the Voice of God

Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah. (Yeremia 33:6)

December 31, 2017

Saat Terakhir


Bacaan Alkitab: Mazmur 119:105-112

Telah kucondongkan hatiku untuk melakukan ketetapan-ketetapan-Mu, untuk selama-lamanya, sampai saat terakhir. Mazmur 119:112


Tak terasa sebentar lagi kita akan meninggalkan tahun 2017 dan memasuki tahun 2018. Pernahkah kita berpikir, apa yang akan kita lakukan di hari-hari terakhir tahun ini? Saya sungguh bersukacita jika masing-masing kita dapat menjaga iman hingga garis akhir hidup kita. Mungkin di antara kita ada yang menutup tahun dengan duka, ada yang dengan syukur. Sadarilah hidup selalu ada pasang surutnya.

Ayat emas hari ini berbicara tentang bagaimana pemazmur sungguh-sungguh menjaga hidupnya hingga saat-saat terakhir. Bahkan pemazmur menuliskan bahwa peringatan-peringatan Tuhan selalu menjadi milik pusakanya untuk selama-lamanya (ay. 111a). Menjaga hidup dengan keselamatan diri dan jiwa adalah hal paling berharga yang harus kita pertahankan. Keselamatan tersebut haruslah menjadi suatu kegirangan yang meluap-luap dari dalam hati kita (ay. 111b).

Pemazmur mungkin usianya sudah tua dan sepuh, ketika kesehatannya sudah tidak prima lagi atau ketika sudah tergolek lemah di tempat tidur, menantikan saat-saat terakhirnya. Ia tidak ingin menjadi orang yang dari awal hidup hingga dewasa memegang teguh firman Tuhan tetapi di saat-saat terakhirnya justru berpaling dari firman. Ia ingin menjadi orang yang setia kepada Tuhan sejak Yesus memanggil dirinya hingga akhir hidupnya.

Ini menjadi suatu dorongan yang bagus bagi kita. Bukan hanya sekadar kutipan firman di obituari kita di surat kabar atau pahatan ayat di batu nisan kita, tetapi seharusnya firman Tuhan menjiwai segenap kehidupan kita dari awal hingga akhir. Hidup kita haruslah menjadi kesaksian hidup dan bukti bahwa kita telah mampu setia hingga saat-saat terakhir kita.

Jika hari ini adalah hari terakhir kita hidup di dunia, cobalah renungkan pertanyaan-pertanyaan berikut: BAGAIMANA kita ingin dikenang? APA kata-kata terakhir yang ingin kita dengar dari orang-orang yang mencintai kita? APAKAH kita sudah memberikan yang TERBAIK bagi Tuhan Yesus? APA yang Anda tinggalkan? APAKAH kita membuat orang lain bangga? APAKAH kita meninggal seperti seorang PEJUANG? … atau PECUNDANG?

Hidup itu pilihan! Pilihlah yang bijak karena hidup itu singkat. Pintakan

Yesus menganugerahkan kebijaksanaan dalam hidup.
(renunganhariankristen)

Salam menyambut tahun 2018!

SETIALAH SAMPAI AKHIR MENGHIDUPI FIRMAN ALLAH KARENA TUHAN YESUS TETAP SETIA SAMPAI AKHIR HIDUP-NYA DI KAYU SALIB.


Selamat beribadah bersama keluarga kepada Tuhan,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 30, 2017

Jaminan Keamanan dan Ketenteraman

 

Bacaan Alkitab: Mazmur 37:1-40

Orang-orang benar diselamatkan oleh TUHAN; Ia adalah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; Mazmur 37:39


Bacaan kita hari ini, Mazmur 37, berisi petunjuk-petunjuk atas sikap orang percaya terhadap orang fasik (orang yang tidak percaya Tuhan). Orang percaya sering kali bertanya kepada Allah, mengapa orang fasik terlihat lebih sukses, berhasil, aman, dan tenteram. Manusia pasti mendambakan rasa aman dan tenteram, baik di masa sekarang maupun masa depan, di dunia ini maupun di balik kematian. Jaminan rasa aman dan tenteram sepertinya tidak tampak dalam kehidupan orang Kristen karena kita melakukan sesuatu yang salah. Pertanyaannya sekarang, sebetulnya bagaimana mendapatkan jaminan itu?

Pemazmur berkata jaminan tersebut diperoleh yang pertama melalui percaya kepada Tuhan (ay. 3a). Masa depan orang percaya berbeda dengan orang fasik yang tidak percaya Tuhan. Meskipun orang fasik kelihatan sukses, sehat, dan berhasil, tetapi tidak memiliki pengharapan masa depan karena kesudahannya adalah kebinasaan. Mereka lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuhan hijau (ay. 2).

Yang kedua, jaminan diperoleh dengan menjaga relasi dengan Tuhan. Relasi dapat terpelihara dengan menjauhi kejahatan dan melakukan yang baik (ay. 27), serta menanti-nantikan Tuhan (ay. 9). Menantikan Tuhan memiliki arti berharap sepenuhnya kepada Tuhan Allah. Meskipun orang fasik sering kali berlaku curang atau jahat, orang Kristen tetap berharap kepada Tuhan. Dia sanggup menyelamatkan, menolong, dan meluputkan orang benar dari tangan orang fasik (ay. 40). Jaminan seperti ini bukanlah milik orang fasik, yang tidak memiliki relasi dengan Tuhan.

Jaminan-jaminan yang Tuhan Allah janjikan ini berlaku selama-lamanya, melintasi hidup, dan menembus kematian (ay. 27-28). Namun setelah belajar bagaimana memperoleh jaminan aman dan tenteram, kita juga belajar melakukannya dengan sikap hati yang tulus dan jujur (ay. 37). Arti tulus adalah orang yang menyukai kedamaian. Kedamaian membawa dampak positif karena di dalam kedamaian pasti ada ketenangan dan ketenteraman.

Sekarang, apakah kita mendambakan hidup yang dijamin keamanannya dan ketenteramannya? Pastikan kita mengaku percaya kepada Tuhan Yesus dan memelihara relasi intim dengan-Nya maka rasa aman dan tenteram akan menaungi kita selalu.
(renunganhariankristen)

JAMINAN KESELAMATAN YANG MEMBAWA RASA AMAN DAN TENTERAM HANYA ADA DI DALAM NAMA TUHAN YESUS.

Selamat berakhir pekan bersama keluarga,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 29, 2017

Keyakinan Kokoh


Bacaan Alkitab: Yohanes 8:21-36

Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang. Maka kata orang-orang Yahudi itu: Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang? Yohanes 8:21-22

"Kalau kepala lurus, maka bawahnya akan ikut lurus." Barangkali kita pernah mendengar perkataan ini. Kata-kata ini merupakan salah satu keyakinan yang dipegang teguh oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Prinsip keyakinan yang Ahok terapkan dalam membangun sistem pemerintahan di mana pun ia dipercaya untuk menjabat. Satu prinsip yang menolak praktik KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme) demi terciptanya pemerintahan yang bersih dan transparan. Prinsip ini berkeyakinan bahwa jika pemimpin pemerintahannya lurus, bersih dari niat memanfaatkan jabatannya, maka semua yang dipimpinnya juga akan lurus dan bersih.

Meski seringkali banyak orang menyangsikan keyakinan ini karena melihat begitu mengakarnya budaya KKN, tetapi Ahok tetap maju menjalankannya. Dan setelah beberapa tahun menduduki tampuk kuasa di pemerintahan, keyakinannya dalam iman Kristiani tampak nyata menumbuhkan bibit baru pemerintahan yang bersih dan lurus.

Pada saat tertentu kita mempunyai keyakinan. Keyakinan itu diuji kala bertubrukan dengan orang-orang yang tidak yakin dengan apa yang kita yakini. Ujian ini seringkali sangat berat. Semakin berat ujiannya, maka saat banyak keberhasilan dan kebaikan terwujud melalui keyakinan itu, semakin banyak yang menganggapnya angin lalu, menyangsikannya dan membuat ketidakyakinan yang kita terima malah meningkat. Kondisi itu bisa membuat seseorang merasa tidak berharga dan meragukan diri sendiri. Namun bisa pula sebaliknya, yaitu memacu orang tersebut untuk semakin menunjukkan keyakinannya sampai orang-orang mengikuti keyakinan tersebut.

Banyak hal telah dibuat oleh Yesus. Banyak orang merasakan kehadiranNya selalu memberikan kelegaan bagi mereka yang menderita. Walau demikian banyak yang tidak peduli, mencibir, bahkan (maaf) menganggapnya gila, mau bunuh diri dan sebagainya. Namun, semua itu tidak mengendurkan semangat Yesus. Dia tetap bertahan kokoh dengan keyakinan-Nya. Ia tetap terus maju meyakinkan orang-orang. Perjuangan-Nya tidak sia-sia, Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya (ay. 30).

Marilah teguh berpegang pada keyakinan kita untuk selalu menghadirkan yang terbaik dan tidak mudah putus asa walau tidak diakui, dicuekin, dicibir, bahkan makin tidak mengubah ketidakyakinan orang lain. Saatnya akan tiba: banyak orang percaya.
(renunganhariankristen)

TAK PERLU UNDUR MELAKUKAN DAN MEMBUKTIKAN KEYAKINAN KITA, JIKA KEYAKINAN KITA BERLANDASKAN PADA PERINTAH ALLAH BAPA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 28, 2017

Yang Terlupakan


Bacaan Alkitab: Lukas 2:8-20

Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Lukas 2:20

Profesi seorang gembala bukanlah pekerjaan yang gampang lho Apalagi zaman dulu, teknologi belum ada untuk digunakan membantu pekerjaan peternak atau penggembala. Profesi ini menuntut kerja keras dan kerjaannya nggak ringan. Bayangkan, ia harus punya daya tahan fisik kuat karena harus berjemur di terik matahari siang dan bertahan dengan dinginnya malam. Nggak cuma itu, gembala juga harus punya keberanian menghadapi binatang buas yang berniat memangsa dombanya.

