the Voice of God

Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah. (Yeremia 33:6)

November 30, 2017

Matahari Pun Berhenti (3)



Bacaan Alkitab: Yosua 10:1-14

Maka berhentilah matahari dan bulan pun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh. Yosua 10:13

Pelajaran ketiga yang bisa kita renungkan hari ini dari doa Yosua adalah permintaan Yosua agar matahari dan bulan berhenti bergerak. Apa maksud Yosua meminta hal itu? Rupanya dengan minta matahari dan bulan berhenti bergerak, Yosua berharap hari itu diperpanjang. Yosua memohon kesempatan bekerja untuk Tuhan diperpanjang, bukan untuk beristirahat. Ia minta terang diperpanjang karena kegelapan malam akan menolong musuh mudah mundur. Meskipun sudah berperang semalaman dan diri-nya serta pasukannya sangat lelah, ia tidak akan berhenti sebelum musuh-musuhnya benar-benar kalah. Sebenarnya Yosua bisa saja sekalian meminta Tuhan menghancurkan musuhnya dengan pukulan dari langit tetapi ia tidak meminta hal itu.

Seringkali ada kesalahpahaman orang Kristen tentang doa, seolah kalau kita berdoa, kita menyerahkan segala sesuatu sepenuhnya kepada Tuhan tanpa berbuat apa-apa lagi. Doa menjadi cara mengalihkan usaha dan tanggung jawab yang menjadi bagian kita kepada Allah. Ini pemikiran yang keliru.

Berdoa kepada Tuhan tidak mengurangi usaha dan kerja keras kita. Berdoa bukan berarti kita berdiam diri menantikan Tuhan menurunkan kuasa-Nya langsung dari langit. Doa tidak menggantikan jerih lelah kita. Tuhan mengabulkan doa Yosua dengan memperpanjang hari itu, dan pengabulan doa itu justru menjadikan Yosua lebih giat berperang.

Demikian pula dengan kita, permohonan dan pengabulan atas doa tidak menjadikan kita berdiam diri. Semakin sungguh-sungguh berdoa, semakin kita harus giat bekerja. Ketika doa dipanjatkan, kemudian Tuhan mendengarkan doa kita, janganlah hanya berleha-leha sambil berpikir, Nah, sekarang saatnya Tuhan yang ambil alih semua usaha saya. Tidak demikian. Justru seperti Yosua, kita meminta kepada Tuhan agar mengabulkan doa kita dengan maksud mendapat kesempatan lebih lama lagi bekerja untuk Tuhan. Jadi kalau hari ini kita meminta disembuhkan sakit, maksudnya adalah agar melalui kesembuhan itu kita lebih giat lagi melayani Tuhan Yesus. Kalau hari ini kita meminta diselamatkan dari badai masalah, maksudnya adalah agar kita bisa punya kesempatan memberi kesaksian bagaimana uluran tangan kasih Yesus Kristus bekerja menolong kita, kepada orang lain yang mengalami hal serupa.
(renunganhariankristen)

BERSYUKURLAH DAN MANFAATKAN KESEMPATAN PELAYANAN YANG TUHAN YESUS TELAH BERIKAN.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan keadilan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

November 29, 2017

Matahari Pun Berhenti (2)



Bacaan Alkitab: Yosua 10:1-14

Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa TUHAN mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN. Yosua 10:14

Dari peristiwa Yosua berdoa meminta matahari dan bulan berhenti, kemarin kita sudah belajar tentang tujuan doa, yaitu memuliakan Tuhan. Hari ini kita bisa belajar dari kalimat: Belum pernah ada hari

seperti itu baik dahulu maupun kemudian, bahwa TUHAN mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, Peristiwa itu hanya ter- jadi sekali. Yosua hanya sekali berdoa seperti itu dan Tuhan juga melakukan mukjizat seperti itu satu kali saja. Tidak pernah ada lagi kejadian demikian dalam sejarah manusia.

Pelajaran kedua yang kita bisa renungkan dari doa Yosua adalah ada doa yang tidak bisa diulang dan ada jawaban doa yang tidak bisa diulang. Cara kerja Tuhan bukan pola yang dapat dirumuskan manusia. Manusia tidak berhak menuntut Allah mengulang-ngulang jawaban doa atau mukjizat-Nya. Apa yang terjadi pada Yosua, tidak serta merta bisa terjadi pada kita. Tuhanlah yang memegang kedaulatan, dan doa siapa pun - bahkan orang yang kita anggap paling beriman atau saleh pun - tidak bisa mengatur, apalagi memaksa bagaimana Dia bekerja.

Kalau hari ini si A bersaksi ia diberkati begini-begitu, maka biarlah itu menjadi pengalamannya pribadi. Tuhan kita sama, tetapi berkatnya tidak sama. Berkat yang sama hanya satu: keselamatan. Cara Tuhan memperlakukan kita tidak sama untuk setiap orang. Untuk si A yang sakit kanker, Tuhan sembuhkan. Untuk si B yang juga sakit kanker, Tuhan tidak sembuhkan. Apakah Tuhan tidak Mahakuasa bagi si B? Tentu saja Tuhan Mahakuasa bagi A dan B, tetapi cara Dia bertindak terhadap diri A dan B berbeda. Kita tidak bisa tuntut keseragaman cara kerja Allah bagi setiap orang Kristen. Apakah itu berarti Tuhan adil? Tentu saja Dia adil karena adil bukan berarti semua dapat yang sama. Adil berarti Tuhan memberi kepada orang sesuai dengan yang dikehendaki-Nya, bukan yang dikehendaki manusia.

