksian kita, mereka di kuatkan. Karena itu, marilah kita senantiasa mengingat setiap kebaikan dan pertolongan yang telah Tuhan lakukan untuk kita dan mengucap syukurlah dalam setiap keadaan.
"Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!" (Mazmur 103:2).
Refleksi Diri
1. Adakah pertolongan Tuhan di masa lalu yang telah mengubah hidup kita saat ini?
2. Seberapa sering kita mensyukuri pertolongan Tuhan dalam hidup kita?

Yang harus kita lakukan
Ingatlah selalu pertolongan Tuhan di dalam hidup kita. Tempatkanlah hal itu dalam daftar teratas kenangan-kenangan yang harus diingat agar kita selalu mensyukurinya.

Hikmat Hari Ini
Mengingat kembali kebaikan Tuhan di masa lampau akan membangkitkan kesadaran akan keterbatasan kita dan kuasa Tuhan yang tidak terbatas.

Selamat beraktivitas dalam anugerah Tuhan Sambil mematuhi protokol pemerintah jaga jarak, pakai masker, sering mencuci tangan, Stay at home dan yang paling terpenting berdoa selalu, IMANUEL.




Santapan Rohani Our Daily Bread Ministries

BACA RENUNGAN - ARTIKEL LAINNYA