Karena itu, profesi ini sering kali dihindari, diremehkan, bahkan dilupakan. Contohnya Daud, sebagai anak bungsu di antara saudara-saudaranya, ia diberi tugas menggembalakan domba. Bukan pekerjaan terlalu penting, meski menuntut kejujuran. Bisa saja seorang penggembala yang dibayar, seperti Yakub, berniat mencuri dombanya dengan berbohong kepada pemilik domba, yaitu Laban, dengan mengatakan dombanya diterkam binatang buas. Yang terlupakan, itulah risiko seorang gembala.

Bicara soal yang terlupakan, pada konteks zaman sekarang tertuju bukan hanya pada profesi gembala, tetapi pada orang-orang yang terabaikan, tidak dihargai, dan diremehkan. Dikisahkan pada ayat 8-9, nyata jelas orang-orang bisa melupakan, tetapi Tuhan tidak pernah sekalipun melupakan. Tuhan datang kepada orang-orang yang tidak diingat atau dianggap dengan mengirim malaikat utusan. Orang-orang biasa tetapi diberi kehormatan untuk mendengar berita besar, yaitu Tuhan yang luar biasa jadi manusia biasa.

Coba kita perhatikan orang-orang di sekitar kita yang terlupakan. Di dalam gereja sekitar 80% jemaat dilupakan. Gereja yang berhasil adalah gereja yang mampu memaksimalkan yang terlupakan itu. Berkaca pada sikap Tuhan terhadap para gembala, hendaklah kita memberi perhatian lebih kepada mereka. Mungkin mereka tetap jadi gembala , gaji tidak langsung naik atau dapat bonus, kedudukan tetap sama, yang berbeda hanya sukacitanya karena tahu ada yang memperhatikan mereka.

Bagi kita yang merasa dilupakan atau terlupakan oleh saudara, teman atau rekan, ingat saja, Tuhan Yesus tidak pernah melupakan kita. Dia hadir menyampaikan kabar sukacita kepada kita. Pengertian ini menolong kita untuk bisa bersukacita walaupun kondisi tidak berubah.
(renunganhariankristen)

TUHAN YESUS SELALU INGAT KITA, MESKI KITA DILUPAKAN. DIA RINDU MENGABARKAN KESUKAAN DALAM DIRI KITA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 27, 2017

Reasonable Worship


Bacaan Alkitab: Roma 12

Karena itu, mempersembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati. Roma 12:1

Bahaya besar jika orang Kristen hidup dengan dua wajah, membagi hidupnya dalam dua area, yang rohani dan duniawi. Rasul Paulus memberikan gambaran yang jelas. Ia mengatakan, Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah. Ini adalah padanan yang unik, antara mempersembahkan dengan tubuh . Ini menunjukkan keseluruhan diri, bukan bagian-bagian tertentu, utuh tidak terbagi-bagi. Bukan kehidupan yang penuh sandiwara, berperan ganda. Dengan kata lain, orang yang ada di dalam Kristus harus total hidup untuk Tuhan , yaitu dengan mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah, itu adalah ibadahnya yang sejati.

Perhatikan kata sejati pada ayat tersebut. Kata ini berasal dari kata logikos, logic atau logika, yang artinya masuk akal atau reasonable. Definisinya mempersembahkan hidup kita seluruhnya, seutuhnya, total kepada Tuhan adalah reasonable worship atau ibadah yang masuk akal dan wajar. Secara negatif kalau orang percaya tidak mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan, maka itu bukanlah ibadah yang sejati atau itu adalah sesuatu yang tidak masuk akal dan tidak wajar.

Kalau kita mengerti keselamatan yang kita peroleh adalah 100% murni tanpa usaha kita tapi karena 100% anugerah, kita pasti akan 100% memberikan hidup ini untuk Tuhan. Maka wilayah hidup kita tidak bisa dibagi lagi antara wilayah duniawi dan wilayah rohani. Tidak akan ada pemikiran bahwa kita bisa kompromi dengan dosa ketika sedang ada di luar gereja. Jangan salah! Orang di gereja pun bisa jadi duniawi saat fokus hidupnya bukan kepada Allah. Fokus hidup orang Kristen seluruhnya hanya untuk Tuhan.

Pengkhotbah asal Amerika, A.W. Tozer mengatakan Jika kita tidak dapat menyembah Allah di tengah-tengah tanggung jawab dan kesibukan kita pada hari Senin, tidak mungkin kita dapat menyembah-Nya juga pada hari Minggu. Pertanyaan refleksi yang membantu kita untuk dapat melihat, apakah kita sungguh total hidup untuk Dia? Apakah benar Tuhan Yesus itu segala-galanya atau hanya salah satu bagian dari hidup kita? Marilah kita bertanya dalam hati di dalam setiap aspek hidup kita: apa yang Tuhan Yesus kehendaki?
(renunganhariankristen)

HIDUP KITA, 100% HANYA KARENA ANUGERAH, KARENA ITU, PERSEMBAHKAN 100% HANYA UNTUK TUHAN YESUS.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 26, 2017

Yesus adalah Berkat Terbesar


Bacaan Alkitab: Yohanes 3:14-21

Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan. Kolose 2:9


Yesus adalah hadiah terbesar yang dapat Allah berikan kepada kita. Kita adalah manusia berdosa, hina, dan tidak patut menerima apa pun dari Allah, tetapi Allah memberikan Yesus Kristus sebagai berkat terbesar Allah bagi kita. Namun ironis, alih-alih menyambut Yesus sebagai berkat terbesar dari Allah, manusia malahan menginginkan berkat-berkat lainnya yang kecil. Alkitab mengatakan, Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan. Di dalam Kristus, berdiam seluruh kepenuhan ke-Allahan. Artinya, kalau kita mendapat Kristus, kita mendapat Allah. Kalau kita mendapat Allah, seluruh berkat Allah menjadi milik kita (bdk. Mat 6:33). Namun kalau kita hanya menginginkan berkat, pada akhirnya kita tidak akan mendapat apa-apa. Untuk menjelaskan hal ini, mari simak kisah berikut ini:

Alkisah, di sebuah desa terpencil, hiduplah sepasang petani miskin. Mereka hidup sangat memprihatinkan. Tinggal di sebuah gubuk reyot terbuat dari bambu. Rumah mereka berhalaman sempit, yang dipakai bercocok tanam dan memelihara seekor angsa. Angsa itu merupakan satu-satunya harta milik mereka. Suatu hari, petani pergi ke kandang angsa tersebut, ia menemukan sang angsa menelurkan sebutir telur emas. Bergegas petani menemui istrinya untuk memperlihatkan telur emas itu. Istrinya berteriak kegirangan, Kita akan jadi kaya!

Sore harinya, istri petani itu berpikir, seandainya mereka bisa lebih cepat mendapatkan lebih banyak telur emas, mereka akan dapat lebih cepat menjadi kaya, tanpa harus menunggu waktu angsa itu bertelur. Petani setuju dengan pemikiran itu. Mereka memutuskan segera membelah perut angsa itu dengan harapan mendapatkan banyak telur emas. Apakah yang mereka dapatkan? Nihil!

Seringkali orang Kristen memperlakukan Tuhan dengan sikap yang sama seperti pasangan petani itu: hanya ingin berkat Tuhan. Padahal, berkat terbesar adalah Tuhan Yesus sendiri.


Siapa mendapatkan Yesus, mendapatkan seluruh berkat Tuhan. Sebaliknya, siapa hanya mengejar berkat Tuhan, maka yang terjadi adalah berkatnya tidak dapat, Tuhan pun tidak dapat. Syukuri dan berterima kasihlah kepada Allah, atas berkat Yesus yang Dia anugerahkan kepada kita. Oleh-Nya bilur-bilur dosa kita disembuhkan.
(renunganhariankristen)

HADIAH TERBESAR DARI ALLAH, YAITU YESUS KRISTUS, NILAINYA KEKAL DIBANDINGKAN BERKAT-BERKAT DUNIAWI KITA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 25, 2017

Adakah Tempat Bagi-Nya?


Bacaan Alkitab: Lukas 2:1-6

Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.  Lukas 2:6-7

Yusuf yang bersama Maria yang sedang hamil tua, tergopoh-gopoh mengetuk pintu penginapan demi penginapan hanya untuk menemui penolakan, Penginapannya sudah penuh… Kenapa penuh? Saat itu semua orang sedang sibuk pulkam alias pulang kampung karena sensus yang diadakan oleh Kaisar Agustus (ay. 1-3).

Jadi, memang masuk akal kalau penginapan saat itu full house, tapi apa pun respons dari orang-orang saat itu, faktanya adalah tidak ada tempat bagi-Nya . Rasul Yohanes mencatat hal yang sama walau dari perspektif yang berbeda: Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya (Yoh. 1:11). Kalau kita adalah orang-orang saat itu, sangat mungkin kita pun tidak menerima-Nya dengan tidak memberikan tempat dengan pelbagai alasan.

Saat ini, pada setiap perayaan Natal, adegan ini terus terulang. Kita melihat begitu banyak orang yang tidak memberikan tempat bagi Sang Juruselamat. Banyak yang meragukan fakta kelahiran-Nya, gosip bisik-bisik ketidakpercayaan tetap beredar sampai sekarang. Itulah fakta yang tetap akan terulang sampai Kristus datang kedua kalinya dan saat itu setiap bibir gosip mau tidak mau harus mengaku bahwa Yesus-lah Kristus.


Saudaraku, yang menjadi perenungan bagi setiap kita adalah sudahkah kita membuka hati menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat? Adakah tempat bagi-Nya di hati kita? Betul, Yesus sudah menjadi Juruselamat, tetapi sudahkah kita memberikan Dia takhta untuk mengatur kehidupan saya? Mengatur waktu saya? Mengatur cara saya mengelola keuangan? Itu nanti dulu. Jadi, kita memberi Dia tempat di ujung hati kita sebagai Juruselamat, tapi sebagai Tuhan yang mengatur segala aspek kehidupan sih belum. Rupanya Kristus tetap tidak mendapatkan tempat dan tidak diterima oleh umatNya, orang-orang Kristen.

Jangan-jangan.. selama ini, di dalam hati dan hidup kita tidak ada tempat bagi-Nya. Kita sibuk merencanakan liburan akhir tahun, sibuk belanja kado, atau bahkan sibuk pelayanan kebaktian Natal atau caroling sampai-sampai tidak ada tempat buat Yesus di kalender kita. Mari kita mengambil waktu refleksi, adakah kita memberikan tempat yang seharusnya bagi Tuhan Yesus?
(renunganhariankristen)

Salam buka hati.