Tuhan Yesus sungguh adil. Dia punya rencana indah untuk setiap doa pergumulan hidup yang kita panjatkan. Pahami kehendak-Nya. Mungkin rencananya tak terselami, tetapi yakinlah itu merupakan yang terbaik buat kita.
(renunganhariankristen)

BERKAT YANG DIBERIKAN KEPADA TIAP-TIAP ORANG BERBEDA. YESUS DENGAN ADIL MEMBERIKANNYA SESUAI KEHENDAK-NYA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

November 28, 2017

Matahari Pun Berhenti (1)



Bacaan Alkitab: Yosua 10:1-14

Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa TUHAN mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN. Yosua 10:14

Doa dan iman Yosua sungguh luar biasa. Ia berani meminta matahari dan bulan berhenti. Hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan pernah terjadi lagi. Apakah ia gila? Tidak. Orang kafir menyembah matahari dan bulan, menganggap kedua benda langit itu sebagai dewa. Namun, doa Yosua menyatakan Allah bisa mengendalikan matahari dan bulan. Benda langit yang didewakan pun tunduk. Dengan berdoa seperti itu, Yosua ingin menunjukkan kepada bangsa asing betapa berkuasanya Allah orang Israel.

Doa Yosua mengajari kita beberapa hal. Pelajaran pertama adalah perihal tujuan doa. Apa tujuan doa? Agar hidup kita diberkati? Agar kita sehat dan kaya? Agar kita panjang umur? Agar hati senang? Itu bukan tujuan doa. Itu isi doa. Tujuan doa seharusnya bukan hal-hal itu. Sehat, kaya, panjang umur, hati senang, dan sebagainya hanyalah sarana untuk sampai pada tujuan yang paling tinggi, yaitu agar Tuhan dimuliakan dan tujuan Tuhan digenapkan melalui hidup kita. Tujuan Tuhan di dalam doa Yosua adalah agar Tuhan dimuliakan melalui kemenangan Israel atas musuh-musuhnya dan bangsa-bangsa asing mengakui bahwa yang membuat Israel menang adalah TUHAN. Tuhanlah yang ditinggikan melalui kemenangan itu. Menang perang hanyalah menjadi sarana untuk memuliakan Tuhan.

Jadi kalau kita minta rezeki, kaya, sembuh, sehat, bahagia, itu bukan tujuan doa. Tujuannya adalah Tuhan Yesus dimuliakan melalui kesehatan, kesembuhan, kekayaan, kebahagiaan kita . Tujuannya adalah orang melihat bahwa Tuhan yang kita sembah itu LUAR BIASA. Orang lain ikut PUJI TUHAN! Bahkan ikut percaya Yesus. Jadi jangan puas kalau doa kita terkabul. Kita baru puas, kalau terkabulnya doa kita itu membuat Tuhan Yesus juga dimuliakan. Jangan sampai terjadi bahwa terkabulnya doa justru membuat kita tidak memuliakan Tuhan, malahan melupakan Tuhan seperti yang terjadi pada orang-orang yang meminta usaha maju, tetapi setelah diberkati Tuhan, malahan kehidupan rohaninya mengendur.
(renunganhariankristen)

TUJUAN DOA ADALAH MEMULIAKAN TUHAN YESUS, BUKAN MENYENANGKAN DIRI.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

November 27, 2017

Harga Integritas



Bacaan Alkitab: Daniel 3

Kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.  Daniel 3:18b

Orang-orang Kristen yang menjalani hidup di dunia ini pasti menghadapi tantangan yang menguji integritas mereka, seperti yang dialami Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Raja Nebukadnezar pasti heran dengan perilaku mereka bertiga. Kenapa mereka yang pandai dan punya jabatan tinggi, menolak ikut menyembah patung emas buatannya. Padahal tidaklah sulit hanya sujud menyembah dibandingkan ancaman hukuman-nya yang tidak main-main. Vonisnya mati dengan cara dibakar hidup-hidup. Akhirnya, Nebukadnezar sendiri yang menginterogasi serta memberikan ancaman kepada mereka (ay. 14-15). Ini taruhannya nyawa lho, bisa saja khan mereka menyembah patung itu dan berkata dalam hatinya, Tuhan kami dalam posisi terjepit, kami bisa mati Engkau juga ngerti khan Tuhan, hati kami tetap padamu kok Selalu ada harga dari sebuah integritas, tapi banyak orang enggan membayar harga itu. Demi menyelamatkan karier, mereka rela melakukan apa pun juga sekalipun bertentangan dengan imannya di dalam Tuhan.

Mengejutkan sekali jawaban dari ketiga orang tersebut! Tanpa keraguan sedikit pun mereka menjawab dengan tegas, keputusan yang mereka ambil tidak berubah (ay. 16-18). Ini bukan perkataan orang yang sok-sokan, perkataan ini lahir dari hubungan yang erat dengan Tuhan. Bagi yang membaca kitab ini, kita tahu mereka selamat akhirnya, tetapi bagi mereka saat itu, mereka belum tahu ending-nya bagaimana. Namun mereka siap kehilangan nyawa sekalipun. Tuhan Yesus pernah berkata Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. (Mat. 5:11).

Integritas Sadrakh dan teman-temannya, menandakan apa yang menjadi bagian terpenting dari hidup mereka, bukan harta, bukan jabatan, bahkan bukan hidupnya sendiri, melainkan relasinya dengan Tuhan. Integritas adalah hidup tanpa dualisme, artinya baik di tempat ibadah maupun dalam kehidupan sehari-hari, keduanya punya kualitas iman yang sama.

Teguh dalam iman menghadapi arus dunia yang jahat memang tidak- lah mudah. Mempertahankan integritas iman memang lebih sulit daripada mendapatkannya. Namun, ada Tuhan Yesus yang akan menyertai kita melaluinya. Mintakan hikmat dan keteguhan hati kepada-Nya supaya kita kedapatan bertahan sampai garis akhir perlombaan iman kita.
(renunganhariankristen)

SAAT HARTA ATAU KESEHATAN HILANG, KITA KEHILANGAN SEBAGIAN. SAAT INTEGRITAS IMAN HILANG, KITA KEHILANGAN SEGALA-GALANYA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

November 26, 2017

Perlu Bukti?


