Baca: Lukas 15:11-24
"Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa." (Lukas 15:21)
Shalom,
Keberadaan manusia "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak." (Roma 3:10). Tak ada gading yang tak retak. Tak seorang pun luput atau kebal terhadap kesalahan. Sehebat apa pun seseorang, pastilah pernah melakukan kesalahan. Yang membedakan adalah: tidak semua orang mau mengakui kesalahan.
Mari jujur bahwa mengakui kesalahan bukanlah hal yang mudah dilakukan dan memerlukan keterbukaan serta kerendahan hati. Karena gengsi, takut ditolak atau dianggap rendah, seringkali orang tidak berani mengakui kesalahannya, malah berusaha menutupinya. Yang berjiwa besar pasti mau mengakui kesalahannya walaupun dibutuhkan suatu keberanian!
Bacaan Alkitab kali ini menceritakan tentang seorang anak yang melakukan kesalahan besar dalam hidupnya: meminta harta dari ayahnya lalu menghamburkannya dengan hidup berfoya-foya sampai akhirnya melarat dan terlunta-lunta, bahkan "...ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya." (ayat 16). Karena menderita si anak segera menyadari kesalahannya dan merasakan penyesalannya. Kesadaran merupakan langkah positif menuju pemulihan!
Prinsip ini sangat penting: kasih Tuhan selalu lebih besar dari segala kesalahan kita. Namun ini bukanlah alasan melakukan dosa, melainkan pengharapan bahwa Tuhan tidak pernah menolak siapa pun yang datang kepada-Nya, betapa pun besar kesalahannya. Ia tidak pernah memutuskan hubungan dengan kita, justru kitalah yang seringkali menolak dan meninggalkan-Nya. Maka segeralah si bungsu bangkit dan pergi kepada bapanya dengan penuh pengharapan (ayat 20). Bila kita tidak segera menyadari kesalahan dan bangkit, pembaharuan/pemulihan takkan pernah terjadi dalam hidup kita.
Tuhan mengampuni setiap dosa dan pelanggaran yang kita akui dan Dia sanggup memulihkan keadaan kita!
Selamat beraktivitas, anugerah Tuhan melimpah bagi kita semua hari ini, IMANUEL amin.
0 komentar:
Post a Comment