BERIKAN TEMPAT BAGI YESUS DI HATI DAN DI SETIAP ASPEK KEHIDUPAN KITA.

Selamat Natal 25 Des 2017,
Tetaplah menjadikan Yesus segala-galanya dalam kehidupan kita,
Tuhan Yesus Sang Putra Natal memberkati!

December 24, 2017

Bagimu.. Bagimu.. Bagimu


Bacaan Alkitab: Lukas 2:8-20

Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud Lukas 2:11


Gembala-gembala menyaksikan megahnya kehadiran para malaikat yang membawa berita kelahiran Tuhan Yesus, isi beritanya pun spektakuler Juruselamat telah lahir . Namun, berita itu berbanding terbalik dengan situasi di mana Dia lahir dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan (ay. 12). Bisa jadi akan muncul pertanyaan demikian: aneh yah, katanya Juruselamat, Tuhan yang datang, tapi kok lahirnya di kota kecil, tidurnya di dalam palungan lagi. Pertama begitu megahnya berita itu, kedua lho kok di palungan? Serius nih?

Coba kalau berita itu diubah: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di istana raja. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan kain sutera dan terbaring dalam tempat tidur bayi bersalutkan emas . Ini lebih masuk akal, tapi terbayang nggak kalau berita Tuhan Yesus lahir di istana raja yang megah itu disampaikan kepada gembala-gembala yang orang sederhana, rasanya mustahil sekali untuk mereka punya akses melihat bayi Yesus. Maka kata bagimu menjadi bukan bagi para gembala, itu hanyalah sesuatu yang jauh bagi mereka, tidak ada peluang untuk orang-orang yang terpinggirkan, kelompok-kelompok marginal. Hanya para pejabat dan orang-orang terpandang yang dapat melihat Yesus. Namun, ketika para gembala mendengar kata palungan , itu menjadi sangat familiar bagi mereka. Allah sangat luar biasa memikirkan hal itu, Dia mengambil bagian dalam posisi yang rendah supaya orang-orang yang terpinggirkan bisa mengalami kehadiran-Nya. Maka berita yang mengatakan Hari ini telah lahir bagimu bukan lagi berita yang mengawang-awang tapi sungguh menyentuh orang-orang yang terlupakan, orang-orang yang sederhana.


Bagian bagimu itu berlaku untuk orang-orang Kristen yang pernah ada di muka bumi ini, baik pada masa yang lalu, maupun masa sekarang. Arti bagimu ini begitu spesifik untuk kita pribadi demi pribadi, ini menggambarkan satu relasi yang begitu dekat. Maka saat memperingati kelahiran Tuhan Yesus, kita harus betul-betul mensyukurinya, karena Sang Juruselamat itu datang bagi mereka, bagi saya, bagi kita semua, bagi orang-orang yang terlupakan oleh dunia ini. Bagi orang-orang yang tidak berpengharapan.
(renunganhariankristen)

KELAHIRAN TUHAN YESUS DI DUNIA MENJANGKAU KESELAMATAN BAGI SETIAP INSAN MANUSIA.

Selamat Natal & beribadah bersama keluarga kepada Tuhan,
Tetaplah hidup dalam sukacita Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 23, 2017

Kepedulian Natal


"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" yang berarti: Allah menyertai kita. Matius 1:23


Bacaan Alkitab: Lukas 2:1-6

Natal berasal dari kata Latin natus yang berarti kelahiran. Jadi merayakan Natal itu berarti merayakan kelahiran Yesus Kristus di dunia ini. Hari raya kedatangan Tuhan, Sang Juruselamat, yang berkenan menjadi manusia lemah dan miskin, agar kita yang miskin dapat ambil bagian dalam kekayaan ke-Allahan-Nya itu. Natal adalah perayaan syukur karena Allah beserta kita (Immanuel) yang artinya Allah tidak akan meninggalkan kita, selalu ada untuk kita, dan memedulikan kita. Intinya, kepedulian Allah terus menerus kepada kita umat-Nya.

Sayangnya, semangat kepedulian Natal tampak memudar di dalam gereja. Coba perhatikan, Natal terkesan menjadi perayaan glamor, menghabiskan miliaran rupiah untuk pesta beberapa malam. Orang cenderung menjadikan perayaan Natal dan pergantian tahun sebagai momentum kenangan indah bagi siapa pun. Dunia bisnis pun sangat memahami dan memaknai momentum ini dengan berbagai tawaran yang luar biasa.

Hendaklah kita tetap konsisten merayakan Natal dalam kesederhanaan dan kesahajaan, seperti yang diperlihatkan oleh Allah sendiri yang datang ke dunia dalam semangat itu. Allah hadir dalam diri bayi kecil Yesus yang lahir di kandang, dibungkus dengan lampin, dan dibaringkan di dalam palungan. Dia yang kaya rela jadi sederhana dan bersahaja demi kepeduliaan-Nya pada kita.

Tuhan Yesus sangat menekankan semangat kepedulian ini. Dia sendiri pun memperlihatkan kepedulian di sepanjang hidup-Nya kepada yang lemah, miskin, dan tersingkir serta menderita. Kelak pada saat penghakiman terakhir, Dia akan menanyakan apa yang sudah dilakukan oleh para pengikut-Nya untuk mereka yang lemah itu di sepanjang hidup mereka. Yesus menyatakan, Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (Mat. 25:40) dan sebaliknya, sesungguh-nya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku (Mat. 25:45).

Mari kita maknai Natal tahun ini dengan menyiapkan sebagian milik kita untuk aksi kepedulian kepada sesama, terutama kepada mereka yang letih lesu dan berbeban berat.
(renunganhariankristen)

YESUS PEDULI KEPADA MEREKA YANG MISKIN DAN LEMAH, KEPEDULIAN YANG SAMA HENDAKLAH KITA PRAKTIKKAN KEPADA SESAMA.

Selamat berakhir pekan bersama keluarga,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 22, 2017

Air Mata Ibu


Kata Yesus: Apa yang kaukehendaki? jawabnya: Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.  Matius 20:21


Bacaan Alkitab: Matius 20:20-21; Amsal 31:10-31

Umumnya, seorang ibu adalah orang yang paling sering meneteskan air mata di dalam keluarganya. Bukan karena ibu makhluk lemah dan cengeng, tetapi justru menunjukkan kekuatan pribadinya dalam bertahan dan berjuang menghadapi beban hidup. Secara naluriah, fisik seorang perempuan memang dirancang Tuhan untuk menerima (receptor). Segala hal dari luar diri perempuan ditampung dan diolah di dalam tubuhnya, lalu dikeluarkan menjadi sesuatu yang membahagiakan dunia di sekitarnya. Beban hidup yang dialami seorang ibu, ditampung di hatinya dan saat sudah terlalu banyak sehingga tak bisa lagi ditanggungnya, dibuang keluar bersama air matanya.

Dalam bacaan Injil hari ini, kita berkenalan dengan seorang ibu luar biasa. Biasanya, sering kali khotbah membahas dari sisi negatif, tapi saya ingin menyampaikan sisi positifnya, yaitu ibu yang ingin anak-anaknya berhasil. Ibu istri Zebedeus ini, yang tidak dicatat jelas namanya, punya dua anak: Yakobus dan Yohanes. Ia meminta hal yang tidak terpikirkan oleh para murid Yesus, yaitu supaya anak-anaknya boleh duduk di sisi kiri dan kanan Yesus di KerajaanNya nanti.

Perhatikan, ia tidak meminta sesuatu untuk dirinya sendiri, tetapi melulu untuk anak-anaknya. Itulah sifat seorang ibu, melulu untuk anak-anaknya, melulu untuk keluarganya, jarang memikirkan kebaikan untuk dirinya sendiri. Inilah yang membuat seorang ibu lebih sering menangis karena terlalu banyak hal yang ditanggung dan dipikirkannya, yang menjadi beban batinnya.

Kepada semua ibu, saya berpesan:
Jangan menangis lagi Mama, meski ku tahu beban hidupmu saat ini begitu berat untuk kau tanggung. Ku tak pernah bisa menghitung berapa banyak air mata Mama yang mengalir mengiringi doa-doamu dan membasahi alas tidurmu. Meski anakmu saat ini belum bisa membahagiakan Mama.
Tuhan Yesus, jagalah Mamaku, ah salah.. Mamaku yang banyak jasa jasmani rohani padaku, sudah bersama Yesus sekian tahun yang lalu lamanya.
Doa yang benar, Tuhan Yesus, jagalah setiap Mama yang membaca tulisan saya ini. Jangan biarkan air mata mereka menetes lagi untuk kesekian kalinya.
(renunganhariankristen)

Salam buat para ibu!

LINANGAN AIR MATA IBU MENANDAKAN KASIH NAN LUHUR BAGI KELUARGANYA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 21, 2017

Bergembira Karena Allah (2)


Lalu kata Maria: Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, Lukas 1:46-47


Bacaan Alkitab: Lukas 1:46-49

Melanjutkan renungan yang kemarin, saya ingin mengajak kita mendalami perbandingan antara bergembira karena Allah dan bergembira karena (mendapat) berkat Allah.

Pertama, bergembira karena berkat Allah bersifat sementara. Masih ingat cerita tentang teman saya yang mendapat mobil baru? Gembiranya hanya sesaat. Apalagi kalau mobilnya hilang, maka gembiranya pasti akan pupus tanpa bekas. Kebalikannya, gembira karena Allah berlangsung seterusnya karena Allah itu kekal adanya. Allah tidak pernah meninggalkan kita. Kitalah yang sering menjauh dari Allah.

Kedua, bergembira karena berkat Allah sifatnya naik-turun, bergantung besar-kecilnya berkat yang diterima. Tingkat kegembiraan kita ketika mendapat berkat besar tentu berbeda dengan saat menerima berkat kecil. Berbeda dengan bergembira karena Allah, sifatnya akan meningkat seiring meningkatnya hubungan kita dengan Allah. Ketika hubungan kita dengan Tuhan semakin intim, semakin besar pula kegembiraan kita.