Bacaan Alkitab: Yohanes 20:11-28

Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya. Yohanes 20:29b


Beberapa tokoh Alkitab kental dengan julukan tertentu yang mengikutinya, misalnya Abraham bapak orang beriman, Zakheus si pemungut cukai (meskipun sudah bertobat), Yudas si pengkhianat, begitu juga dengan Tomas, yang sering dijuluki orang sebagai Tomas si peragu.

Tomas seperti menganggap cerita teman-temannya bahwa Tuhan Yesus sudah bangkit, nggak masuk akal baginya. Padahal yang berkata bukan satu atau dua orang saja, tetapi seluruh murid yang lain. Responsnya malah memberikan syarat yang begitu detail supaya bisa percaya (ay. 25). Sebenarnya Tomas bukan hanya meragukan, tapi ia sudah kehilangan pengharapan ketika melihat bagaimana Tuhan Yesus melewati siksaan yang begitu kejam dan berakhir mengenaskan di atas kayu salib.

Ada seorang pendeta dalam khotbahnya mengatakan, Believing what we cannot see is hard (memercayai apa yang tidak kita lihat adalah sulit), itulah kira-kira yang kita lihat dalam diri Tomas. Dengan logika sederhana, kita bisa ajukan pertanyaan: Apakah ada kerugian bagi Tuhan Yesus kalau Dia tidak membuktikan diri-Nya bangkit kepada Tomas? Tidak ada. Dia tetap eksis sebagai Tuhan. Namun karena kasih-Nya kepada Tomas, Dia hadir kembali kepada Tomas, mengikuti skenarionya Tomas (ay. 26-27). Ketika Tuhan Yesus ada di hadapannya Tomas malah tidak melakukan apa yang diskenariokannya untuk percaya, ia hanya dapat berkata, Ya Tuhanku dan Allahku! (ay. 28).

Kadang kala ada orang Kristen yang memberi syarat-syarat dalam mengikut Tuhan Yesus. Misalnya, kalau saya dipulihkan saya akan melayani. Atau kalau saya diberi jodoh saya akan tambah setia sama Tuhan. Berarti kalau Tuhan tidak beri, tidak akan melayani dan tidak bertambah setia. Bisa dikatakan mereka menyatakan, Saya tidak akan percaya kalau Tuhan nggak kasih buktinya! Dalam kehidupan orang Kristen ada sebagian orang yang selalu minta bukti kepada Tuhan. Sebuah artikel menuliskan, Allah terlalu hebat untuk dibuktikan . Dia ada dan pasti ada, kalau Dia ada Dia pasti menyertai kita yang percaya kepada-Nya. Berbahagialah kita yang tidak melihat Tuhan Yesus tapi percaya, semua itu hanya karena anugerah yang diberikanNya.
(renunganhariankristen)

IMAN SEJATI MAMPU MERASAKAN KEHADIRAN DAN KUASA TUHAN YESUS MESKI TIDAK MELIHAT-NYA.

Selamat beribadah bersama Keluarga kepada Tuhan,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

 

November 25, 2017

Di Ujung Jalan



Bacaan Alkitab: Kejadian 50:15-21

Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, Kejadian 50:20a

Yusuf dinubuatkan akan menjadi pemimpin besar. Kejadian berikutnya yang ia alami adalah tragedi berkepanjangan. Namun, cara kerja Tuhan yang ajaib berhasil mengangkatnya dari lubang keterpurukan kepada kegemilangan terhebat dalam pemerintahan terbesar di dunia pada masa itu.

Ia tidak pernah mengumpat Tuhan, seberapa pun hidupnya sangat-sangat kacau dan menderita.
dibenci oleh sepuluh saudara kandungnya, bahkan sampai
berencana dibunuh tanpa rasa sayang, tapi akhirnya
dibuang dan dijual hanya senilai beberapa sen saja, tidak bernilai
dilupakan oleh keluarganya
difitnah dengan sangat keji, tidak melawan
digoda dosa perzinahan
dipenjara dua tahun lebih walaupun tidak bersalah
dilupakan oleh tuan yang pernah sangat menyayanginya

Yusuf yang masih sangat muda
kehilangan segala kuasa dan harta
tidak memiliki teman, saudara, dan orangtua
kehilangan semua milik dalam hidupnya

Namun

Sekali pun ia tidak pernah mengumpat Tuhan
Sedetik pun ia tidak meragukan pemeliharaan Tuhan
Seayat pun tidak ada catatan Yusuf berhenti percaya.

Sederhananya

Yusuf menaruh hidupnya berserah penuh pada Tuhan Allah.
Iman. Iman yang bertekun adalah kata kuncinya.

Sangatlah wajar jika Yusuf membalas semua kejahatan saudara-saudaranya, tetapi Yusuf justru berkata, Kamu dulu memang sangat jahat kepadaku, tetapi lihatlah sekarang, Tuhan telah membuatnya menjadi kebaikan. Sehebat apa pun tantangan yang Anda alami hari ini, biarlah kita belajar untuk tidak meragukan Tuhan. Suatu hari nanti di ujung jalan, kita akan melihat dengan jelas, apa yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita sekarang adalah baik adanya. Hendaklah kita melihat segala sesuatu mendatangkan kebaikan buat kita karena Tuhan Yesus selalu menyertai kita.
(renunganhariankristen)

UJUNG JALAN YANG KITA TEMPUH SAAT INI MUNGKIN TAK TERLIHAT. NAMUN, SELAMA TUHAN YESUS MENYERTAI KITA, PASTI UJUNGNYA BAIK.

Selamat berakhir pekan bersama keluarga,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

November 24, 2017

Disiplin Bersukacita



Bacaan Alkitab: Filipi 4:1-9

Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Filipi 4:4

Kata sukacita dalam bahasa aslinya adalah chairo. Chairo bukanlah sebuah kata sifat. Bukan pula sebuah perasaan. Sukacita adalah sebuah kata kerja aktif. Kita bersukacita jika kita memilih untuk aktif melakukannya.

Sebagai orang percaya, kita diperintahkan untuk bersukacita. Kesukacitaan membuka pintu kemerdekaan dalam hidup kita. Setiap kali kita dapat bersukacita dan menyembah Tuhan, sesungguhnya kita sedang mendeklarasikan bahwa Tuhan Yesus itu jauh lebih besar dari masalah pergumulan kita.

Pada 14 Mei 1988, semua koran lokal di Kentucky memberitakan sebuah kecelakaan bus hebat dimana dua puluh empat anak-anak dan tiga orang dewasa meninggal dunia. Rombongan bus adalah sekelompok anak-anak muda dari gereja setempat.

Seorang korban bernama Chuck Kytta. Ia seorang pengerja gereja dalam pelayanan kaum muda. Chuck duduk persis di belakang supir ketika kecelakaan terjadi, tepat di atas tangki bahan bakar. Ketika tabrakan terjadi dalam hitungan sepersekian detik sekujur tubuh Chuck langsung menyala terbakar api karena bahan bakar yang membasahi tubuhnya. Api itu begitu hebat melalap dirinya, tetapi tidak langsung membuat dirinya meninggal seketika.

Yang luar biasa adalah seorang saksi berkata bahwa ketika Chuck tersadar pakaian dan tubuhnya sudah dilalap api, Chuck memandang ke langit-langit dan berkata nyaring, Jesus, I’m coming home! (Tuhan Yesus, aku pulang!).

Beberapa anak lain yang selamat bahkan bersaksi bahwa Chuck tersenyum ketika api itu perlahan melahap tubuhnya.

Bayangkan kejadian itu. Chuck yang tubuhnya sudah menyala dilalap api, begitu menderita dan pasti sangat sakit akibat panas, tetapi justru begitu terfokus pada Tuhan. Chuck nampak begitu tenang. Ia seakan begitu merindukan Tuhan. Ia tersenyum. Ia memilih untuk bersukacita pada akhir hidupnya, yang bagi banyak orang merupakan hal tragis.

Kisah nyata ini menunjukkan kepada kita bahwa benar sukacita adalah pilihan untuk dilakukan. Bukan rasa yang harus dicari. Bersukacita membutuhkan kedisiplinan untuk dilatih setiap hari. Dalam kondisi seperti apa pun, setiap orang percaya dapat memilih untuk bersukacita di dalam Tuhan.
(renunganhariankristen)

SUKACITA BUKAN PERASAAN YANG MUNCUL AKIBAT SUATU KONDISI, MELAINKAN SUATU PILIHAN HIDUP YANG KITA HARUS USAHAKAN.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

November 23, 2017

Masa Depan Sungguh Ada



Bacaan Alkitab: Amsal 23:1-21

Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang. Amsal 23:18

Pada waktu konflik Tiongkok dan Korea, pasukan Amerika yang dikirim terpaksa ditarik mundur karena perbekalan mereka habis. Seorang koresponden surat kabar mendatangi beberapa tentara Amerika dan mengajukan sebuah pertanyaan, Seandainya saya menjadi Tuhan dan dapat memberikan segala sesuatu yang kita inginkan, maka hal apakah yang akan kita minta? Salah seorang anggota pasukan yang kedinginan itu menjawab, Berikanlah kepada saya hari esok, itu saja yang saya minta! Di tengah situasi yang hampir tidak ada harapan lagi, orang tersebut ternyata masih mempunyai cukup harapan untuk percaya bahwa hari esok adalah suatu hari yang lebih baik daripada hari ini.

Hal serupa dikemukakan oleh Raja Salomo. Dalam Amsal, ia berkata bahwa jika kita bersama Tuhan maka masa depan sungguh ada dan harapan kita tidak akan hilang. Mengapa demikian? Karena Allah itu Mahakuasa. Dia berdaulat dan berkuasa atas hari esok. Namun kenyataannya, seringkali saat kita memiliki mimpi yang sangat tinggi, muncul keraguan dalam diri kita dan acap kali bertanya, Tuhan, apakah aku bisa meraih mimpiku? atau berkata, Sudah tidak ada harapan lagi untuk aku dapat mewujudkan mimpiku ini. Seharusnya sebagai orang percaya, kita tidak memunculkan pertanyaan seperti itu. Jika kita memahami dan mengimani janji firman Tuhan dalam ayat emas kita hari ini, setinggi apa pun, seluas apa pun, dan selebar apa pun harapan kita, semuanya itu tidak akan hilang jika kita tidak menyerah dan mau terus berusaha serta bersandar kepada Tuhan.

Sebagian orang yang sebenarnya menyerah, merasa dirinya tidak pernah menyerah. Orang tersebut adalah orang yang tidak mau mencoba sesuatu karena berpikir ia tidak bisa. Jadi, jika kita menginginkan sesuatu, tetapi tidak mencoba untuk meraihnya maka kita termasuk orang yang menyerah.
Ingatlah! Saat kita terjatuh dan hampir menyerah, pandanglah Allah dan percayalah kepada-Nya. Sebab bagi Tuhan Yesus tiada yang mustahil. Dia sanggup memberikan apa yang kita butuhkan saat menghadapi pergumulan.

Percayakan seluruh hidup kita kepada Tuhan, kerjakan apa yang menjadi bagian kita, jangan berputus asa dan tetaplah berusaha.
(renunganhariankristen)

TUHAN YESUS AKAN MENGERJAKAN BAGIANNYA, JIKA KITA MENGERJAKAN BAGIAN KITA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

November 22, 2017

Asin atau Tawar?