Ketiga, bergembira karena berkat Allah sangat dipengaruhi perasaan. Sikap kita terhadap berkat itu memengaruhi tingkat kegembiraan kita. Kegembiraan itu bersifat subjektif karena perasaan kita dapat berubah sewaktu-waktu. Perasaan kita juga berbeda dengan perasaan orang lain. Maksud saya, berkat yang sama bagi kita dan bagi teman kita bisa direspons berbeda. Ketika menerima sepeda baru, perasaan kita sangat gem- bira karena itu sepeda pertama kita. Namun bagi teman kita, perasaannya biasa saja karena ia sudah punya beberapa sepeda sebelumnya.

Jika kita bandingkan dengan terjemahaan Bible KJV, maka kegembiraan itu muncul dari sisi roh, bukan dari sisi emosional (perasaan). Roh merupakan sisi diri kita yang berhubungan dengan Allah. Ini erat kaitannya dengan apa yang telah Dia lakukan dan semua yang telah Dia berikan bagi kita. Jadi kegembiraan karena adanya pengalaman menyenangkan saat berelasi dengan Allah di masa lampau.

Setelah kita belajar memahami perbedaan gembira karena berkat Allah dan karena Allah, maka mintalah kepada Tuhan menambah-nambahkan gembira karena Allah. Tenggelamkanlah diri Anda dalam hubungan yang semakin erat dengan Allah, niscaya kegembiraan dari Allah akan terus bertambah-tambah.
(renunganhariankristen)

KEGEMBIRAAN KARENA ALLAH BERTAMBAH SEIRING KEDEKATAN KITA DENGAN ALLAH.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 20, 2017

Bergembira Karena Allah (1)


Lalu kata Maria: Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, Lukas 1:46-47


Bacaan Alkitab: Lukas 1:46-49

Mengapa kita merasa bergembira? Biasanya karena keinginan kita terpenuhi. Tetangga saya dulu pernah memimpikan punya mobil. Karena begitu kepinginnya, sampai-sampai terbawa mimpi. Suatu hari, ia mampu membeli mobil. Bagaimana perasaannya? Sangat gembira! Seseorang pasti bergembira saat keinginannya terpenuhi.

Dalam kisah ini dikatakan Maria bergembira. Mengapa ia bergembira? Dituliskan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku. Jadi Maria bergembira bukan karena ia ingin sesuatu dan mendapatkannya. Ia tidak pernah berharap apa-apa, tetapi tiba-tiba Allah memilihnya dan bekerja melalui hidupnya. Maria bergembira karena Allah.

Kegembiraan karena Allah adalah kegembiraan tertinggi. Yang membuat bergembira bukan situasi, bukan orang lain, bukan barang bagus, melainkan karena Allah sendiri. Pernahkah kita bergembira karena punya Tuhan Yesus? Bagi orang Kristen baru, hal itu sering terjadi. Dulu, ia menolak atau bahkan membenci Tuhan Yesus, sekarang sangat mengasihi Tuhan Yesus. Ia sangat bergembira karena mengenal Tuhan Yesus dan bisa menerima anugerah keselamatan yang Dia berikan.

Bagaimana dengan orang Kristen lama? Orang Kristen lama sudah mendapatkan Yesus sejak lama. Maka rasa gembiranya karena Allah sudah berkurang. Sama seperti tetangga saya yang punya mobil baru tadi. Lama-lama saya perhatikan mobilnya kurang diurus. Penyok pun dibiarkan. Alih-alih bergembira karena Allah, kegembiraan orang Kristen lama bergeser pada kegembiraan dengan berkat atau mukjizat yang Allah limpahkan. Perhatikan ilustrasi ini yang tepat menggambarkan kegembiraan tersebut. Kita punya pohon mangga sudah bertahun-tahun ditanam tetapi tidak berbuah. Pada saat kita merencanakan menebangnya, ternyata muncul bunga dan buah. Apa yang membuat kita gembira? Pohon atau buahnya? Buah. Kita bergembira karena buah itu. Sama halnya orang Kristen lama. Saya perhatikan orang Kristen lama bergembira karena berkat dan mukjizat Tuhan, tetapi jarang bergembira karena punya Tuhan Yesus.

Mari, kembali kepada kegembiraan kita yang mula-mula: gembira karena memiliki Tuhan Yesus sebagai Allah dan Juruselamat kita. Alihkan pandangan kita atas berkat dan mukjizat yang Yesus telah limpahkan, fokuslah hanya kepada diri-Nya. Itulah kegembiraan yang tertinggi.
(renunganhariankristen)

KEGEMBIRAAN TERTINGGI HANYA DIDAPATKAN DALAM DIRI ALLAH.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam keadilan dan kebenaran Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 19, 2017

Tenang, Yesus Menemanimu


Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. Mazmur 46:3-4


Bacaan Alkitab: Mazmur 46

Hidup itu seperti kapal yang sedang berlayar. Terkadang air tenang, tapi tak jarang angin bertiup ribut sampai berbuih airnya membuat kapal terombang-ambing. Namun demikian, selama ada Tuhan yang menemani di dalam kapal, seharusnya kita tidak perlu khawatir. Seperti yang dikatakan Daud dengan iman, Aku tak akan takut. Aku akan tetap tenang, sebab aku percaya Tuhan tak akan tinggalkan diriku.

Suatu malam hujan deras. Petir kilat menyambar. Anak bungsu saya teriak-teriak ketakutan di kamarnya karena kilat, akhirnya saya pindah kamar menemaninya. Begitu saya tidur di sampingnya ia langsung diam tenang. Padahal hujan masih besar lho.. Anak saya tenang karena ada saya menemani. Hal ini sedikit menampar saya. Kenapa? Sebelum menemaninya, saya sedang berdoa memohon agar badai segera berlalu. Saya mengeluh, Tuhan saya lelah sekali, kapan sih hujannya berhenti? Tuhan hentikan dong. Kenyataannya, anak saya tidur pulas meski hujan badai masih belum reda. Jadi situasinya sebetulnya tidak berubah, tetap hujan, namun karena ada yang menemani, anak saya merasa aman dan tenang.

Saat badai menerpa hidup kita, ada orang memfitnah, sakit penyakit datang, dan banyak tekanan lainnya, asal ada Tuhan menemani seharusnya kita tenang. Keberadaan Tuhan Yesus di samping kita sudahlah cukup membuat aman dan tenang. Selama kita hanya terfokus pada situasi sulit yang dihadapi, orang di sekeliling kita yang menyebalkan, itu membuat kita lelah, tertekan, dan frustrasi. Situasi dan orang di sekitar kita memang bisa melemahkan. Sebaiknya kita memilih fokus kepada Tuhan. Di situ ada sumber ketenangan dan kekuatan kita.

Ingatlah Tuhan saat sakit penyakit mendera, jangan fokus pada penyakitnya. Sembuh atau tidak sembuh, tidak jadi masalah, asal ada Yesus kita tenang. Ingatlah Tuhan saat anak-anak kita memberontak, saat ekonomi kacau, saat dikhianati, dan kondisi-kondisi merugikan lainnya. Ingat saja urusan kita hanya dengan Yesus, asal kita setia, tidak menyerah, dan tetap mau memandang-Nya maka upah kita di hadapan Tuhan Yesus terjamin dan diperhitungkan oleh-Nya.
(renunganhariankristen)

MESKI SITUASI MENEKAN DAN ORANG-ORANG MERESPONS BURUK TERHADAP KITA, TETAP TENANG SEBAB TUHAN YESUS ADA MENEMANI KITA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 17, 2017

Belajar dari Nehemia (3)


Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang maha besar dan dahsyat, berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah doa hamba-Mu yang sekarang kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan malam bagi orang Israel, hamba-hamba-Mu itu, dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel telah lakukan terhadap-Mu. Juga aku dan kaum keluargaku telah berbuat dosa. Nehemia 1:5-6


Bacaan Alkitab: Nehemia 1:1-11

Setelah mengetahui keadaan orang Yahudi yang tinggal di Yerusalem, Nehemia berkabung selama beberapa hari. Lalu ia berpuasa dan berdoa. Dalam doanya Nehemia mengakui dosa. Dosa siapa? Dosa bangsanya dan dosa dirinya. Di sini terlihat, ada pengakuan dan tidak menyalahkan Allah, tidak menyalahkan orang lain (mencari kambing hitam) tetapi ia mengakui dosa dirinya dan bahkan keluarganya juga.

Di dalam Yesaya 59:1-2 disebutkan bahwa salah satu penghalang doa kita adalah perbuatan jahat yang kita lakukan. Sewaktu kita melakukan kejahatan dan berdosa kepada Allah, maka Tuhan akan menyembunyikan diri dan tidak mendengar doa-doa kita. Karena itu, pengakuan dosa dalam doa itu penting dan perlu dilakukan agar doa kita tidak terhalang.

Saat berdoa kita perlu belajar mengakui dosa-dosa kita, jangan hanya bisa meminta. Jangan terjebak melakukan dosa melalui doa kita yaitu mengisinya dengan tuntutan saja, Tuhan sembuhkan,Tuhan pulihkan, Tuhan bukakan jalan, Tuhan saya minta ini dan minta itu.Lalu ketika doa kita tidak dijawab Tuhan, kita malah pundung, ngambek, bahkan ngamuk. Kalau begini, sudah aja nggak usah pakai doa-doaan ke Tuhan percuma tidak dijawab tuh! Ya bagaimana mau dijawab kalau kita salah berdoa. Kita pikir Tuhan itu mesin ATM-kah, yang tinggal kita tekan jumlahnya lalu keluar? Atau kita pikir Tuhan itu asistenkah, yang harus melayani dan menyiapkan segala keperluan kita?

Seringkali kita mengatur Tuhan dengan otak dan kehendak kita, seakan-akan kita mahakuasa, sehingga jalan jadi lurus, banjir jadi surut, sakit jadi sembuh. Hendaklah kita sadar, sebagai orang Kristen sejati sudah sepantasnya kita kenal Tuhan dan kenal diri, koreksi diri dan tahu diri. Wujud orang yang tahu diri adalah mau mengoreksi diri dan menyadari, ya Tuhan, ini semua terjadi karena saya sudah berdosa kepada-Mu.

Karena itu, selalu ingat untuk mengawali doa dengan permohonan ampun, akui semua kesalahan dan dosa kita serta dosa keluarga kita, dan Tuhan Yesus pun akan mendengar dan menjawab doa kita.
(renunganhariankristen)

PENGAKUAN DOSA YANG TULUS MEMBUKA PINTU JAWABAN DOA.

Selamat beribadah bersama keluarga kepada Tuhan,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 16, 2017

Belajar dari Nehemia (2)


Kata mereka kepadaku: Orang-orang yang masih tinggal di daerah sana, yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit, Nehemia 1:3-4


Bacaan Alkitab: Nehemia 1:1-11

Ketika Nehemia dalam keadaan nyaman di istana, datanglah Hanani, salah seorang sanak saudaranya bersama beberapa orang Yehuda. Nehemia bertanya tentang keadaan orang-orang Yahudi yang terluput dari penawanan dan tentang kota Yerusalem. Dan beritanya sangat menggoncang hatinya sehingga ia jadi susah. Bangsanya sedang dalam kesukaran besar.

Hanani menceritakan bagaimana orang-orang Yahudi dalam keadaan susah, tercela, dan dipermalukan akibat tembok kota Yerusalem terbongkar. Pada zaman itu, tembok adalah lambang kekuasaan, kekuatan, dan perlindungan. Ingat kisah tembok Yerikho? Tembok yang kokoh membuat musuh berpikir ulang kalau mau menyerang kota.

Menemui kesusahan ini, Nehemia tidak segera bertindak. Ia juga tidak segera minta pertolongan orang lain yang lebih kuat dan mampu. Ia duduk, menangis, dan berkabung selama beberapa hari, serta membawa semua perkaranya kepada Tuhan. Ia berpuasa dan berdoa di hadapan Allah sebagai tanda kesedihan kerohaniannya yang terdalam, bukan sekadar keprihatinan nasionalisme.

Nehemia datang kepada Tuhan terlebih dahulu, ini merupakan langkah rohaninya. Inilah wujud nyata iman dari seorang yang percaya kepada Tuhan. Waktu Nehemia tahu ada masalah yang pertama ia lakukan adalah berdoa. Kita dan saya datang ke gereja untuk beribadah karena kita mengaku percaya Tuhan khan? Izinkan saya bertanya, ketika kita tertimpa masalah berat, apa yang kita lakukan pertama kali? Waktu kita sakit terdiagnosa kanker ganas, waktu kita menghadapi masalah keuangan, studi, atau keluarga, siapa yang kita cari terlebih dulu? Dokter, teman atau orangtua? Adakah yang langsung datang mencari Tuhan terlebih dahulu?

Tuhan senang jika kita mengandalkan Dia. Jika kita menghadapi masalah, maukah kita membawa semua itu ke hadapan Tuhan dengan hati yang sungguh berharap akan pertolongan-Nya? Jangan mengutuki situasinya. Jangan menyalahkan orang lain. Tuhan Yesus menempatkan kita dengan suatu rencana agar kita menjadi berkat dengan memberikan sumbangsih yang berguna di dalam hidup kita.
(renunganhariankristen)

BUKAN ORANG, UANG ATAU KUASA YANG BISA MEMBERESKAN MASALAH KITA, HANYA YESUS YANG MAMPU MENUNTASKANNYA DENGAN SEMPURNA.

Selamat berakhir pekan bersama keluarga, dan siapkan diri utk pelayanan dan ibadah di Minggu besok,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 15, 2017

Belajar dari Nehemia (1)


Riwayat Nehemia bin Hakhalya. Pada bulan Kislew tahun kedua puluh, ketika aku ada di puri Susan. Nehemia 1:1


Bacaan Alkitab: Nehemia 1:1-11; Efesus 6:5-7

Nehemia berasal dari suku Yehuda, bangsa Israel, tetapi saat itu ia bekerja di luar Kanaan. Nehemia sedang mencari nafkah di luar negeri. Ia tinggal di istana Raja Artahsasta, di Puri Susan, daerah Persia. Raja ini bukanlah umat Tuhan. Lho kok bisa? Kenapa Nehemia bisa bekerja pada orang kafir? Karena pada saat itu Israel sedang dalam masa pembuangan. Mereka dibuang ke Persia sebagai hukuman Tuhan atas kekeraskepalaan dan kebebalan mereka.

Meski hidup di masa pembuangan, kondisi Nehemia makmur dan nyaman karena ia mendapat pekerjaan yang baik dan terhormat. Ia diangkat sebagai juru minuman raja, yang selalu bisa berada di dekat Raja Artahsasta. Tugasnya mencicipi minuman yang akan dihidangkan kepada raja, ini bukan pekerjaan sembarangan. Ia harus melalui berbagai tes untuk bisa berada di posisi tersebut, karena taruhannya nyawa sang raja. Nehemia mendapat kepercayaan posisi tersebut karena ia bisa membuktikan dirinya menjadi orang yang dapat dipercaya meski ia seorang asing bagi rajanya. Ia mendapatkan kedudukan yang tinggi, bergengsi, dan memperoleh fasilitas bagus. Sebuah karier yang gemilang.

Belajar dari teladan Nehemia, kita bisa berkaca untuk menjadi orang yang omongannya dapat dipegang, bekerja dengan serius dan tekun, sehingga orang tidak ragu memercayakan suatu tugas penting. Kalau diberi kepercayaan pegang uang, kurang dapat dipertanggungjawabkan, banyak selisih pada pelaporannya dan sebagainya. Tuhan sungguh tidak dapat dimuliakan melalui hidup kita jika berperilaku demikian. Sebaliknya, nama Tuhan sungguh bisa dimuliakan melalui orang yang punya pembukuan keuangan rapi dan dapat dipertanggungjawabkan. Ucapannya jujur dan tahu sopan santun dan berterima kasih, serta bersedia dan siap bekerja keras saat dibutuhkan.

Saudaraku, jadilah orang Kristen yang dapat dipercaya. Tunjukkan diri kita sebagai orang yang sungguh memuliakan Tuhan melalui pekerjaan yang Tuhan Yesus percayakan kepada kita. Saat kita melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh seakan pekerjaan itu dipersembahkan bagi Tuhan, maka Tuhan Yesus akan mengangkat derajat kita, seperti Dia mengangkat Nehemia.
( renunganhariankristen)

TUHAN YESUS TELAH MEMERCAYAKAN SEBUAH PANGGILAN DALAM HIDUP KITA. JALANKAN KEPERCAYAAN ITU SEBAGAI ORANG PERCAYA YANG DAPAT DIPERCAYA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 14, 2017

Aktif atau Pasif?


Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Lukas 6:49


Bacaan Alkitab: Lukas 6:46-49

Ada kalimat yang sering didengar orang Kristen saat beribadah: Berbahagialah orang yang mendengar, merenungkan, dan melakukan firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari . Sayangnya, ternyata tidak semua orang Kristen melakukan firman Tuhan. Banyak orang berseru nama Tuhan, tetapi tidak melakukannya (ay. 46).

Tuhan Yesus mengajarkan dua tipe pendengar. Pertama, Pendengar Aktif, yaitu jenis yang mendengar dan melakukannya. Sedangkan yang kedua adalah Pendengar Pasif, yaitu mereka yang mendengar tetapi tidak melakukannya. Kita mulai membahas dengan Pendengar Pasif. Yesus menyamakan pendengar ini seperti orang yang membangun rumahnya di atas pasir. Dasar yang lembek, rapuh, dan mudah digoyang sehingga sewaktu-waktu datang air bah yang luar biasa lebatnya, hasilnya rumah itu akan segera roboh. Yesus menyebutnya sebagai orang bodoh (Mat. 7:26). Selanjutnya adalah Pendengar Aktif, yaitu mendengar dan melakukannya, inilah yang Yesus kehendaki. Pendengar ini tahu apa yang paling penting ketika mendirikan rumah, apa yang dapat membuatnya tetap teguh berdiri. Sekalipun jenis masalahnya adalah sama yaitu air bah, kemudian datang banjir, tetapi hasil akhirnya berbeda dari keduanya. Yang satu berdiri kokoh, yang satu roboh dan rusak. Mana yang lebih penting, mendengar atau melakukan firman Tuhan?

Keduanya penting, kita tidak bisa melakukan tanpa mendengar, sebaliknya mendengar tanpa melakukan adalah sia-sia. Jadi mendengar dan melakukan firman adalah hal yang sama-sama penting dan saling terkait. Kalau hanya berhenti di telinga, tapi tidak turun ke hati dan diterapkan dalam hidup maka akan sia-sia.

Memori manusia sangatlah terbatas. Banyak hal yang kita lupakan, tetapi hal itu justru jarang mendorong kita untuk mendengarkan dan mencatat firman lebih sungguh lagi. Bukankah banyak khotbah yang telah kita dengar, kemudian jarang kita ingat dan lakukan? Kadang khotbah itu tertinggal digereja, keluar gedung gereja sudah amnesia, tidak ingat sedikit pun khotbahnya. Kalau sudah demikian, bagaimana berharap bisa melakukan firman Tuhan itu. Ujung-ujungnya tidak mengalami perubahan apa pun. Tuhan Yesus mau kita menjadi murid Kristen yang serius, bukan orang Kristen ikut-ikutan saja. Jadilah Pendengar Aktif.
(renunganhariankristen)

BUANGLAH SIFAT-SIFAT BURUK DALAM DIRI KITA DENGAN MEMBACA DAN MENERIMA FIRMAN TUHAN DI DALAM HATI

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 13, 2017

Dibuang Saja


Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Efesus 4:31


Bacaan Alkitab: Efesus 4:17-32

Menjelang akhir tahun, kita sering melihat iklan bertuliskan CUCI GUDANG di banyak mal. Kegiatan ini bertujuan untuk menghabiskan stok barang-barang lama di gudang dan menggantinya dengan yang baru. Para pengusaha tahu bahwa stok barang yang lama harus segera dikosongkan. Yang masih bisa dijual mereka jual murah dan kalau tidak laku mereka bagikan secara cuma-cuma. Karena apa? Karena kalau terus disimpan tidak berguna. Model sudah ketinggalan zaman dan tidak laku lagi di pasaran. Dan karena tidak berguna maka dibuang saja, itu hanya membuat sesak gudang.

Disadari atau tidak, orang Kristen pun suka menyimpan hal-hal yang tidak berguna. Apa itu? Sifat kemarahan, iri hati, kebencian. Semua itu tidak ada gunanya disimpan, bikin sesak dan buat pahit hidup kita.