Bacaan Alkitab: Matius 5:13-16


Kamu adalah garam dunia. Matius 5:13

Semua orang tahu fungsi garam adalah untuk memberikan rasa asin karena garam itu esensinya asin. Fungsi lain garam pada zaman itu adalah dilumuri pada daging, tujuannya mencegah kebusukan.

Yesus menyebut orang Kristen sebagai garam dunia, yang artinya orang Kristen itu pemberi rasa dan juga mencegah timbulnya kebusukan moral di dalam dunia ini.

Ada dua ekstrim yang bisa menghambat orang Kristen menjadi pembeda rasa di dalam dunia. Ekstrim pertama orang Kristen terasing dari dunia ini, hidupnya begitu jauh dengan dunia, hanya terisolasi dengan komunitasnya sendiri. Ekstrim kedua adalah melebur begitu encernya, sampai-sampai tidak terasa lagi sebagai pembeda, tidak dapat lagi memperta-hankan keunikan kekristenan.

Tuhan Yesus mengatakan, Kamu adalah garam dunia, ini berlaku bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya, termasuk kita. Penginjil ternama, John Stott, mengatakan ada perbedaan radikal ketika orang Kristen disebut garam, yaitu:

(1) Orang Kristen hakekatnya berbeda dengan orang non-Kristen.
(2) Orang Kristen harus masuk ke dalam masyarakat non-Kristen.
(3) Orang Kristen harus dapat memengaruhi masyarakat yang non-Kristen.
(4) Orang Kristen harus tetap dapat mempertahankan keunikan kristianinya. Maka pergerakan orang Kristen di dalam dunia bisa disebut mendunia tapi tidak duniawi .

Saat dikatakan kamu adalah garam dunia , lingkupnya  begitu  luas yaitu dunia, artinya begitu banyak bidang dan tatanan kehidupan di sekitar kita yang memerlukan kehadiran orang-orang Kristen sebagai pemberi rasa. Kehadiran orang Kristen di dalam masyarakat dapat membawa damai dan keadilan. Seharusnya setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus menjadi garam yang hidupnya haruslah mencerminkan iman yang ada di dalam hidupnya. Gagal hidup sesuai dengan fungsinya berarti menyangkal apa yang diimani. Tujuan akhirnya adalah …supaya mereka melihat perbuatan-mu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. (ay. 16).

Begitu besar tujuan hidup orang Kristen supaya orang lain bisa melihat dan mengenal Tuhan melalui kehidupan kita. Hendaklah kita memberi rasa bagi lingkungan sekitar kita, bukannya memberi tawar hati orang-orang.
(renunganhariankristen)

HIDUP SEBAGAI GARAM YANG MEMBERI RASA PADA LINGKUNGAN MERUPAKAN CERMINAN IMAN KITA KEPADA YESUS.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam takut akan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

November 21, 2017

Terperosok Jurang Kehidupan



Bacaan Alkitab: Mazmur 130

Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku. Mazmur 130:1-2

Jurang pada Mazmur 130 menggambarkan situasi kehidupan yang sedang menghadapi berbagai persoalan yang harus kita selesaikan. Tak jarang masalah-masalah tersebut perlu waktu tak sedikit untuk menuntaskan-nya. Energi dan pikiran terus-menerus digunakan untuk mencari solusi tepat. Dalam sikon demikian, kita bisa terjebak menyalahkan orang lain dan keadaan sebagai ungkapan hati kita yang mulai frustasi menghadapinya.

Melalui Mazmur Daud ini, kita bisa belajar bagaimana keluar dari jurang kekelaman hidup yang terdalam. Cara yang Daud tunjukan sebagai berikut:

(1) Berseru dan mohon belas kasihan Tuhan (ay. 1). Seruan yang disampaikan dengan keyakinan bahwa Tuhan Yesus akan menolong. Bukankah Yesus pernah berkata, Marilah kepadaku semua yang letih lesu dan berbeban berat ?

(2) Menyadari kesalahan yang dibuat, yang menyebabkan kita terperosok ke dalam jurang tersebut. Ini merupakan tindakan antisipasi ke depan supaya tidak terperosok ke jurang yang sama (ay. 3).

(3) Menantikan pertolongan Tuhan dalam setiap tahap penyelesaian masalah. Tuntunan Tuhan sempurna adanya. Dia penolong yang sangat terbukti. (ay. 5).

(4) Menumbuhkan keyakinan iman kita bahwa Tuhan itu kasih setia-Nya tak jauh dari orang yang berharap kepada-Nya. Dia akan membebaskan dari kita semua jerat yang bisa menjerumuskan (ay. 7-8).

Saudaraku, ketika jurang masalah menjerumuskan, kadang kala kita harus menghadapinya seorang diri. Kita merasa seolah-olah Tuhan meninggalkan dan membiarkan kita sendirian. Namun ketahuilah, perasaan-perasaan itu bisa timbul karena penglihatan kita yang terbatas oleh dalamnya jurang masalah. Apakah kita mau hidup penuh kekhawatiran, ketidakpastian, dan kesusahan, atau hidup tetap dalam sukacita dan keyakinan sepenuhnya akan janji-janji Tuhan, semua tergantung ke arah mana kita mengarahkan pandangan.

Oleh karena itu, gantilah arah pandangan kita pada celah lubang jurang di mana ada udara segar kebebasan dan cahaya matahari terang. Arahkanlah pandangan kepada Tuhan Yesus. Percayalah, Dia sanggup melepaskan kita dari jurang masalah seberat apa pun. Meskipun kita belum bisa melihatnya saat ini, pakailah mata iman kita dengan baik untuk melihat bahwa Tuhan Yesus tidak sekalipun meninggalkan kita. (renunganhariankristen)

PANDANGAN KITA TERBATAS, TAPI MATA IMAN MEMAMPUKAN KITA MELIHAT MELAMPAUI JURANG KEKELAMAN KEHIDUPAN.

Selamat beraktivitas, Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan, Tuhan Yesus memberkati!

November 20, 2017

Makan Buah Simalakama



Bacaan Alkitab: Filipi 1:20-26

Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Filipi 1:21

Kita pernah mendengar peribahasa bagai makan buah simalakama yang berarti suatu kondisi yang serba salah. Maju salah, mundur salah. Tidaklah enak berada dalam kondisi seperti ini. Apa pun keputusan yang diambil membawa risiko yang tidak baik.

Hal sama terjadi di dalam diri Rasul Paulus. Ia didesak oleh dua pihak, yaitu kematian dan kehidupan. Paulus saat menulis bagian ini dari balik jeruji penjara, tahu bahwa kapan pun ia akan menghadapi kematian. Ia menghadapi ancaman hukuman mati. Dalam kesiapan hati ini, ia pun mengungkapkan kerinduannya untuk pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus di sorga. Begitu indah bisa bersama Tuhan.

Namun di sisi lain, Paulus pun sadar akan kerinduannya untuk tetap memiliki kehidupan yang menjadi berkat bagi jemaat Filipi. Ia masih memiliki beban bagi jemaat di Filipi supaya mereka makin maju dan bersukacita dalam iman (ay. 25). Tujuan akhir Paulus supaya jemaat Filipi menjadi jemaat yang semakin dewasa dan terus bertumbuh di dalam Kristus.

Menarik bagaimana Paulus bisa melihat sisi positif dari penderitaan yang ia alami. Ia tidak berputus asa dan mengeluh serta melontarkan kemarahan kepada Tuhan. Bisa saja ia berkata, Mengapa saya menderita padahal saya sudah bersusah payah melayani? Paulus justru memandang hal positif dari apa yang dialaminya. Jika harus dihukum mati, maka baginya adalah kemenangan bersama Kristus di sorga. Jika harus hidup, ia harus hidup menghasilkan buah pelayanan. Paulus mampu menilai bagaimana melihat sisi positif dari penderitaannya.

Bagaimana dengan kita? Apa yang kita pikirkan dan rasakan jika diperhadapkan pada kematian? Atau bagaimanakah respons kita jika diperhadapkan pada kesulitan hidup dan masalah dalam dunia ini? Paulus mengajarkan bagaimana hidup yang penuh dengan iman. Jika hidup kita bergantung pada apa yang ada di dalam dunia, maka kita akan takut kehilangan. Namun, jika kita yakin bahwa hidup adalah anugerah dan pemberian dari Tuhan Yesus, maka kita bisa bersyukur dan melihat sisi positif dari apa yang dialami. (renunganhariankristen)

HIDUP BERSAMA TUHAN YESUS, TIDAK ADA RUGINYA.

Selamat beraktivitas, Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan, Tuhan Yesus memberkati!

November 18, 2017

Menjadi Perantara



Daniel 2:24-30

Seorang perantara adalah penghubung antara pihak yang satu dan pihak lainnya supaya terjadi pertemuan. Daniel meminta agar Ariokh yang ditugaskan oleh raja untuk melenyapkan orang-orang bijak di Babel menjadi perantara antara dirinya dan Nebukadnezar. Karena itu, Daniel memohon kepada Ariokh untuk membawa dirinya menghadap raja. Di hadapan raja, Daniel akan menjelaskan arti mimpi itu beserta maknanya kepada raja (24).

Ariokh bertindak menjadi perantara yang baik. Ia memahami perasaan Daniel. Dalam pertemuannya dengan raja, Ariokh menyampaikan bahwa ia mendapati seorang dari antara orang-orang Yehuda yang bisa menerangkan makna mimpi raja (25). Raja yang sedang gundah gulana merasa mendapatkan secercah harapan. Daniel menyampaikan kepada Nebukadnezar bahwa sesungguhnya mimpi raja berasal dari Allah yang bersemayam di surga. Karena itu, orang bijaksana, ahli jampi, orang berilmu, dan ahli nujum tidak mampu membuka rahasia itu (27). Melalui mimpi itu, Daniel kembali menegaskan bahwa Raja Nebukadnezar sudah mendapatkan pengertian dari Allah tentang peristiwa masa yang akan datang (29). Yang belum dibuka oleh Allah hanyalah makna dan pengertian mimpi tersebut. Dalam hal ini, Daniel hanyalah perantara dan alat Allah untuk menerangkan arti serta makna dari rahasia mimpi tersebut kepada raja (30). Ia sama sekali tidak memiliki niat untuk menyombongkan diri atau mempertontonkan bahwa dirinya lebih berhikmat dari semua orang. Sebagai seorang perantara, ia mencoba menyampaikan pesan Allah agar raja mengetahui kehendak Allah.

Setiap orang Kristen dipanggil Allah menjadi perantara untuk menyampaikan pesan dan kehendak-Nya kepada dunia. Sebagai alat-Nya, orang-orang percaya harus mawas diri karena ia dipanggil bukan untuk memperlihatkan kepandaiannya, melainkan hanya menyampaikan kebenaran firman Allah apa adanya kepada sesamanya. Apakah kita bersedia menjadi perantara Allah yang baik dan rendah hati? [WSP] (santapanrohani)

Selamat berakhir pekan dan siapkan diri bersama keluarga UKT memasuki ibadah dan pelayanan hari Minggu besok, Tetaplah hidup dalam takut akan Tuhan, Tuhan Yesus memberkati!