Sifat benci, marah, dan iri hati adalah tiga sekawan yang lahir dari kemelekatan pada ego atau keakuan yang besar. Bila ketiganya ini dimiliki oleh seseorang maka jadilah ia seorang yang paling menderita karena ketegangan dan frustasi. Rasa benci adalah pembunuh kegembiraan dan ketenangan paling besar di dalam hati. Iri hati akan membuat orang berpusat pada memen- tingkan diri sendiri sebagai manifestasinya. Iri hati akan membawa dosa-dosa mendasar lainnya, yang menularkan kejahatan. Contoh, Kain membunuh Habel, adiknya, awalnya karena iri hati. Amarah juga kerap merugikan. Ayat 26 mengingatkan kita untuk waspada, jika kita pagi-pagi telah marah di rumah diteruskan di jalan, di kantor/sekolah sampai sore hari masih menyimpan kemarahan, ini mengakibatkan dosa. Solusinya? Menerima firman Tuhan dengan hati lemah lembut karena hanya firman-Nya yang dapat meredakan kita dari amarah, kejengkelan, dan menyingkirkan semua perkara tidak baik yang tersimpan di dalam hati.

Alkitab katakan buanglah.. semua hal buruk yang ada dalam diri dan kebiasaan kita. Kenapa harus dibuang? Karena itu tidak ada gunanya, tidak ada untungnya menyimpan semua. Semua sifat itu justru merugikan sesama juga diri sendiri. Buanglah sifat-sifat ini secara rutin, agar hati kita bersih dan isilah dengan hal-hal baru maka Tuhan Yesus akan membuat segar hidup kita.
(renunganhariankristen)

BUANGLAH SIFAT-SIFAT BURUK DALAM DIRI KITA DENGAN MEMBACA DAN MENERIMA FIRMAN TUHAN DI DALAM HATI.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 12, 2017

Berhala Modern

Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala. Kolose 3:5


Bacaan Alkitab: Kolose 3:5-11

Tuhan tidak menginginkan umat Allah menyembah sesuatu lebih dari-pada kepada diri-Nya. Ketika orang Israel hendak memasuki Tanah Perjanjian, yaitu Tanah Kanaan yang ditinggali oleh bangsa-bangsa penyembah berhala, Tuhan menegaskan, Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku (Kel. 20:3). Lebih lanjut Tuhan juga menyatakan bahwa jangan membuat patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit, di bumi, di dalam air dan sujud menyembah atau beribadah kepadanya (Kel. 20:4-5).

Di dalam jemaat Kolose, Paulus pun menegur keras orang-orang Kristen yang masih hidup dengan cara hidup lama. Mereka sudah menjadi orang percaya tetapi masih hidup secara duniawi. Hidup tidak mengutamakan Tuhan tetapi mengutamakan diri mereka sendiri. Paulus melihat segala sesuatu yang diutamakan lebih daripada Tuhan adalah penyembahan berhala; dalam kasus jemaat Kolose, mereka mengutamakan hal duniawi, yaitu percabulan, hawa nafsu, nafsu jahat, dan keserakahan.

Peringatan ini juga menjadi teguran bagi kita yang hidup pada masa kini.

Tanpa sadar kita juga sudah menjadi penyembah-penyembah berhala. Jika kita lebih banyak menghabiskan waktu, uang, dan energi kita demi sesuatu yang kita senangi lebih daripada Tuhan, maka sesuatu itu sudah menjadi berhala bagi kita. Sesuatu itu bisa berupa hobi, pekerjaan, gawai, keluarga atau bahkan tubuh kita sendiri. Inilah yang disebut berhala modern. Berhala modern hadir bukan dalam rupa patung yang kepadanya kita sujud menyembah, tetapi hadir dalam pikiran dan kehendak akan sesuatu yang menguasai diri kita.

Hendaklah kita saat ini mengoreksi diri, apakah yang sudah kita utamakan lebih daripada Tuhan Yesus? Apakah yang membuat kita bisa mengorbankan waktu ibadah dan saat teduh kita kepada Yesus? Kegiatan apa yang kita lebih utamakan daripada membaca Alkitab? Untuk apakah kita berani menghabiskan uang kita? Jika ada sesuatu yang mengalihkan fokus utama kita kepada Tuhan, bertobatlah! Jangan biarkan segala sesuatu dalam dunia ini menjauhkan kita dari Yesus. Namun justru sebaliknya, apa yang kita miliki, pakailah untuk memuliakan Tuhan Yesus.
(renunganhariankristen)
WASPADALAH! BERHALA MODERN HADIR BUKAN DALAM RUPA PATUNG, TETAPI SEGALA SESUATU YANG MENGALIHKAN FOKUS UTAMA KITA KEPADA YESUS.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 11, 2017

Terbiasa Baca Kitab Suci


Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. 2 Timotius 3:15


Bacaan Alkitab: 2 Timotius 3:10-17

Rasul Paulus mengingatkan Timotius bahwa sejak kecil ia dididik oleh nenek dan ibunya untuk mengenal Tuhan melalui Kitab Suci. Setelah pengenalan akan Tuhan bertumbuh, pengalamannya bersama Tuhan pun semakin banyak. Paulus ingin Timotius tetap berpegang pada Kitab Suci, yang sudah banyak mengajar dirinya sehingga pengetahuannya akan Allah semakin baik. Kitab Suci-lah yang mengoreksi kesalahan-kesalahan sehingga ia bertumbuh semakin sempurna. Kitab Suci juga yang mendidiknya sehingga bisa hidup dalam kebenaran (ay. 16).

Teman teman, tahu nggak selama ini kita sering berdoa supaya Tuhan membimbing, minta Dia mengubahkan hidup kita. Namun, semua itu seperti penghias bibir belaka karena nyatanya kita sama sekali tidak suka dan tidak membiasakan diri untuk membaca Kitab Suci. Sebenarnya, ketika kita sungguh belajar Alkitab maka doa-doa kita akan berubah. Kesalahan-kesalahan kita akan dikoreksi dan hidup kita diubahkan menjadi semakin sempurna serta seturut dengan kebenaran. Jadi tidak cuma ucapan di bibir saja. Mintakan hikmat dan tuntunan Tuhan melalui pembacaan kita. Sewaktu kita sungguh mencintai dan membaca dengan benar firman Tuhan maka kita akan tahu mana yang boleh mana yang tidak, mana yang Tuhan kehendaki mana yang Tuhan benci.

Kalau kita benar anak-anak Tuhan, maka kita akan melangkah sesuai dengan tuntunan firman-Nya. Di mana pun, orangtua pasti menurunkan gen bawaan kepada anaknya. Maka selalu akan ada kemiripan antara orangtua dengan anak. Sebagai anak-anak Tuhan, cara berpikir, cara merespons, dan cara bersikap kita akan sesuai dengan Alkitab dan pasti ada kemiripan dengan karakter Allah. Ini termasuk misalnya dalam hal berpakaian. Baju-baju kesempitan, kekurangan bahan, tentu bukan menjadi sesuatu yang harus diperdebatkan lagi yaa Juga dalam hal cara makan. Makanan berlemak, jeroan, seafood dan segala macam makanan berbahaya tentu bukan lagi menjadi godaan lagi toh.

Hayo, biasakan membaca Kitab Suci. Hormati Tuhan dan kasihilah Dia dengan cara mulai mengasihi firman-Nya. Mohonkan kepada Allah melalui firman-Nya, mengubahkan karakter kita sehingga semakin hari semakin ada kemiripan dengan Tuhan Yesus.
(renunganhariankristen)

KEBIASAAN MEMBACA KITAB SUCI MENGUBAHKAN KEBIASAAN BURUK KITA SEMAKIN SERUPA DENGAN KEBIASAAN YESUS KRISTUS.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 10, 2017

Menyaksikan Kemuliaan Allah


Aku datang untuk mengumpulkan segala bangsa dari semua bahasa, dan mereka itu akan datang dan melihat kemuliaan-Ku. Yesaya 66:18b


Bacaan Alkitab: Matius 28:16-20

Alat penggenap tujuan mulia yang disampaikan pada ayat emas ini adalah penginjilan. Melalui penginjilan setiap orang dari berbagai bangsa dan bahasa meskipun berbeda status dalam masyarakat, memiliki hak dipanggil dan menyaksikan kedahsyatan kemuliaan Tuhan. Misio Dei, Misi Allah adalah kasih yang mencari. Allah terus mencari siapa yang bisa ditolong, diselamatkan, dan dimenangkan. Allah ingin manusia melihat dan mengalami kemuliaan Tuhan.

Allah mengutus siapa? Misi Allah tidak hanya dipercayakan kepada Yesaya atau kedua belas murid Yesus saja. Orang-orang dari segala bangsa itulah yang Allah pilih dan jadikan imam untuk memberitakan kedahsyatan kemuliaan-Nya kepada manusia dari segala bangsa (ay. 19-20, bdk. Yes. 66:19). Bila akhirnya musim menuai orang percaya tiba, persembahkanlah hasil tuaian itu sebagai korban sajian yang harum yang berkenan kepada Tuhan.

Apa itu Injil? Pertama, Injil adalah kekuatan Allah. Beritakanlah kekuatan-Nya yang mampu mengalahkan maut dan dosa, serta segala setan dan kuasa jahat. Kekuatan yang memerdekakan jiwa yang terbelenggu, melegakan mereka yang dahaga, menguatkan yang lemah, memberi kebahagiaan bagi yang sengsara, memulihkan mereka yang terluka dan pahit hidupnya, dan masih banyak lagi. Semua bisa datang kepada Kristus, sumber kekuatan Allah yang sanggup menolong kita.

Kedua, Injil adalah salib Kristus. Salib pembuka jalan atas segala bahagia dan sukacita. Salib yang menyelamatkan jiwa dan menghantar kita ke sorga.

Salib lambang kasih yang membebaskan. Salib itulah yg kita beritakan dan saksikan. Datanglah pada salib-Nya, Dia akan nyatakan segala kasih-Nya kepada kita. Jika kita tak sanggup lagi, Yesus mau angkat beban yang menindih hidup kita.

Saudaraku, sampaikankan kabar tentang betapa besar kasih Tuhan Yesus kepada diri kita. Saksikanlah kekuatan Tuhan yang sudah kita alami dan salib Kritus yang telah mengubah hidup kita. Jangan sampai kita melakukan begitu banyak kegiatan pelayanan atas nama misi, tetapi mengabaikan penginjilan pribadi, bisa jadi kitalah calon yang akan terkejut seperti dalam Matius 7:21-23. Yesus rindu menyelamatkan jiwa, masakan kita pengikut-Nya mengabaikannya?
(renunganhariankristen)

SETIAP ORANG DIUNDANG HADIR MENYAKSIKAN KEMULIAAN ALLAH. ITULAH UNDANGAN MISI YANG HARUS KITA SAMPAIKAN KEPADA SETIAP PRIBADI.

Selamat melayani dan beribadah bersama keluarga kepada Tuhan,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 09, 2017

Cinta yang Mengubahkan


Tak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seseorang yang menyerahkan nyawanya bagi sahabat-sahabat-Nya. Yohanes 15:13


Bacaan Alkitab: Yohanes 15:9-17

Bunda Teresa dari Kalkuta mengatakan, Jika engkau mencintai begitu rupa sampai engkau terluka, maka tak akan ada lagi luka, melainkan hanya ada lebih banyak lagi cinta. Pernyataan ini sama seperti yang dilakukan Tuhan Yesus.

Yesus mencintai hingga berdarah-darah bahkan sampai mati disalib. Sebuah cinta yang menghasilkan buah-buah kasih nyata yang mengubah hidup kita dan saya, sekalipun harganya adalah pengorbanan dan penyangkalan diri. Harga sebuah cinta indah yang telah dibayar lunas oleh darah mahal Kristus di atas kayu salib. Cinta Yesus adalah cinta sejati yang selalu pengertian bukan terus curiga, cinta yang memerdekakan bukan menjajah dan mengekang. Cinta yang membuat yang dicintai merasa lega dan bahagia bukan merasa terkekang dan hidup tertekan dalam penyesalan. Cinta yang menerima apa adanya bukan yang selalu menuntut.

Jika saya pada waktu itu berada di tempat Yesus diadili dan disalibkan, apa yang akan saya rasakan? Apa yang akan saya perbuat? Jika saya hanya menangis dengan pedih seperti wanita-wanita Yerusalem yang menangisi Yesus di jalan sengsara-Nya menuju Kalvari dan berhenti hanya sampai di situ, maka kesedihan cinta tidak akan membuahkan sesuatu yang besar. Namun, bila kesedihan cinta itu disertai dengan sikap membuka diri terhadap karya Allah untuk mengubah saya, memercayai-Nya sepenuhnya, dan bertobat dengan sungguh-sungguh serta mengakui dengan rendah hati dosa-dosa saya, maka saya siap dibentuk dan dijadikan baru.

Cinta yang berbalas memunculkan hidup yang baru dan membuka banyak kemungkinan. Cinta Tuhan kepada manusia yang dibalas dan ditanggapi dengan cinta pengorbanan tulus manusia bagi Tuhan dan sesama, membuat cinta itu berbuah dan memberi hidup.

Saudaraku, Tuhan Yesus mencintai kita, Dia ingin menyertai kita dalam mengarungi hidup supaya lebih berarti. Untuk kita yang tertekan, terpenjara, tak berkembang, dan terjajah, saya ingin doakan supaya cinta sejati Tuhan Yesus menghampiri kita! Saya doakan supaya Dia membalut luka hati kita, karena cinta yang kita dapati selama ini bukanlah cinta, itu hanyalah egoisme tinggi berselimut cinta.
(renunganhariankristen)

CINTA SEJATI YESUS MENGUBAHKAN DAN MEMBENTUK DIRI KITA YANG BARU.

Selamat berakhir pekan bersama keluarga dan siapkan diri utk pelayanan dan ibadah pada Minggu besok.
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 08, 2017

Dahsyat dan Ajaib


Bacaan Alkitab: Mazmur 139:13-24

Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Mazmur 139:14


Frasa Ibrani, noraot nifleti (kejadianku dahsyat dan ajaib) memberi rujukan biblikal bahwa manusia bukan makhluk yang ada dengan sendirinya akibat proses evolusi makro bermiliar-miliar tahun. Sebaliknya, manusia ada dengan sebuah desain dan desain itu sangat dahsyat dan ajaib. Desain itu disematkan dalam DNA, yaitu informasi yang tertanam dalam sel tubuh manusia. Bill Gates, pendiri Microsoft, berkomentar, DNA adalah seperti software komputer, hanya jauh lebih kompleks daripada software apa pun yang pernah dibuat manusia.

Kejadian manusia yang dahsyat dan ajaib, lebih rumit dari semua perangkat yang pernah diciptakan oleh manusia, bahkan lebih sulit dimengerti oleh pikiran manusia. Manusia hanya bisa berkata kagum, Sungguh hebat karya Desainer Sorgawi kita, jika melihat tubuh manusia! Tubuh manusia itu organisme yang paling kompleks dan unik di dunia.

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, syukurilah hidup karena Anda dan saya ada bukan karena suatu kesalahan. Karena hari-hari kita ada tertulis dalam kitab-Nya (ay. 15-16). Kita dijadikan Allah tentu bukan kebetulan saja. Dia memiliki rancangan hari depan penuh harapan bagi kita, sebuah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan. Kita hanya perlu percaya dan taat mengarungi jalan rancangan-Nya.

Karena kita diciptakan begitu dahsyat dan ajaib, ada beberapa hal yang patut kita yakini:

(1) Tuhan paling mengenal diri kita. Dia mengerti seluk beluk kehidupan kita, juga semua yang ada di dalam tubuh kita. Datanglah kepada-Nya untuk semua persoalan yang berkaitan dengan tubuh. Tak ada dokter yang bisa mengerti sistem dan kinerja seluruh sel yang ada di dalam tubuh manusia. Tuhan sangat menghargai kita sebagai mahakarya-Nya.

(2) Tuhan paling mengenal masa depan kita. Jangan hanya melihat awan gelap di depan kita karena di balik awan ada mentari yang cerah. Percayakan masa depan kita kepada-Nya.

Saudaraku, Tuhan Yesus tahu waktu kita susah, waktu kita letih, waktu kita bertanya-tanya apa yang sebenarnya sedang terjadi. Yesus sangat mengerti diri kita dan Dia ada di dekat kita.
(renunganhariankristen)

MANUSIA DICIPTAKAN SEBAGAI MAHAKARYA TUHAN YANG DAHSYAT DAN AJAIB, TAKKAN DIA MENELANTARKAN DAN MEMBUANGNYA BEGITU SAJA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 07, 2017

Tuhan Bekerja Dalam Segala Sesuatu


Baca: Roma 8:28-30

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma 8:28)


Setiap orang pasti memiliki pengalaman hidup beraneka ragam: mulai dari yang menyenangkan, indah, manis, sampai kepada yang pahit, getir dan menyakitkan. Banyak di antara kita ketika dihadapkan pada pengalaman-pengalaman hidup yang tidak mengenakkan (masalah, ujian, kegagalan, penderitaan, tekanan, kesengsaraan, sakit-penyakit, krisis dan sebagainya) cenderung memiliki respons negatif: kecewa, putus asa, marah, mengeluh dan bersungut-sungut.

Sikap-sikap yang demikian justru akan menjadi musuh terbesar dan penghalang utama kita berjalan dalam tujuan Tuhan bagi hidup kita. Padahal, adakalanya Tuhan memakai peristiwa-peristiwa yang menurut penilaian kita sebagai hal yang buruk tersebut sebagai cara dan sarana untuk membentuk, mempersiapkan dan menggenapkan rencana-Nya.

Ayat nas menyatakan bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu. Kata "segala sesuatu" berarti segala situasi dan kondisi, termasuk hal-hal yang buruk dan tidak mengenakkan sekalipun. Karena itu penting sekali kita belajar memahami cara Tuhan bekerja, karena Ia tidak pernah menjanjikan bahwa hidup orang percaya itu bebas dari masalah. Ingat! Tanpa melewati ombak dan gelombang tidak akan pernah dihasilkan seorang nahkoda yang handal! Justru di balik masalah selalu ada maksud dan rencana Tuhan yang indah, salah satunya adalah untuk menarik kita semakin mendekat kepada-Nya dan belajar bergantung kepada-Nya.

Jika masalah, ujian atau penderitaan itu seijin Tuhan, hal itu pasti akan mendatangkan kebaikan bagi kita. "...sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa. Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula." (Ayub 5:17-18). Sebaliknya jika segala sesuatunya berjalan dengan baik dan mulus seringkali membuat kita terlena, iman pun tidak bekerja secara maksimal.
(renunganhariandanilustrasi)

"...bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan." (Roma 5:3-4)

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 06, 2017

Mengenal Kasih Allah


Bacaan Alkitab: Efesus 3:1-21

Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Efesus 3:18


Konteks perikop hari ini bercerita tentang jemaat Efesus yang sedang bertumbuh secara iman, tiba-tiba terguncang imannya. Mereka seperti anak ayam kehilangan induk karena Rasul Paulus, pemimpin sekaligus pengajar mereka, ditangkap dan dipenjarakan. Paulus dipenjarakan sebagai risiko memberitakan Injil kepada orang-orang non Yahudi.

Mengetahui iman jemaat goncang, Paulus yang harusnya banyak dihibur dan dikuatkan serta didoakan oleh jemaat justru sebaliknya menguatkan dan mendoakan jemaat. Dalam ayat 14, Paulus sujud berdoa (Alkitab bahasa Inggris: I kneel atau I bow my knees), mengambil posisi berlutut, padahal pada zaman itu posisi berdoa yang umum adalah berdiri (Luk. 18:11, 13). Posisi berdoa Paulus ini menunjukkan sikap hatinya yang memohon dengan sungguh kepada Tuhan. Ya, posisi tidak menentukan hasil doa, melainkan mencerminkan kesungguhan hati kepada Tuhan.

Mengapa Paulus begitu sungguh mendoakan jemaat Efesus? Pertama, Paulus ingin menjelaskan bahwa mengikut Tuhan itu bukan berarti hanya mendapatkan berkat, tetapi juga berarti menyangkal diri dan memikul salib. Paulus menekankan bahwa sebagai orang yang beriman kepada Kristus bukan berarti tidak ada tantangan dan masalah. Tantangan akan selalu ada maka bersiaplah menghadapinya.