November 17, 2017

Bukan Sekadar Pasang Telinga



Bacaan Alkitab: Yesaya 42:18-25

Engkau melihat banyak, tetapi tidak memperhatikan, engkau memasang telinga, tetapi tidak mendengar. Yesaya 42:20

Bukanlah tanpa tujuan jika Tuhan menciptakan manusia dengan dua telinga dan satu mulut. Tujuannya adalah supaya kita lebih pandai mendengar. Firman Tuhan pun menasihatkan hal yang serupa, Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, (Yak. 1:19). Tuhan menghendaki kita banyak mendengar, bukan sekadar pasang telinga, tetapi yang terutama mendengarkan suara hati Tuhan melalui firman-Nya. Hal ini penting, sebab Roma 10:17 menyebutkan: iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

Ketahuilah, penyebab banyak kegagalan bangsa Israel adalah mereka tidak mendengarkan firman Tuhan dengan baik. Yang dimaksud di sini bukannya tidak mendengar, tetapi mereka tidak terlalu peduli dengan suara Tuhan yang mereka dengar. Karenanya, Tuhan menyebut mereka sebagai bangsa yang tegar tengkuk. Tuhan menegur keras umat-Nya yang berlaku demikian!

Banyak orang Kristen kurang memperhatikan dengan sungguh-sungguh ketika mereka sedang mendengarkan firman Tuhan. Secara fisik mereka berada di dalam gereja, tapi telinga tidak sepenuhnya diarahkan pada firman. Sementara pengkhotbah menyampaikan firman Tuhan, ada yang justru tertidur pulas atau memikirkan hal-hal lain di luar ibadah. Namun saat mendengar berita-berita negatif, gosip tentang kejelekan orang lain, dan kabar sejenisnya, mereka pasang telinga lebar-lebar. Sadarlah! Semakin banyak kita mendengar berita-berita dari dunia ini, semakin kehidupan kita terbentuk sama seperti orang-orang dunia.

Di sisi lain, ada banyak sekali orang mendengar ajaran ajaran dan seminar-seminar pembinaan iman namun semuanya itu hanya untuk memuaskan telinga dan hasrat ingin tahu. Semua yang didengar hanya berhenti sampai di telinga, tidak berdampak pada perubahan karakter dan pola hidup. Jangan seperti demikian!

Bersungguh-sungguhlah mendengarkan firman Tuhan dan menerimanya di dalam hati, maka iman kita akan bangkit, aktif, dan berfungsi dengan benar, sebab tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. (Ibr. 11:6a). Ingatlah selalu, untuk mendengarkan Tuhan Yesus, kita perlu punya waktu berkomunikasi yang intens dan privat maka jiwa kita pun kan dibentuk semakin indah. (renunganhariankristen)

YESUS INGIN KITA MENDENGAR BUKAN SEKADAR PASANG TELINGA, TAPI DENGARKAN FIRMAN-NYA DENGAN HATI DAN PIKIRAN KITA.

Selamat beraktivitas, Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan, Tuhan Yesus memberkati!

November 16, 2017

Kasih Tuhan Bagi Pelayan Tuhan


Bacaan Alkitab: 2 Raja-raja 4:1-7

Berkatalah perempuan itu: Hambamu ini tidak punya sesuatu apapun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak. 2 Raja-raja 2:4b

Berbeda dengan hamba Tuhan pada zaman sekarang, para nabi pada zaman dulu tidak mendapat tunjangan untuk biaya hidup dari umat. Seringkali mereka harus merangkap bekerja untuk mencari penghasilan. Dalam kisah ini, janda dari seorang nabi mengadu kepada Elisa tentang nasibnya. Rupanya semasa hidup, suaminya ini meminjam uang untuk membiayai hidup keluarganya dan mati meninggalkan utang. Penagih utang menuntut sang janda membayar sambil mengancam mengambil kedua anaknya untuk dijadikan budak jika ia gagal bayar.

Nabi Elisa tidak serta merta menolong janda ini. Ia menanyakan apa yang masih dipunyainya. Wanita ini mungkin merasa Elisa tidak memahaminya. Masakan kalau masih punya harta anaknya akan dijadikan budak? Namun, wanita ini tetap menjawab bahwa ia punya sebuah buli-buli berisi minyak. Harta yang tidak seberapa dan yang penghabisan. Dengan cara yang ajaib, wanita ini ditolong Tuhan.

Tidak punya apa pun kecuali buli-buli berisi minyak. Ini pernyataan yang menarik. Jadi sebenarnya wanita ini masih punya apa-apa namun ia tidak sadar sampai Elisa menanyakannya. Demikian pula cara Tuhan menolong kita. Sering kita merasa tidak punya apa-apa, tetapi ternyata masih ada sedikit apa-apa. Kadangkala Tuhan membuat keajaiban dari yang sedikit itu. Benar, wanita ini mengalami mukjizat tetapi ia juga menyediakan buli-bulinya dan meminjam dari tetangga buli-buli yang lain. Ia minta tolong kepada Tuhan tetapi tidak berdiam diri menunggu bantuan jatuh dari langit.

Mari kita perluas wawasan kita tentang pertolongan dari Tuhan. Tuhan bisa bekerja tanpa melibatkan siapa pun sama sekali. Tuhan juga bisa bekerja melibatkan orang lain atau ciptaan lain. Bahkan burung gagak pun (burung rakus) bisa dipakai Tuhan memelihara Elia. Di sisi lain, Tuhan juga bekerja melibatkan kita yang meminta tolong kepada-Nya. Semua itu sama-sama mendatangkan kebangunan iman bagi kita. Semua itu sama-sama menyatakan kebesaran dan kekuasaan Tuhan.
(renunganhariankristen)

ADA BANYAK CARA TUHAN MENOLONG KITA, JANGAN BATASI DIA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

November 15, 2017

Berdoa Sebelum Berkarya



Bacaan Alkitab: Markus 1:35-39

Ketahuilah, bahwa TUHAN telah memilih bagi-Nya seorang yang dikasihi-Nya; TUHAN mendengarkan, apabila aku berseru kepada-Nya. Mazmur 4:3

Hidup orang percaya seharusnya ibarat buku terbuka yang menceritakan Kristus secara benar dan otentik. Jika demikian, maka orang di sekitar akan mengalami Kristus melalui saya dan Anda, para pengikut-Nya. Jangan menjalani hidup Kristiani secara sia-sia. Jangan menahan diri atau membiarkan bibirmu terkatup (bdk. Mzm.40:9-10). Bila dunia sekitar mendapatkan gambaran atau pengenalan yang keliru tentang siapa Kristus, itu seringkali disebabkan karena para pengikut-Nya, yaitu mereka yang menyebut diri hamba Kristus, majelis, atau pengurus gereja yang telah gagal menghadirkan Dia dalam hidup dan karya mereka. Jika saya amati, kegagalan itu bersumber dari kurangnya kesadaran akan landasan utama iman Kristen itu sendiri, yaitu doa .

Kekristenan tanpa doa itu NOL besar. Anda tidak akan pernah menjadi seorang murid Kristus yang suci tanpa doa. Tidak mungkin menyebut diri seorang murid Kristus, namun tenggelam dalam kesibukan duniawi atau pun organisasi gerejawi sampai lupa atau enggan menjadikan doa sebagai prioritas utama. Doa adalah sarana kita menyampaikan suara hati kita dan mendengar kata hati Tuhan. Kita tak mampu mendengarkan Dia karena kita kurang bahkan tak pernah diam di hadapan-Nya dalam bentuk doa lisan maupun batin lainnya. Belajarlah dari Tuhan Yesus, yang di tengah kesibukan-Nya mengabarkan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan, tidak pernah lupa untuk pergi ke tempat sunyi dan berdoa (bdk. Mrk.1:35).

Kalau Tuhan Yesus sendiri menjadikan doa sebagai sumber kekuatan dan bagian penting dalam hidup dan karya-Nya, bagaimana mungkin kita tidak demikian? Kita semua dipanggil untuk menjadi pendoa sehingga sekalipun melangkah di tengah dunia, mata batin kita senantiasa terarah ke sorga. Hidup kekristenan seakan menjadi siraman air yang membasahi tanah kering di sepanjang perjalanan dan memberi hidup bagi jiwa yang menanti.

Jangan pernah lupa bahwa ada nilai adikodrati di dalam doa. Doa menguatkan panggilan kita sebagai murid Tuhan yang menghadirkan pribadi Kristus di tengah lingkungan sekitar guna menjala manusia ke dalam keluarga Kerajaan Allah. Itulah misi kita! (renunganhariankristen)

DOA ADALAH DASAR KEKUATAN KITA UNTUK BERKARYA DALAM MISI YESUS.


November 14, 2017

Tatkala Allah Berdiam Diri


Bacaan Alkitab: Amsal 1:24-28

Sungguh, Engkau Allah yang menyembunyikan diri, Allah Israel, Juruselamat.  Yesaya 45:15

Di dalam kehidupan terkadang kita pernah mengalami masa seolah-olah Allah berdiam diri. Kita sudah berseru kepada Tuhan, tetapi Allah seakan tak mendengar dan mengabaikan kita. Kita sebaiknya memeriksakan diri dan mencari tahu, kenapa Allah sampai berdiam diri dan seakan-akan menyembunyikan wajah-Nya terhadap kita? Paling tidak ada dua pelajaran yang kita bisa petik dari sikap berdiam diri Allah:

(1) Allah memiliki hak untuk diam yang tidak dapat diatur oleh siapa pun. Dalam Mazmur 28:1-2 kita bisa lihat bagaimana Daud mengungkapkan perasaannya kepada Allah karena Allah seakan-akan berdiam diri terhadap dirinya. Daud memohon dengan begitu rindunya kepada Allah. Ia bahkan sampai-sampai berkata, Jika Engkau tetap membisu terhadap aku, aku menjadi seperti orang yang turun ke dalam liang kubur. Daud berseru namun Tuhan tampak bisu. Itu hak Allah.

(2) Allah berdiam diri karena kita tidak mendengarkan-Nya. Tanpa disadari, terkadang Allah seakan berdiam diri padahal Allah sebetulnya telah berbicara, tetapi kita tidak mendengarkan-Nya. Kita kurang peka akan suara Allah. Kita terlalu terlarut dalam situasi sulit dan kelam yang sedang dihadapi.

Dari ayat bacaan hari ini, kita bisa melihat dua penyebab yang membuat Allah berdiam diri, yaitu:

(1) Saat Allah memanggil, kita menolak panggilan-Nya (ay. 24).
(2) Kita seringkali tidak mau menerima teguran Allah dan mengabaikan nasihat-Nya (ay. 25)

Akibat perbuatan kita ini, Allah tidak akan menyatakan pertolongan-Nya kepada kita (ay. 26-27). Allah juga tidak akan mendengarkan seruan kita (ay. 28).

Saudaraku, tatkala kita menderita dan mengalami berbagai gelombang hidup yang menyesakkan, marilah tetap berharap kepada Allah yang kasih-Nya tidak pernah berkesudahan. Keyakinan inilah yang harus selalu ada dalam hati dan pikiran kita karena Dia sendiri yang berjanji, Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau. (Ibr. 13:5).

Minta terus dan terus kepada Tuhan Yesus. Dia mengerti situasinya.

Sama seperti Daud yang berkata, Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku (Mzm. 22:2). Salam terus berseru! (renunganhariankristen)

MESKI SEAKAN ALLAH BERDIAM DIRI, TETAPLAH BERSERU KEPADA-NYA.

Selamat beraktivitas, Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan, Tuhan Yesus memberkati!

Santapan Rohani Our Daily Bread Ministries

BACA RENUNGAN - ARTIKEL LAINNYA