Kedua, Paulus juga mengingatkan bahwa orang yang percaya kepada Kristus memiliki jalan masuk kepada Allah (ay. 12). Ini perlu mereka yakini dengan suatu keberanian karena itu mereka tidak boleh tawar hati (ay. 13). Paulus berkata bahwa kesesakan yang dialami dirinya adalah kemuliaan bagi jemaat Efesus, artinya Allah mengizinkan ia mati bagi orang-orang non Yahudi dan bagi jemaat, itu karena mereka sangat berharga dan mulia di mata Allah.

Bagaimana dengan kita? Jangan hanya merasa susah dan sulit sehingga menghindar dari tanggung jawab untuk memedulikan rekan-rekan sepelayanan dan teman-teman yang belum mengenal Yesus. Jadilah alat Tuhan yang menguatkan dan meneguhkan iman orang-orang yang dikirim oleh-Nya. Tuhan Yesus sangat memandang mulia mereka, Dia begitu mengasihi mereka. Tugas kita adalah menyampaikan kabar supaya mereka mengenal kasih Yesus, kasih yang ingin menjangkau dan menyelamatkan mereka.
(renunganhariankristen)

SETIAP ORANG BEGITU MULIA DAN BERHARGA DI HADAPAN TUHAN YESUS, DIA INGIN MENYAMPAIKAN KASIH ALLAH ITU MELALUI KITA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam kebenaran dan kekudusan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 05, 2017

Korban Undang-Undang


Bacaan Alkitab: Daniel 6:13-19

Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja _ Daniel 3:17


Titah raja mendapatkan kekuatan hukum apabila disahkan dalam Undang-undang sehingga keputusan raja menjadi hukum tetap (inkracht van gewijsde) yang berlaku pada setiap orang di wilayah kekuasaannya (13). Daniel merupakan salah satu korban dari kekuasaan yang semena-mena karena hak asasinya untuk beribadah diberangus oleh Raja Darius.

Dengan siasat licik, para musuh Daniel menjeratnya dengan hukuman mati. Mereka memanfaatkan titah raja sebagai alat tuntutan agar hukum ditegakkan atas semua orang tanpa tebang pilih (14). Hal ini menimbulkan kekagetan dan kesedihan raja. Di satu sisi, ia kaget karena dirinya telah masuk dalam perangkap. Di sisi lain, Daniel adalah abdi dan salah satu dari pejabat tinggi negeri yang terbaik (15a, 16). Sebagai raja yang bijak, Darius berusaha mencari cara agar Daniel dibebaskan (15b). Namun, titah raja tidak dapat diubah. Mereka mendesak agar Darius mengeksekusi Daniel demi tegaknya wibawa raja dan kerajaan Media. Dengan demikian, Darius harus konsekuen dengan keputusan yang telah dibuatnya, walaupun hal itu melanggar prinsip keadilan. Mau tidak mau, Darius harus melakukan ketidakadilan tersebut untuk menyenangkan banyak pihak agar ia dipandang sebagai raja yang bijaksana dan adil tanpa pandang bulu.

Sebelum hukuman dijalankan, Darius memberikan pesan dan dukungan moril kepada Daniel bahwa yang dapat menyelamatkannya saat ini hanyalah Allah Israel (17). Yang menarik di sini adalah ucapan Raja Darius bukan basa-basi belaka. Hal itu dibuktikannya dengan berpuasa semalam-malaman. Saking gelisahnya, Darius tidak bisa makan dan tidur atas nasib yang menimpa Daniel (19).

Semakin licik seseorang, semakin pintar dirinya menyamarkan kejahatannya dengan kedok hukum. Tidak demikian dengan orang yang takut akan Allah yang hidup dalam kebaikan, keadilan, dan kejujuran. Sering kali mereka dimanipulasi orang lain. Apabila melihat atau menghadapi situasi seperti itu, apa respons kita? Berdiam diri saja tidak membuat keadaan lebih baik. [WSP]
(santapanrohani)

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 04, 2017

Nekho sebagai Corong Suara Allah


Bacaan Alkitab: 2 Tawarikh 35:20-24

Ia tidak mengindahkan kata-kata Nekho, yang merupakan pesan Allah, lalu berperang di lembah Megido. 2 Tawarikh 35:22b

Yosia adalah raja yang baik. Dalam usia muda, ia mulai mencari Allah. Pada usia dua puluh tahun ia memelopori reformasi iman di kerajaan Yehuda. Ia menghancurkan penyembahan berhala dan membawa rakyatnya kembali pada ketaatan akan firman Allah. 2 Tawarikh 34 sampai 2 Tawarikh 35:19 mencatat segala prestasi Yosia.

Namun, akhir hidup Yosia kurang elok. Ia mati dalam peperangan yang sebenarnya tidak perlu melibatkannya. Raja Mesir, Nekho, hendak berperang melawan Babel di Karkemis. Yosia malah keluar menghadapinya. Nekho lalu mengirim utusan yang menyatakan penolakan Nekho berperang melawan Yosia. Tidak main-main, Nekho bahkan mengatakan bahwa penolakannya itu didasari perintah Allah (yang adalah Allah Yosia) sendiri. Bahwa kata-kata Nekho merupakan pesan Allah ditegaskan oleh penulis kitab Tawarikh (2Taw. 35:22). Sayangnya, Yosia tidak mendengarkan suara Allah yang disampaikan oleh Nekho. Ia tetap berperang dan akhirnya tewas di usia baru tiga puluh sembilan tahun.

Yosia mengajari kita salah satu hal penting, yaitu pentingnya kepekaan terhadap suara Allah. Allah dapat berbicara melalui nabi-Nya, namun juga dapat melalui musuh Allah. Yosia mendengarkan nubuat yang disampaikan Nabiah Hulda (2Taw. 34:14-33) tetapi tidak mendengarkan firman Tuhan yang disampaikan Nekho. Memang, tentu lebih mudah untuk menerima firman yang disampaikan seorang nabi atau nabiah daripada seorang musuh.

Tidak semua ucapan lawan pasti salah. Sebaliknya, tidak semua ucapan kawan pasti benar. Kita harus berdoa kepada Tuhan agar diberi hikmat untuk membedakan manakah suara Allah dan manakah yang bukan suara Allah.

Jangan mudah terbawa emosi. Jangan cepat menganggap bahwa kabar baik atau yang menyenangkan telinga kita itu pasti benar dan sebaliknya, kabar buruk itu pasti salah. Ebiet G. Ade, penyanyi tahun 1980-an mengatakan dalam salah satu lagunya: Jangan lihat siapa bicara, tetapi dengar apa katanya.

Ah, andaikata Yosia sempat mendengarkan lagu Ebiet, mungkin ia tidak akan mati di usia semuda itu.
(renunganhariankristen)

TUHAN YESUS BISA MEMAKAI KAWAN ATAU LAWAN UNTUK MENYAMPAIKAN FIRMAN-NYA. MINTALAH HIKMAT UNTUK MEMBEDAKANNYA.

Selamat beraktivitas,
Tetaplah hidup dalam keadilan dan kebenaran Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

December 03, 2017

Bukan Hati Tidak Penting


Bacaan Alkitab: Maleakhi 3:3-12

Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Maleakhi 3:10

Tuhan mengukur hati kita dengan angka. Ya, tentu kita telah banyak belajar bahwa Tuhan mengukur hati kita dari perbuatan kita. Namun hari ini, kita akan belajar bagaimana Tuhan juga mengukur hati kita dengan angka. Suka-tidak-suka, siap-tidak-siap, Alkitab berkata bahwa Tuhan mengukur hati kita dengan ukuran tertentu.

Hukum persepuluhan adalah cara Tuhan mengukur hati kita. Kebutuhan rumah Tuhan adalah tanggung jawab seluruh umat Tuhan. Mendukung pelayanan rumah Tuhan adalah bagian dari setiap orang percaya. Perpuluhan yang Tuhan perintahkan adalah keadilan Tuhan.

Perhatikan baik-baik bahwa Tuhan tidak pernah memerintahkan satu orang tertentu yang banyak hartanya untuk mencukupi seluruh kebutuhan rumah Tuhan. Sebaliknya, Tuhan juga tidak pernah mendesak orang-orang berkekurangan untuk memaksa diri berkorban sampai mati untuk mendukung pelayanan di Bait Allah. Peraturan persembahan yang Tuhan ajarkan bisa berupa sapi, domba, kambing atau burung sesuai dengan kemampuan jemaat Tuhan (Im. 1).

Bagaimana Tuhan mengatur kecukupan bagi gereja Tuhan? Dia memerintahkan persembahan persepuluhan! Tuhan memberkati kita dan Dia meminta sepersepuluh dari segala penghasilan kita untuk rumah Tuhan. Ini sebuah perintah yang bernilai harus, bukan optional. Tuhan sangat serius dalam hal ini. Dia bahkan menyebut mereka yang tidak memberi persembahan sepersepuluh sebagai penipu, pencuri, dan perampok Tuhan.

Dia memberikan ukuran yang adil bagi semua orang dengan ukuran sepersepuluh dari segala penghasilan kita. Dengan ukuran inilah Tuhan yang mengukur hati kita. Dengan matematika ini, mereka yang menurut ukuran dunia kaya bisa jadi justru selalu memberikan yang paling sedikit. Dan mereka yang disebut miskin bisa jadi memberikan jauh lebih banyak daripada mereka yang kaya (Luk. 21:3-4).

Demikianlah dalam memberikan persembahan kepada Tuhan bukan hati tidak penting, tetapi ada ukuran tertentu yang Tuhan tuntut untuk menilai kesungguhan hati kita. Belajarlah taat untuk memberi perpuluhan dari setiap penghasilan kita karena dari sanalah sebetulnya hati kita diuji, apakah kita lebih mengasihi kekayaan atau Tuhan Yesus?
(renunganhariankristen)

UKURAN YANG TUHAN BERIKAN DALAM HAL MEMBERI PERPULUHAN ADALAH ADIL BAGI SETIAP ORANG.

Selamat beribadah bersama keluarga kepada Tuhan,
Tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan,
Tuhan Yesus memberkati!

Santapan Rohani Our Daily Bread Ministries

BACA RENUNGAN - ARTIKEL LAINNYA